JAKARTA - Di era digital saat ini, informasi datang tanpa henti. Dari berita politik, ekonomi, hingga kesehatan, semuanya bisa diakses dalam hitungan detik. Namun, arus informasi yang deras ini juga membawa risiko tersendiri bagi kesehatan, terutama kesehatan jantung. Paparan berita yang menimbulkan rasa cemas tidak hanya memengaruhi kondisi mental, tetapi juga dapat berdampak langsung pada tubuh, termasuk organ vital seperti jantung.
Menurut dr. Bobby Arfhan Anwar, SpJP(K), Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, kecemasan yang dibiarkan terus-menerus dapat memperburuk kondisi pasien jantung. Bahkan, pada individu yang memiliki risiko tinggi, kecemasan yang muncul akibat berita negatif atau tekanan psikologis bisa memicu serangan jantung.
“Kecemasan bisa meningkatkan perburukan gejala pada pasien jantung. Menjaga kesehatan jantung di tengah situasi penuh tekanan sangatlah penting,” ujar dr. Bobby.
Bagaimana Kecemasan Mempengaruhi Jantung
Ketika seseorang merasa cemas, tubuh secara otomatis mengaktifkan respons “lawan atau lari” (fight or flight). Sistem ini melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol yang mempersiapkan tubuh menghadapi ancaman. Meskipun berguna dalam jangka pendek, hormon stres yang terus-menerus dilepaskan dapat menimbulkan dampak negatif pada jantung.
Beberapa efek kecemasan terhadap kesehatan jantung antara lain:
Peningkatan Tekanan Darah
Stres kronis dapat memicu lonjakan tekanan darah sementara, yang lama-kelamaan merusak pembuluh darah dan menambah beban pada jantung.
Perubahan Detak Jantung
Rasa cemas bisa membuat jantung berdetak lebih cepat, menimbulkan tekanan tambahan yang berisiko bagi pasien dengan kondisi jantung tertentu.
Kerusakan Pembuluh Darah
Pelepasan hormon stres dalam jangka panjang dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko pembekuan darah, faktor yang memicu penyakit kardiovaskular.
Penelitian menunjukkan bahwa stres kronis selama enam hingga 12 bulan dapat menyebabkan kondisi jantung menjadi tidak sehat, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung.
Peran Keluarga dalam Menjaga Kesehatan Jantung
Tidak hanya individu yang harus waspada, keluarga juga berperan penting dalam menjaga kondisi psikologis pasien jantung. dr. Bobby menekankan pentingnya dukungan lingkungan dan interaksi positif untuk membantu pasien mengelola stres.
“Buat kita yang punya orang tua atau keluarga dengan penyakit jantung, ingatkan mereka untuk relaksasi dan hindari berita yang mengganggu,” kata dr. Bobby.
Keluarga dapat membantu dengan berbagai cara, mulai dari mengalihkan perhatian pasien pada aktivitas positif, membatasi konsumsi berita yang menimbulkan kecemasan, hingga menyediakan dukungan emosional yang konsisten.
Tips Menjaga Kesehatan Jantung di Tengah Kecemasan
Berikut beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan untuk melindungi jantung sekaligus mengelola kecemasan:
Filter Informasi
Batasi paparan berita yang bersifat negatif atau menimbulkan stres. Pilih sumber informasi yang terpercaya dan hindari konsumsi berlebihan di media sosial.
Relaksasi dan Aktivitas Positif
Lakukan latihan meditasi, pernapasan, yoga, atau olahraga ringan secara rutin. Aktivitas ini membantu menurunkan hormon stres dan menenangkan detak jantung.
Dukungan Keluarga dan Lingkungan
Interaksi sosial yang positif dapat menjadi “perisai” emosional bagi pasien. Sekadar berbincang ringan atau melakukan kegiatan bersama bisa sangat bermanfaat.
Kepatuhan pada Pengobatan
Pastikan pasien tetap mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter. Kepatuhan ini menjadi fondasi utama dalam menjaga kesehatan jantung.
Bantuan Profesional
Jika kecemasan sulit diatasi, jangan ragu untuk mencari bantuan ahli kesehatan mental. Konsultasi psikolog atau psikiater dapat memberikan strategi coping yang efektif.
Menyeimbangkan Hidup di Tengah Tekanan Informasi
Di dunia yang serba cepat ini, menjaga kesehatan jantung berarti juga menjaga keseimbangan antara konsumsi informasi dan kesehatan mental. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, membatasi stres, serta memanfaatkan dukungan keluarga dan profesional, risiko serangan jantung akibat kecemasan dapat diminimalkan.
“Jaga kesehatan dan keselamatan ya, teman-teman. Semoga negara kita dibimbing oleh Allah SWT,” tutup dr. Bobby.
Melindungi jantung bukan hanya soal pola makan dan olahraga, tetapi juga bagaimana seseorang mengelola tekanan psikologis di era informasi. Dengan perhatian yang tepat, jantung tetap sehat, pikiran tenang, dan tubuh mampu menghadapi tantangan sehari-hari tanpa terbebani stres berlebihan.