JAKARTA - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadiri panen perdana lobster di Balai Perikanan Budi Daya Laut Batam, Kepulauan Riau. Gibran didampingi Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menegaskan kerja sama pemerintah dan legislatif dalam mendukung program perikanan dan ekonomi biru. Kehadiran Titiek bukan kali pertama, menunjukkan sinergi yang konsisten dalam setiap kunjungan kerja.
Selain Titiek, rombongan juga terdiri dari Selvi Ananda, istri Gibran; Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono; Kepala Bappisus Aries Marsudiyanto; serta Forkopimda Kepri. Saat meninjau lokasi panen, Gibran dan Titiek tampak mengenakan kemeja senada berwarna cokelat, menampilkan kesan kompak.
Meninjau Hasil Budidaya Laut
Dalam siaran resmi KKP, terlihat rombongan meninjau lobster yang telah dibudidayakan. Mereka juga mengecek berbagai jenis ikan hasil budi daya dan sempat memegang lobster yang berhasil dibesarkan. Kegiatan ini menunjukkan hasil nyata dari riset dan uji coba budi daya laut yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir.
Gibran memberikan apresiasi terhadap kualitas lobster yang dibesarkan. Ia menilai metode pengembangbiakan di Balai Perikanan Batam sudah berjalan baik dan dapat menjadi model untuk replikasi di wilayah lain.
Apresiasi dan Dukungan Terhadap Program Pemerintah
Dalam sambutannya, Wapres mengucapkan terima kasih kepada Titiek Soeharto dan Menteri Trenggono atas dukungan mereka terhadap program perikanan. “Terima kasih sekali untuk kerja keras Bapak/Ibu semua, ini baru diresmikan tahun lalu, dan tahun ini sudah ada hasilnya. Pak Menteri biasanya buat model dulu, lalu dibesarkan, direplikasi, dan diaplikasikan di tempat lain. Kemarin Pak Menteri sudah banyak bersinergi, berkoordinasi dengan Bu Ketua Komisi, terima kasih dukungannya bu, untuk program-program pemerintah,” kata Gibran.
Gibran menekankan agar model budi daya yang berhasil dapat diterapkan di daerah lain. “Terutama program perikanan, program ekonomi biru ini ke depan mohon ditingkatkan, dan sekali lagi mohon diaplikasikan juga model-model ini di tempat-tempat lain,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya melibatkan anak muda untuk penelitian dan pengembangan (R&D), serta kolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal. Finalisasi peraturan terkait penyelundupan benih lobster juga menjadi perhatian utama agar tidak terjadi kebocoran.
Potensi Ekonomi Laut Indonesia
Wapres menyebut kekayaan laut Indonesia sangat berlimpah, menjadi peluang besar untuk meningkatkan ekonomi nasional. Ia optimistis program ekonomi biru dapat berjalan sukses, sejalan dengan arahan Presiden untuk membangun kampung nelayan di berbagai titik.
“Saya kira luar biasa sekali dan harus ditingkatkan. Pak Menteri masih punya PR untuk membuat kampung nelayan di berbagai titik, tolong dikawal betul nanti Bu Ketua Komisi, Pak Kepala Bappisus, agar program ini bisa berjalan dengan baik,” ujar Gibran.
Sinergi Pemerintah dan Legislatif
Kunjungan Gibran ke Batam bukan pertama kali bersama Titiek. Pada Juli lalu, mereka meninjau panen tebu di Sleman, DIY, dan Gibran menyebut Titiek sebagai 'Ketua Komisi yang paling sakti'. Kehadiran Titiek dalam kunjungan Batam menunjukkan konsistensi dukungan legislatif terhadap program pemerintah, khususnya dalam sektor perikanan dan ekonomi biru.
Sejarah Baru Panen Lobster
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebut panen lobster ini sebagai sejarah baru bagi Indonesia. Menurutnya, riset dan uji coba selama dua tahun membuahkan hasil positif. “Kita punya optimisme tinggi bahwa Indonesia dalam kurun waktu ke depan akan jadi kuat, karena kita memiliki bibit yang sangat melimpah,” kata Trenggono.
Trenggono menekankan pemanfaatan sumber daya laut sebagai kekuatan ekonomi. Ia juga menegaskan rencana program kampung nelayan dan pengembangan budi daya bawal, kakap, hingga lobster yang bernilai tinggi.
Pesan Titiek Soeharto
Titiek Soeharto memberikan selamat atas keberhasilan KKP dalam budi daya lobster. Ia berharap tidak ada lagi penyelundupan benih bening lobster (BBL).
“Kita minta supaya tak ada lagi penyelundupan-penyelundupan BBL, karena kita sudah bisa membesarkan sendiri. Kami juga mendorong agar partner luar negeri melakukan pembesaran benih ini di Indonesia untuk menambah pekerjaan dan meningkatkan devisa,” ujar Titiek.
Pengawasan dan Akuntabilitas Bappisus
Kepala Bappisus Aries Marsudiyanto mengingatkan pentingnya pemanfaatan APBN dengan baik. Ia menekankan agar semua pemangku kepentingan menggunakan uang negara secara tepat dan tidak melakukan penyelewengan.
“Saya hanya ingin menekankan, ini semuanya berasal dari APBN, uang rakyat. Gunakan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai ada penyelewengan, karena niat kita adalah untuk Indonesia maju,” kata Aries.
Panen perdana lobster di Batam menjadi bukti nyata keberhasilan program perikanan dan ekonomi biru pemerintah. Sinergi Wapres, legislatif, kementerian terkait, dan Bappisus menunjukkan keseriusan dalam mengoptimalkan potensi laut Indonesia. Dukungan Titiek Soeharto dan arahan Presiden menjadi modal penting untuk memperluas implementasi model budi daya ke berbagai daerah, sekaligus meningkatkan devisa dan kesejahteraan masyarakat.