Prabowo Subianto

Prabowo Subianto Hadiri HUT 80 Tahun Pemerintahan China

Prabowo Subianto Hadiri HUT 80 Tahun Pemerintahan China
Prabowo Subianto Hadiri HUT 80 Tahun Pemerintahan China

JAKARTA - Hubungan Indonesia dengan Tiongkok kembali mendapat sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto memenuhi undangan resmi dari Presiden Xi Jinping. Kehadiran Prabowo di Beijing menjadi penanda penting dalam upaya mempererat diplomasi kedua negara, terlebih dalam momentum peringatan 80 tahun pemerintahan Tiongkok yang dirangkai dengan parade militer besar.

Prabowo berangkat bersama rombongan terbatas menggunakan pesawat dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma. Keberangkatan ini tidak hanya sekadar perjalanan kenegaraan, tetapi juga cerminan sikap Indonesia yang menyeimbangkan kepentingan dalam negeri dengan kepentingan menjaga hubungan internasional. Turut mendampingi Presiden Prabowo dalam penerbangan tersebut, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Penundaan Keberangkatan dan Pertimbangan Situasi Dalam Negeri

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menjelaskan bahwa undangan resmi dari Presiden Xi Jinping sebenarnya telah disampaikan sejak akhir Agustus. Namun, keberangkatan Prabowo sempat ditunda karena Presiden menilai masih ada dinamika dalam negeri yang perlu diperhatikan secara serius.

“Dalam beberapa hari belakangan ini, ada permohonan yang sangat dari pemerintah Tiongkok untuk dapatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri, paling tidak di satu hari di acara peringatan 80 tahun dan di acara parade militer pemerintah Tiongkok,” ujar Prasetyo.

Menurutnya, keputusan Presiden selalu melalui pertimbangan matang. Di satu sisi, stabilitas dalam negeri tetap menjadi prioritas utama. Namun, di sisi lain, menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan mitra strategis seperti Tiongkok juga tidak bisa dikesampingkan.

Pentingnya Menjaga Hubungan dengan Beijing

Pras menekankan bahwa Prabowo akhirnya memutuskan berangkat karena melihat pentingnya hubungan bilateral dengan Tiongkok. Dalam pandangan pemerintah, kehadiran langsung pada acara sebesar itu merupakan sinyal positif untuk memperkuat kepercayaan dan persahabatan antarnegara.

“Oleh karena itulah, demi menjaga hubungan baik dengan pemerintah Tiongkok, Bapak Presiden memutuskan untuk beliau berangkat malam ini dan keesokan malam beliau sudah akan kembali ke Tanah Air,” ungkap Prasetyo.

Meski agenda kunjungan relatif singkat, diharapkan langkah ini tetap memberikan dampak positif. Prabowo diperkirakan akan bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia yang juga hadir dalam acara tersebut, termasuk Presiden Xi Jinping.

Pertemuan dengan Pemimpin Dunia

Selain menghadiri parade militer dan upacara peringatan, kunjungan ini memberi peluang bagi Prabowo untuk melakukan interaksi informal dengan para kepala negara lain. Kehadiran tokoh-tokoh penting dunia di Beijing membuka ruang bagi Indonesia untuk menjalin komunikasi yang lebih luas.

“Tentu saja beliau akan berjumpa dengan para tokoh-tokoh pemimpin dunia, terutama Presiden Xi. Kami berharap, kita semua berharap mungkin di sela-sela waktu kunjungan beliau tentu ada pembicaraan-pembicaraan yang tentu kita berharap membawa kebaikan bagi hubungan Indonesia dan pemerintah Tiongkok,” jelas Prasetyo.

Kehadiran pemimpin besar dunia dalam satu forum yang sama menjadi ajang penting untuk memperkuat posisi Indonesia di mata internasional. Diplomat biasanya memanfaatkan momen seperti ini untuk membicarakan isu-isu strategis, baik yang terkait dengan kerja sama ekonomi, pertahanan, maupun politik global.

Kehadiran Pemimpin Korea Utara

Acara peringatan ini juga menarik perhatian dunia karena dihadiri oleh sejumlah pemimpin besar, termasuk Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Ia tiba di Beijing menggunakan kereta khusus yang membawa simbol negaranya. Setibanya di stasiun utama Beijing, Kim disambut langsung oleh pejabat tinggi Tiongkok, termasuk Cai Qi dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.

Kehadiran Kim menjadi sorotan karena ia juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan tiga pemimpin tersebut dipandang memiliki potensi besar dalam membicarakan berbagai isu strategis, termasuk geopolitik kawasan Asia Timur.

Diplomasi Singkat dengan Dampak Besar

Meski durasi kunjungan Prabowo terbilang singkat, pemerintah berharap misi diplomasi ini tetap memiliki arti penting. Kehadirannya di Beijing menjadi penegasan bahwa Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam percaturan internasional, terutama dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan mitra utama.

Pentingnya kehadiran langsung di acara seperti ini juga terkait dengan citra kepemimpinan Indonesia di kancah global. Presiden Prabowo ingin menunjukkan bahwa meski sibuk dengan urusan domestik, ia tetap menaruh perhatian pada hubungan luar negeri, terutama dengan negara besar seperti Tiongkok.

Implikasi bagi Indonesia

Kunjungan ini diyakini membawa beberapa implikasi strategis. Pertama, memperkuat kerja sama bilateral Indonesia–Tiongkok di berbagai bidang, mulai dari perdagangan, investasi, hingga kerja sama pertahanan. Kedua, memberi ruang bagi Indonesia untuk memperluas jejaring diplomasi dengan pemimpin lain yang hadir di Beijing.

Selain itu, kehadiran Prabowo dapat dimaknai sebagai sinyal bahwa Indonesia siap memainkan peran lebih besar dalam menjaga stabilitas kawasan. Dengan berpartisipasi dalam acara yang berhubungan erat dengan kekuatan militer Tiongkok, Indonesia juga menegaskan posisinya sebagai negara yang menghargai kerja sama, tanpa meninggalkan prinsip bebas aktif dalam politik luar negeri.

Perjalanan Prabowo ke Beijing mencerminkan keseimbangan antara kebutuhan menjaga stabilitas domestik dan kepentingan menjaga hubungan luar negeri. Di tengah tantangan global, langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen memperkuat kemitraan strategis dengan Tiongkok, tanpa melupakan peran aktifnya di dunia internasional.

Dengan menghadiri peringatan 80 tahun pemerintahan Tiongkok dan parade militer, Prabowo tidak hanya menjalankan misi simbolis, tetapi juga membuka ruang untuk percakapan yang lebih substansial dengan pemimpin dunia lain. Pada akhirnya, keputusan Presiden untuk berangkat ke Beijing menjadi salah satu strategi diplomasi penting yang diharapkan membawa dampak positif bagi hubungan bilateral maupun posisi Indonesia di panggung global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index