PLTS

PLTS Batu Kajang: Langkah Nyata Menuju Operasional Energi Bersih

PLTS Batu Kajang: Langkah Nyata Menuju Operasional Energi Bersih
PLTS Batu Kajang: Langkah Nyata Menuju Operasional Energi Bersih

JAKARTA - Kalimantan Timur kembali mencatat tonggak penting dalam upaya transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Di Batu Kajang, Kabupaten Paser, sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 360 kilowatt (kW) resmi beroperasi dan menjadi penanda seriusnya dunia industri dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Kehadiran pembangkit ini diharapkan mampu membawa perubahan besar, tidak hanya bagi efisiensi operasional perusahaan, tetapi juga terhadap kualitas lingkungan di sekitar wilayah tersebut.

PLTS yang berdiri di atas lahan sekitar 8.000 meter persegi ini dibangun dengan teknologi modern. Sebanyak 1.420 unit photovoltaic (PV) dipasang dan diperkuat oleh lima unit inverter dengan total kapasitas listrik mencapai 1.008 kilowatt peak (kWp). Tak hanya menghasilkan energi, sistem ini juga dilengkapi empat unit Battery Energy Storage System (BESS) yang mampu menyimpan energi hingga 860 kilowatt hour (kWh). Kehadiran BESS menjadikan pasokan listrik lebih stabil, sehingga kebutuhan energi di lingkungan operasional dapat terpenuhi tanpa gangguan berarti.

Pembangunan proyek ini merupakan hasil kerja PT Kideco Jaya Agung (Kideco), anak perusahaan PT Indika Energy. Seluruh listrik yang dihasilkan ditujukan untuk kepentingan operasional perusahaan. PLTS ini dirancang mampu beroperasi selama 10 jam per hari, tepatnya dari pukul 07.00 hingga 17.00 WITA, dengan beban listrik penuh sebesar 360 kW yang seluruhnya dipasok melalui sistem tenaga surya.

Direktur Utama Indika Energy, Azis Armand, dalam peresmian proyek tersebut menyampaikan bahwa pembangunan PLTS menjadi bagian dari transformasi besar perusahaan dalam mengarahkan bisnis ke arah energi hijau. Ia menekankan bahwa proyek ini tidak hanya sekadar investasi jangka pendek, melainkan strategi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan operasional.

“Pembangunan PLTS ini bukan hanya langkah strategis untuk mendukung target dekarbonisasi, tetapi juga komitmen perusahaan dalam mendorong praktik operasional yang berkelanjutan,” ungkap Azis.

Pernyataan tersebut mempertegas tekad Indika Energy untuk memperluas portofolio energi bersihnya. Dengan terus mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, perusahaan ingin memperlihatkan bahwa industri dapat berperan besar dalam mendukung target nasional menurunkan emisi gas rumah kaca.

Sejalan dengan hal itu, Direktur Utama Kideco, Mohammad Kurnia Ariawan, menambahkan bahwa pembangunan PLTS di Batu Kajang merupakan langkah nyata dalam menghadirkan kegiatan pertambangan yang lebih ramah lingkungan. Ia menilai, efisiensi energi dapat sejalan dengan kepedulian terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.

“PLTS ini menjadi bukti nyata bahwa efisiensi energi dan tanggung jawab lingkungan dapat berjalan beriringan. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan operasional sekaligus memperkuat kontribusinya terhadap agenda keberlanjutan nasional,” ujarnya.

Selain kontribusi terhadap kelestarian lingkungan, PLTS Batu Kajang juga menghadirkan manfaat langsung dari sisi penghematan biaya operasional. Dengan kapasitas yang ada, pembangkit ini diproyeksikan mampu mengurangi penggunaan bahan bakar hingga Rp 250.000 hingga Rp 350.000 liter per tahun. Penghematan ini bukan hanya berarti penurunan biaya, melainkan juga pengurangan signifikan emisi karbon yang sebelumnya dihasilkan dari konsumsi bahan bakar fosil.

Bagi Kideco, proyek ini menjadi momentum penting dalam perjalanan perusahaan untuk lebih adaptif terhadap tuntutan zaman. Dunia usaha kini tidak lagi hanya dinilai dari profit semata, tetapi juga dari sejauh mana kontribusinya terhadap lingkungan dan keberlanjutan energi. PLTS Batu Kajang menjadi salah satu bentuk jawaban atas tantangan itu, di mana inovasi energi bersih diterapkan langsung dalam mendukung kegiatan operasional.

“Inisiatif ini diharapkan dapat menurunkan emisi karbon secara signifikan, serta membuka jalan bagi pengembangan proyek energi baru terbarukan lainnya,” tambah Mohammad Kurnia.

Peresmian PLTS tersebut menjadi momen yang dihadiri oleh sejumlah pimpinan penting. Selain Azis Armand dan Mohammad Kurnia Ariawan, turut hadir Direktur Utama Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), Yovie Priadi, serta Direktur Utama Sumber Multi Energi Penajam (SMEP), Rico Syah Alam. Kehadiran jajaran manajemen dalam acara itu menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjadikan PLTS sebagai proyek strategis yang didukung penuh dari berbagai lini.

Kalimantan Timur sendiri dikenal sebagai salah satu daerah dengan potensi besar energi terbarukan, khususnya tenaga surya. Kondisi geografis yang mendukung menjadikan wilayah ini sebagai lokasi ideal untuk proyek semacam ini. Dengan semakin banyaknya inisiatif pembangunan PLTS, daerah tersebut berpeluang besar menjadi pionir dalam pemanfaatan energi bersih di Indonesia.

Kehadiran PLTS Batu Kajang bukan hanya mencerminkan komitmen satu perusahaan, tetapi juga menjadi representasi pergeseran pola pikir dalam industri energi. Transisi dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan kini bukan lagi sekadar wacana, melainkan aksi nyata yang bisa dilihat hasilnya. Proyek ini diharapkan mampu menginspirasi berbagai pihak lain, baik di sektor swasta maupun pemerintah, untuk semakin gencar membangun infrastruktur energi terbarukan.

Dengan beroperasinya pembangkit listrik tenaga surya ini, langkah menuju masa depan energi yang lebih hijau semakin nyata. Bukan tidak mungkin, di masa depan PLTS semacam ini akan bermunculan di berbagai daerah lain, sehingga cita-cita Indonesia untuk mencapai bauran energi terbarukan nasional dapat segera terwujud. Batu Kajang kini menjadi saksi bahwa transformasi energi bukan hal mustahil, melainkan perjalanan yang sedang berjalan, didorong oleh visi keberlanjutan dan tekad kuat untuk menjaga bumi tetap lestari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index