JAKARTA - Borneo FC Samarinda kembali diuji konsistensinya di BRI Liga 1. Setelah kehilangan Christophe Nduwarugira yang memperkuat Timnas Burundi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Afrika, kini tim harus menyiapkan strategi tanpa kehadiran Mohammad Baker Ali El Housseini, yang dipanggil membela Timnas Lebanon dalam agenda FIFA Matchday.
Manajemen klub pun melepas kedua pemainnya dengan doa terbaik, menekankan dukungan bagi karier internasional mereka. “Good luck,” tulis akun resmi Instagram @borneofc.id, sebagai tanda apresiasi sekaligus harapan kesuksesan bagi pemain.
Bek Andalan yang Absen Sementara
Christophe Nduwarugira tampil impresif bersama Borneo FC. Dalam tiga laga awal BRI Liga 1, ia mencatat statistik mentereng: 2 tekel sukses, 6 intersepsi, 9 sapuan bersih, dan hanya satu kartu. Akurasi umpan Christophe juga tinggi, 153 berhasil dari 171 percobaan, menunjukkan kontribusinya yang krusial bagi lini belakang Pesut Etam.
Mohammad Baker Ali El Housseini, meski baru 23 tahun, juga menunjukkan kualitas menjanjikan. Pada satu kali penampilan, ia berhasil mencatat 2 intersepsi dan 16 umpan akurat dari 17 percobaan. Kehilangan keduanya menjadi tantangan besar, terutama mengingat peran mereka sebagai pengatur ritme lini belakang dan pertahanan tim.
Menatap Laga Krusial vs PSIM Yogyakarta
Ketiadaan dua bek andalan ini membuat pelatih Borneo FC harus segera menyiapkan strategi alternatif. Fokus utama saat ini adalah laga kontra PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, yang menjadi ujian bagi konsistensi tim. Pertandingan tersebut tetap berlangsung sesuai jadwal, dan hasilnya dapat menentukan peluang Borneo untuk tetap bersaing memuncaki klasemen sementara BRI Liga 1.
Pelatih Fabio Lefundes kemungkinan akan menurunkan kombinasi pemain muda dan pengganti berpengalaman untuk menjaga kestabilan lini pertahanan. Penyesuaian cepat menjadi kunci agar ritme permainan tim tidak terganggu dan target poin penuh tetap bisa diwujudkan.
Menguntit Pemuncak Klasemen
Saat ini, Borneo FC menempati posisi kedua klasemen dengan 9 poin dari 3 laga. Persija Jakarta berada di puncak dengan 10 poin dari 4 pertandingan. Dengan kondisi tersebut, Borneo masih memiliki peluang untuk merebut posisi teratas, terutama saat laga kontra Persib Bandung yang sayangnya ditunda oleh operator liga.
Penundaan pertandingan tersebut menjadi faktor tambahan yang memaksa klub harus lebih fleksibel dalam merencanakan rotasi pemain. Meskipun demikian, tim tetap optimistis dan berfokus untuk menjaga konsistensi performa demi mengejar target juara di musim ini.
Strategi Klub Menghadapi Absennya Pemain
Manajemen dan tim pelatih Borneo FC menekankan pentingnya pemanfaatan sumber daya yang ada. Pemain pengganti dan talenta muda diberikan kesempatan tampil dalam latihan dan persiapan taktik agar mampu mengisi kekosongan di lini pertahanan. Pendekatan ini juga menjadi momen bagi pemain muda untuk menunjukkan kualitasnya dan belajar menghadapi tekanan kompetitif di level tertinggi Indonesia.
Selain itu, komunikasi internal tim juga diperkuat agar adaptasi terhadap absennya pemain tidak mengganggu koordinasi di lapangan. Latihan intensif serta evaluasi strategi bertahan dan serangan menjadi fokus utama jelang laga kontra PSIM.
Harapan Borneo FC di Sisa Kompetisi
Dengan situasi saat ini, Borneo FC tetap optimistis bisa mempertahankan posisi kompetitif di BRI Liga 1. Kehilangan dua bek pilar memang menjadi tantangan, namun klub percaya bahwa kombinasi pengalaman pemain pengganti, strategi adaptif pelatih, serta dukungan bobotoh dapat menutup celah yang ditinggalkan Christophe dan Baker.
Manajemen juga menekankan bahwa agenda internasional pemain bukanlah hambatan, melainkan kesempatan bagi klub untuk menunjukkan kedalaman skuad dan kekompakan tim. Hal ini sekaligus menjadi ujian mental bagi seluruh pemain untuk mampu tampil maksimal meski dalam kondisi perubahan skuad mendadak.