Listrik

Prioritaskan Listrik Timur Indonesia

Prioritaskan Listrik Timur Indonesia
Prioritaskan Listrik Timur Indonesia

JAKARTA - Upaya pemerataan akses listrik di Indonesia terus didorong pemerintah, khususnya untuk wilayah timur dan pedesaan yang selama ini belum sepenuhnya terjangkau jaringan listrik. Melalui program kerja sama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kedutaan Besar Inggris, pemerintah tengah mempercepat langkah-langkah strategis dalam penyediaan energi bersih yang merata dan berkelanjutan. Wilayah-wilayah dengan keterbatasan akses kini menjadi pusat perhatian utama, karena dinilai sebagai elemen penting dalam transisi menuju energi rendah karbon.

Dalam program kerja bertajuk Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI), Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong pembangunan infrastruktur kelistrikan di wilayah-wilayah perdesaan. Wilayah timur Indonesia yang selama ini dikenal sebagai ‘last mile’ dalam peta distribusi listrik nasional, kini akan menjadi titik fokus utama.

“Jadi kita akan dorong (wilayah) timur pertama, karena wilayah itu yang memang last mile kita untuk mempercepat tersedianya listrik. Saat ini anggaran sedang disiapkan, percepatannya juga sedang disusun,” ujar Dadan Kusdiana dalam keterangannya.

Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Energi

Langkah percepatan tersebut, menurut Dadan, tidak hanya menyangkut aspek pembangunan fisik jaringan listrik, tetapi juga menyasar pada penyediaan akses energi bersih sebagai bagian dari agenda besar menuju transformasi energi nasional. Kementerian ESDM pun sedang menyiapkan sejumlah instrumen percepatan, termasuk dalam hal pembiayaan serta pengembangan teknologi dan infrastruktur yang ramah lingkungan.

Melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, pemerintah menetapkan target pembangunan jaringan transmisi baru sepanjang 49 ribu kilometer sirkuit (kms). Tujuan utamanya adalah menjembatani antara lokasi-lokasi sumber energi bersih dengan pusat-pusat kebutuhan listrik nasional.

"Ini menjadi syarat bahwa kita akan menuju transisi energi yang komprehensif, inklusif, dan juga berkelanjutan. Jadi kalau kami sebetulnya di Kementerian ESDM, kita memang dulukan yang kedua, jadi adilnya harus duluan," imbuh Dadan.

Kerja Sama Strategis dengan Inggris: Program MENTARI

MENTARI merupakan inisiatif strategis yang berakar dari Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara Kementerian ESDM dan Foreign and Commonwealth Office dari Pemerintah Inggris. Kerja sama ini dimulai sejak 2020 dan telah berhasil melaksanakan fase pertama program hingga 2024.

Program ini difokuskan pada pengembangan energi rendah karbon (Low Carbon Energy Development / LCEP) dan kini telah memasuki fase kedua, yang diperpanjang hingga 2027. Pada fase ini, diharapkan kerja sama tersebut tidak hanya melanjutkan capaian dari fase sebelumnya, tetapi juga menjadi katalis dalam mencapai target iklim dan energi Indonesia.

Fokus dari kerja sama lanjutan ini mencakup peningkatan kapasitas lembaga-lembaga pemerintah daerah, pengembangan teknologi ramah lingkungan, serta pemetaan strategi akses energi yang adil bagi kelompok masyarakat rentan di wilayah tertinggal.

Energi Bersih untuk Kemajuan Ekonomi Daerah

Pentingnya listrik tidak hanya dalam aspek pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi juga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pemerintah menyadari bahwa dengan tersedianya listrik secara merata, terutama di wilayah timur dan pedesaan, berbagai sektor produktif dapat tumbuh lebih cepat. Mulai dari pendidikan, layanan kesehatan, hingga sektor usaha mikro dan kecil.

“Penyediaan listrik di daerah perdesaan dan timur Indonesia ini harus menjadi pendorong pembangunan ekonomi. Kita pastikan bahwa program ini tak hanya memberikan terang, tetapi juga masa depan yang lebih baik bagi masyarakat di daerah-daerah tersebut,” ucap Dadan dalam pernyataannya.

Listrik menjadi faktor esensial dalam memperkuat ekonomi perdesaan, membuka akses digital, dan mendorong integrasi wilayah ke dalam sistem perekonomian nasional. Infrastruktur yang terbangun dari program ini diharapkan menjadi fondasi dari peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di wilayah-wilayah yang selama ini tertinggal dalam hal pembangunan energi.

Tantangan dan Harapan

Tentu saja, upaya ini bukan tanpa tantangan. Topografi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, keterbatasan anggaran, serta kondisi geografis yang menantang menjadi sejumlah hambatan yang harus diatasi pemerintah. Namun, dengan dukungan teknologi dan kerja sama internasional yang solid, pemerintah optimis agenda ini akan terlaksana dengan baik.

Sebagai bagian dari kerja sama internasional, program MENTARI membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperoleh akses teknologi baru dan pendanaan dari mitra-mitra global, khususnya Inggris. Kolaborasi seperti ini juga menjadi bukti bahwa transisi energi adalah isu global yang membutuhkan solidaritas lintas negara.

Dengan semangat inklusivitas dan keadilan energi, pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM berharap dapat membangun sistem kelistrikan yang tidak hanya tangguh secara teknis, tetapi juga berpihak pada kebutuhan masyarakat di akar rumput.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index