ESDM

Kementerian ESDM: Program Penyaluran B40 Capai 1,473 Juta Kilo Liter, Hemat Devisa Triliunan Rupiah

Kementerian ESDM: Program Penyaluran B40 Capai 1,473 Juta Kilo Liter, Hemat Devisa Triliunan Rupiah
Kementerian ESDM: Program Penyaluran B40 Capai 1,473 Juta Kilo Liter, Hemat Devisa Triliunan Rupiah

JAKARTA - Program mandatori pencampuran bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel, atau yang lebih dikenal dengan B40, telah menunjukkan hasil yang mengesankan sejak implementasinya awal tahun ini. Berdasarkan laporan terbaru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), penyaluran biodiesel yang menggabungkan 40 persen bahan bakar nabati dengan 60 persen minyak solar ini menandakan langkah penting dalam upaya Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, membeberkan data terbaru yang menunjukkan realisasi penyaluran domestik B40 mencapai angka 1.473.764 kilo liter (kl) hingga 18 Februari 2025. Angka ini mewakili 9,4 persen dari total alokasi nasional yang sebesar 15.616.586 kl. "Penyaluran ini menggambarkan komitmen kita dalam transisi energi bersih sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor BBM," tutur Eniya dalam konferensi pers di Jakarta akhir pekan lalu, 22 Februari.

Detail Penyaluran B40

Dari total penyaluran tersebut, 767.283 kl berasal dari Penyaluran Subsidi Operasional (PSO), yaitu 10,6 persen dari total alokasi PSO sebesar 7.554.000 kl. Sementara itu, 706.481 kl merupakan bagian dari penyaluran Non-PSO, yang mencapai 8,8 persen dari total alokasi Non-PSO sebesar 8.062.586 kl. Ini adalah indikator positif bahwa infrastruktur dan sistem terkait berjalan sesuai rencana.

Namun, tantangan implementasi masih ada. Dari 88 titik serah atau terminal bahan bakar minyak (TBBM) yang harus menyalurkan B40, 79 telah beroperasi penuh. Satu titik serah saat ini dalam proses peningkatan fasilitas untuk mendukung implementasi penuh program B40, sementara delapan titik lainnya sedang dalam tahap persiapan. “Untuk memastikan transisi berjalan lancar, pemerintah memberikan relaksasi penyaluran B35 bagi titik serah yang masih menyesuaikan sarana dan prasarana hingga akhir bulan ini,” ujar Eniya.

Manfaat Ekonomis dan Lingkungan

Kementerian ESDM menetapkan alokasi total biodiesel sebanyak 15,6 juta kl pada tahun ini, terdiri dari 7,55 juta kl untuk PSO dan 8,07 juta kl untuk non-PSO. Dari jumlah penyaluran ini, diproyeksikan akan menghemat devisa negara sebesar USD 9,33 miliar, atau sekitar Rp 147,5 triliun. Ini adalah kontribusi besar terhadap ekonomi nasional, terlebih lagi mengingat kenaikan nilai tambah Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 20,90 triliun.

Selain dari sisi ekonomi, implementasi program B40 juga memberikan dampak signifikan dalam penyerapan tenaga kerja, dengan lebih dari 14 ribu orang bekerja di sektor pengolahan minyak (off-farm) dan 1,95 juta orang bekerja di sektor pertanian kelapa sawit (on-farm). Lebih dari itu, program ini juga memiliki dampak lingkungan positif berupa pengurangan emisi karbon, sebesar 41,46 juta ton CO2e, yang sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan tingkat emisi nasional.

Pengawasan dan Dukungan Berkelanjutan

Dari sisi pengawasan, Kementerian ESDM menggandeng sejumlah stakeholders termasuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) untuk mendukung pendanaan dan pengawasan implementasi program biodiesel B40 ini. Langkah ini diharapkan dapat memastikan implementasi berkelanjutan yang efektif, serta terus mendorong transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Melalui program B40 ini, Indonesia tak hanya berupaya mencapai target energi terbarukan, tetapi juga memperkuat kemandirian energi dan memperkecil ketergantungan pada impor minyak. Demikianlah gambaran perkembangan terkini di program B40 yang patut diapresiasi, dan perlu didukung lebih lanjut untuk mencapai target pencampuran biodiesel ke dalam bahan bakar minyak nasional secara lebih masif dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index