JAKARTA - Dalam rangka mencapai target ambisius Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, PT Pertamina (Persero) menunjukkan komitmen kuatnya melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan energi nasional ini kian mengakselerasi inovasi dan investasi dalam upaya transformasi energi di Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh Senior Vice President (SVP) Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, dalam acara bergengsi Carbon Neutrality and Mobility yang dihelat oleh Toyota Indonesia di Gambir Expo, Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Senin 17 Februari 2025.
Dalam event yang juga merupakan bagian dari Indonesia International Motor Show 2025 (IIMS 2025), Oki Muraza mengungkapkan strategi Pertamina dalam mencapai transisi energi yang lebih berkelanjutan di Indonesia. Mulai dengan pengurangan emisi, hingga upaya menjaga ketahanan dan keamanan energi nasional, perusahaan milik negara ini sedang mengimplementasikan langkah-langkah konkret. "Pertamina berkomitmen untuk memproduksi dan mengembangkan energi terbarukan serta teknologi yang dapat mengurangi emisi, serta memastikan harga energi yang tetap terjangkau bagi masyarakat Indonesia," tegas Oki.
Inovasi Bioenergi untuk Masa Depan
Pertamina secara aktif mengembangkan berbagai produk bioenergi sebagai bagian dari strategi energi ramah lingkungan mereka. Oki Muraza menjelaskan beberapa terobosan yang telah dan akan dilakukan oleh Pertamina, di antaranya adalah pengembangan bioetanol yang akan dicampurkan dengan gasoline, HVO (renewable diesel) sebagai campuran diesel, dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk memenuhi kebutuhan industri penerbangan.
Menurut Oki, produk-produk ini tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga berpotensi meningkatkan ketahanan energi nasional. Langkah ini tentunya diharapkan dapat mendorong norma baru dalam penggunaan bahan bakar yang lebih bersih dan berkelanjutan di tanah air.
Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
Pentingnya transisi menuju kendaraan listrik juga diakui oleh Pertamina. Tak hanya berfokus dalam menyediakan bahan bakar, Pertamina mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang lebih komprehensif. Inovasi dalam mendaur ulang baterai dan menyediakan infrastruktur pendukung kendaraan listrik adalah beberapa langkah konkret yang diambil.
Di sisi lain, Pertamina juga mengejar kesempurnaan dalam teknologi hidrogen, sebagai bahan bakar masa depan. Proyek green hydrogen di Ulubelu yang ditargetkan memproduksi 100 kg per hari dan inisiatif pembangunan Hydrogen Refueling Station menegaskan langkah serius Pertamina dalam mendukung ekosistem kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Menyongsong Masa Depan Energi Bersih
Dengan seluruh inisiatif ini, Pertamina menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam transisi energi di Indonesia. Oki Muraza menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam mencapai tujuan bersama untuk masa depan yang lebih bersih. "Kami tidak dapat mencapai ini sendirian. Sinergi dan kerjasama dari berbagai pihak adalah kunci dalam mencapai target Net Zero Emission 2060," ungkapnya.
Selaras dengan visi tersebut, Pertamina terus melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam setiap tahap pengembangan dan implementasi inovasi energi. Masyarakat dan industri diharapkan dapat mendukung dan aktif berpartisipasi dalam momentum krusial ini untuk mendukung transisi energi global.
Dengan menggandeng berbagai teknologi dan upaya inovatif, Pertamina optimis dapat memenuhi serta melampaui target capaian yang telah ditetapkan, tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ini adalah langkah besar menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia.
Keberhasilan strategi ini tentunya akan menjadi penentu kesuksesan Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global dan memantapkan diri sebagai pemimpin dalam transformasi energi berkelanjutan.