energi

Pabrik Tekstil Bangladesh Hadapi Tantangan Energi Hijau di Tengah Peningkatan Persaingan dan Biaya

Pabrik Tekstil Bangladesh Hadapi Tantangan Energi Hijau di Tengah Peningkatan Persaingan dan Biaya
Pabrik Tekstil Bangladesh Hadapi Tantangan Energi Hijau di Tengah Peningkatan Persaingan dan Biaya

JAKARTA - Bangladesh, dikenal sebagai salah satu pusat mode cepat dunia, menghadapi tantangan besar dalam transisi menuju penggunaan energi hijau di sektor tekstilnya. Meskipun negara ini telah berkembang pesat sebagai salah satu pemasok tekstil terbesar, ketergantungannya pada energi fosil dan persaingan produk impor menjadi hambatan dalam perjalanan menuju keberlanjutan.

Kenaikan Biaya Energi dan Persaingan yang Meningkat

Daya tarik utama Bangladesh dalam industri tekstil terletak pada tenaga kerja yang murah dan energi yang terjangkau. Namun, kondisi ini kian terusik oleh kenaikan biaya energi dan persaingan internasional. Abdullah Al Mamun, Direktur Abed Textile, mengatakan bahwa "Kenaikan harga energi lebih lanjut akan mengunci kita dalam perangkap kematian." Pernyataan ini menggambarkan kekhawatiran akan lonjakan biaya energi yang dapat mengancam keberlangsungan industri lokal.

Selain itu, permintaan benang impor, terutama dari India, meningkat hingga 40 persen pada tahun lalu. Hal ini menambah tekanan bagi pabrik lokal yang sudah berjuang dengan kenaikan biaya produksi. "Dengan biaya naik di seluruh papan, menghasilkan keuntungan menjadi sangat sulit," ujar Monower Hossain, Kepala Keberlanjutan Team Group, salah satu pemasok pakaian dan tekstil terkemuka di Bangladesh.

Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil

Sebagian besar masalah energi Bangladesh disebabkan oleh ketergantungannya pada bahan bakar fosil impor untuk pembangkit listrik, sementara cadangan gas alam domestik semakin menipis. Ketidakmampuan untuk memasuki energi terbarukan secara lebih luas dapat membebani ekonomi nasional, seperti yang dilaporkan oleh kelompok kampanye lingkungan.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah peningkatan penggunaan tenaga surya. Beberapa pabrik, seperti yang dimiliki oleh Team Group, telah mengambil langkah dengan memasang panel surya atap yang dapat menyuplai hingga setengah kebutuhan listrik mereka. Namun, Monower Hossain memperingatkan bahwa "Saat hujan atau sinar matahari lemah, efisiensi panel surya menjadi terbatas, dan mungkin tidak dapat sepenuhnya mengimbangi biaya energi yang lebih tinggi."

Eksplorasi Langkah Efisiensi Energi

Penggunaan bahan bakar fosil seperti gas tetap dominan, terutama untuk pengoperasian boiler dan pembangkit listrik captive yang digunakan untuk pewarnaan dan penyelesaian kain. "Rata-rata efisiensi pembangkit listrik captive hanya mencapai 36 persen, sehingga mengonsumsi sejumlah besar gas," jelas Shafiqul Alam dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA).

Dia menekankan perlunya strategi yang lebih cerdas dalam mengurangi biaya energi. Memasang generator berbahan bakar gas yang lebih efisien dan memulihkan panas limbah dapat mengurangi penggunaan gas antara 25 hingga 31 persen. Begitu pula, beralih dari boiler berbasis gas ke boiler listrik atau metode pewarnaan yang hemat air dapat menjadi alternatif yang menjanjikan.

"Namun, perubahan ini menuntut investasi besar di awal," tambah Monower Hossain dari Team Group. Tantangan ini menggarisbawahi kebutuhan akan dukungan finansial dan insentif untuk mendorong langkah-langkah efisiensi energi di sektor ini.

Investasi Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan

Sebuah studi oleh Apparel Impact Institute (AII) menunjukkan bahwa mencapai nol bersih pada tahun 2050 di industri mode global akan memerlukan investasi lebih dari US$ 1 triliun. Investasi semacam itu jelas di luar jangkauan sebagian besar pemasok di Bangladesh, yang oleh karena itu menggantungkan harapan pada kerjasama dengan merek fesyen dan lembaga keuangan.

Shafiqul Alam dari IEEFA menegaskan bahwa "Merek dan bank harus bekerja sama untuk merancang pinjaman konsesi yang dapat memenuhi kebutuhan mendesak perusahaan tekstil skala kecil dalam berinvestasi pada teknologi surya dan efisiensi energi."

Keberhasilan transisi menuju energi hijau di Bangladesh akan bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi kendala finansial dan operasional. Sementara tantangan di hadapan mereka besar, potensi keberlanjutan yang dihasilkan dari investasi hijau dapat membuka jalan menuju industri tekstil yang lebih bertanggung jawab dan tahan lama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index