JAKARTA - Menjelang bulan suci Ramadhan 2025, harga komoditas penting seperti Minyakita, gula konsumsi, dan bawang putih mengalami peningkatan yang signifikan dan stabil dalam kondisi tinggi. Lonjakan harga ini menimbulkan kekhawatiran akan beban pengeluaran masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran, sehingga memerlukan tindakan intervensi cepat dari pemerintah.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri secara hibrida di Jakarta pada Senin, 17 Februari 2025. Rapat ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah serta kementerian dan lembaga yang terkait dengan pangan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), hingga pekan kedua Februari 2025, harga rata-rata nasional Minyakita berada pada Rp 17.411 per liter, minyak goreng curah Rp 17.620 per liter, dan minyak goreng premium Rp 21.545 per liter. Harga Minyakita ini sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 15.700 per liter. Situasi terparah tercatat di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, di mana harga Minyakita mencapai Rp 60.000 per liter.
Sedangkan untuk gula konsumsi, harga rata-rata nasional tercatat Rp 18.386 per kilogram (kg), mengalami kenaikan 0,96 persen dibandingkan bulan Januari 2025. Angka ini juga lebih tinggi dari harga acuan penjualan (HAP) gula konsumsi di tingkat konsumen, yakni Rp 17.500 per kg. Harga gula tertinggi ditemukan di Kabupaten Puncak dan Pegunungan Bintang, dengan nilai mencapai Rp 40.000 per kg.
Adapun harga rata-rata nasional bawang putih tercatat Rp 43.645 per kg, meskipun mengalami penurunan 0,32 persen. Namun, harga ini masih di atas HAP bawang putih yang ditetapkan Rp 38.000 per kg. Di Kabupaten Puncak dan Intan Jaya, harga bawang putih bahkan mencapai Rp 100.000 per kg.
Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden, Edy Priyono, mengemukakan bahwa meskipun harga Minyakita mulai menunjukkan sedikit penurunan, namun masih tetap di atas HET. Oleh karenanya, Kementerian Perdagangan diminta untuk mempercepat realisasi penyaluran Minyakita melalui sinergi antara produsen minyak goreng dengan Perum Bulog dan ID Food.
"Pastikan pula, jaringan pengecer Bulog dan ID Food menjual Minyakita seharga HET, yakni Rp 15.700 per liter," ujar Edy Priyono.
Pada 12 Februari 2025, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menginisiasi kerjasama antara Bulog, ID Food, dan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI). Komitmen ini membuat Bulog akan menyediakan stok Minyakita sebanyak 50.000 ton, sementara ID Food memasok 20.000 ton.
Berita Terkait: BUMN Pangan Komitmen Stok 70.000 Ton Minyakita Menjelang Ramadhan
Dalam konteks gula pasir atau konsumsi, Edy juga menginformasikan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk mengimpor 200.000 ton gula mentah guna kebutuhan cadangan gula pemerintah (CGP). "Jika persetujuan impor sudah diterbitkan, segera realisasikan impor gula tersebut," tambahnya.
Selain itu, persediaan CGP yang ada saat ini harus segera didistribusikan ke pasar untuk mengantisipasi dan meredam lonjakan permintaan serta harga gula yang seringkali terjadi selama bulan Ramadhan dan Lebaran.
Mengenai bawang putih, Edy menjelaskan bahwa kenaikan harga seringkali disebabkan oleh realisasi impor yang kurang optimal. Di sisi lain, permasalahan distribusi juga turut memicu disparitas harga, dengan rata-rata nasional mencapai 19,47 persen per 14 Februari 2025. Langkah-langkah konkret untuk mengatasi kendala distribusi ini sangat dibutuhkan agar pasokan bawang putih kembali stabil.
Intervensi cepat dan tepat sasaran dari pemerintah diperlukan untuk menjaga stabilitas harga tiga komoditas penting ini, sehingga dapat meringankan beban masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran 2025. Melalui pengendalian harga dan distribusi yang efektif, diharapkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan harga yang wajar dan terjangkau.