JAKARTA - Dunia fashion selalu berkembang mengikuti tren, dan menariknya setiap generasi memiliki karakteristik tersendiri dalam menyikapinya. Perbedaan paling mencolok kini terlihat antara Generasi Z (Gen Z) dan Generasi Milenial. Jika milenial dikenal lebih selektif dan penuh pertimbangan sebelum membeli pakaian, Gen Z justru menunjukkan loyalitas tinggi dalam mengeluarkan uang untuk fashion. Fenomena ini semakin terlihat dalam beberapa bazar dan pameran mode yang secara khusus menyasar kedua kelompok usia tersebut.
Pengelola Bazar Locapop, Eras Pragitha, yang memang berfokus pada segmen Gen Z, membenarkan fenomena ini. Ia mengungkapkan bahwa Gen Z—yang lahir antara 1997 hingga 2012—lebih berani mengalokasikan dana untuk fashion dibandingkan milenial yang lahir antara 1981 hingga 1996.
"Mereka willing to pay-nya tuh lebih tinggi daripada milenial ya. Kalau milenial mungkin mereka udah lebih mikir banyak prioritas yang lain gitu ya," ujar Eras di sela acara Bazar Locapop di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Loyal, Tapi Tetap Cari Diskon
Meski terkesan lebih royal, Gen Z bukan berarti tidak peduli harga. Menurut Eras, mereka tetap cermat dalam membandingkan item yang dibeli, terutama ketika ada promo atau diskon. Artinya, loyalitas mereka lebih terletak pada kesediaan mengeluarkan uang untuk fashion, bukan sekadar membeli tanpa pertimbangan.
Hal ini sejalan dengan strategi yang diterapkan di Bazar Locapop, di mana harga produk sengaja dibuat lebih ramah di kantong, berkisar antara Rp20 ribu hingga Rp250 ribu per item. Dengan harga tersebut, Gen Z tetap bisa menyalurkan gaya hidup aktif dan kreatif mereka tanpa merasa terbebani.
Latar Belakang Perilaku Belanja Gen Z
Salah satu faktor yang membuat Gen Z lebih loyal terhadap fashion adalah pengalaman mereka mendapatkan penghasilan sendiri untuk pertama kalinya. Saat menerima gaji atau uang hasil kerja, banyak dari mereka yang cenderung memanjakan diri melalui belanja fashion.
Di sisi lain, Gen Z juga masih lebih fokus pada diri sendiri. Banyak dari mereka belum memiliki tanggungan besar, berbeda dengan milenial yang rata-rata sudah menikah, memiliki anak, hingga harus menjalani peran sebagai sandwich generation.
"Kalau Gen Z kan sebenarnya mereka yang baru pegang uang masih kayak gini, uangnya masih loyal lah. Mereka masih memikirkan diri sendiri," jelas Eras.
Perbedaan dengan Milenial
Untuk memahami lebih jauh, Eras membandingkan hasil pengamatan dari dua bazar berbeda: Rendevous Market yang menyasar milenial dan Locapop yang berfokus pada Gen Z. Dari perbandingan ini, terlihat jelas bahwa milenial cenderung lebih perhitungan. Mereka harus mengalokasikan dana untuk kebutuhan keluarga, pendidikan anak, hingga keuangan jangka panjang, sehingga fashion bukan lagi prioritas utama.
Sebaliknya, Gen Z yang masih lebih bebas secara finansial melihat fashion sebagai bentuk ekspresi diri. Mereka rela mengeluarkan uang lebih banyak selama item yang dibeli sesuai dengan gaya hidup dan tren yang diikuti.
Gaya Fashion Gen Z
Ciri khas fashion Gen Z tidak hanya terletak pada jumlah uang yang mereka keluarkan, melainkan juga gaya berpakaian yang khas. Mereka identik dengan layering atau busana bertumpuk, sehingga item seperti vest, outer, serta aksesori kecil menjadi incaran.
Selain itu, mereka tidak ragu memadukan gaya unik seperti anting di luar hijab atau tas dengan berbagai charm atau gantungan kecil yang mempermanis tampilan. Tren semacam ini menunjukkan bagaimana Gen Z mengutamakan kreativitas dan kebebasan berekspresi dalam berbusana.
"Gen Z itu kan tipikalnya mereka pakai bajunya yang tumpuk-tumpuk kayak layering gitu. Jadi mungkin kalau misalnya untuk orang-orang tersebut lebih gampang juga, lebih memudahkan gitu ya," tutur Eras.
Warna Favorit Gen Z
Selain layering, preferensi warna juga jadi ciri khas lain Gen Z. Mereka lebih menyukai nuansa earth tone hingga warna nude. Palet warna ini dianggap lebih mudah dipadupadankan, sederhana, tetapi tetap stylish.
Menariknya, pilihan warna tersebut juga mengikuti tren fashion di negara lain seperti Jepang dan Korea. Di kedua negara tersebut, warna natural dianggap “tidak pernah mati” dan terus relevan dengan perkembangan zaman.
"Warna-warna nyaman, natural color, itu juga kayak kalau kita ke Jepang juga warna yang nggak pernah mati kan, kalau warna-warna itu kayak gitu," pungkas Eras.
Fenomena Gen Z yang lebih loyal dalam belanja fashion dibanding milenial bukan hanya soal perbedaan usia, tetapi juga gaya hidup dan prioritas yang berbeda. Gen Z lebih fokus pada ekspresi diri, memiliki keinginan besar untuk tampil stylish, serta relatif bebas dari tanggungan besar. Hal ini membuat mereka lebih mudah mengalokasikan dana untuk fashion.
Di sisi lain, milenial dengan tanggung jawab finansial yang lebih kompleks cenderung lebih selektif. Mereka tetap peduli fashion, namun menempatkannya di urutan prioritas yang lebih rendah.
Dengan karakteristik unik masing-masing generasi, dunia fashion pun semakin kaya warna. Gen Z membawa semangat kreatif dan dinamis, sementara milenial menghadirkan sisi realistis dan perhitungan dalam berbelanja. Keduanya berkontribusi pada tren yang berkembang, namun jelas menunjukkan arah berbeda dalam memandang fashion sebagai bagian dari gaya hidup.