PROYEK TOL

Proyek Tol Serang Panimbang

Proyek Tol Serang Panimbang
Proyek Tol Serang Panimbang

JAKARTA - Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang di Provinsi Banten kini menjadi sorotan utama dalam rangka meningkatkan konektivitas dan mendukung perkembangan ekonomi lokal. Proyek ini masuk dalam skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) prioritas tahun 2026, dengan nilai investasi mencapai Rp 8,58 triliun. Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WIKA Serpan) menjadi pihak pelaksana, menggarap pembangunan tol yang terdiri dari tiga seksi.

Seksi I Serang-Rangkasbitung sepanjang 26,5 kilometer telah beroperasi sejak Desember 2021, sementara Seksi II Rangkasbitung-Cileles (24,1 kilometer) dan Seksi III Cileles-Panimbang (33 kilometer) masih dalam tahap konstruksi. Kehadiran tol ini diharapkan memberikan dampak signifikan bagi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan pengembangan pariwisata di daerah sekitar, termasuk Ujung Kulon dan Kecamatan Sumur.

Mendukung Kawasan Ekonomi dan Pariwisata

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, menekankan bahwa Tol Serang-Panimbang memiliki peran strategis dalam mendorong kegiatan ekonomi dan mobilitas barang di Provinsi Banten. “Mudah-mudahan dengan adanya tol ini akan membantu aktivitas perekomonian dan juga untuk aktifitas angkutan barang dan jasa yang ada di Provinsi Banten ini,” ujar Diana saat mendampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau Seksi II.

Tol ini dirancang tidak hanya sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi regional. Dengan tersambungnya tol dari Jakarta hingga Tanjung Lesung, waktu tempuh bisa dipangkas hingga 2,5 jam, sehingga mempercepat distribusi logistik dan mendorong kunjungan wisata.

Progres Pembangunan dan Pendanaan

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten, Wahyu Supriyo Winurseto, mengungkapkan bahwa Seksi II tol ini telah mencapai progres 87 persen per Maret 2025. Sementara Seksi III, yang dibiayai melalui pinjaman luar negeri (CEXIM China) telah mencapai 92,46 persen. Pendanaan dalam negeri untuk Seksi III juga tengah berjalan, dengan sebagian paket menunggu persetujuan Kementerian Keuangan.

“Pembangunan proyek ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2026. Pendanaan dari pinjaman diharapkan segera terealisasi agar pembangunan bisa berjalan lancar,” jelas Wahyu. Ia menambahkan bahwa tol ini melewati area persawahan seluas sekitar 45.000 hektar, sehingga akan mempercepat distribusi hasil pertanian, menurunkan biaya logistik, dan mendukung ketahanan pangan di Banten.

Desain Gerbang Tol Bernuansa Budaya

WIKA Serpan menghadirkan sentuhan budaya lokal melalui desain gerbang tol (GT) di Cikulur dan Cileles yang terinspirasi arsitektur tradisional Suku Baduy. Direktur Teknik dan Operasi WIKA Serpan, Arso T. Anggoro, menjelaskan bahwa desain ini bertujuan memberikan pengalaman berbeda bagi pengguna tol sekaligus mengenalkan budaya lokal.

“Ini bukan sekadar gerbang tol, tapi juga gerbang menuju pelestarian budaya dan dapat menjadi ikon yang membanggakan bagi Provinsi Banten,” ujar Arso. Desain mengadopsi atap khas Baduy, material alami seperti kayu dan bambu, serta ornamen tradisional yang sarat makna, sehingga tol tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur, tetapi juga media edukasi budaya.

Manfaat Ekonomi dan Sosial

Selain mempermudah mobilitas wisatawan dan barang, tol ini diharapkan meningkatkan nilai ekonomi kawasan melalui pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di sekitar gerbang tol. Pembangunan infrastruktur ini diharapkan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal, serta mendukung sektor pariwisata di Banten Tengah dan Selatan.

Proyek ini juga menjadi bagian dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa, menghubungkan Jakarta, Serang, dan Pandeglang, sehingga memperkuat konektivitas nasional. Keberadaan tol ini diharapkan mendorong investasi baru, mempercepat distribusi logistik, serta mengurangi kemacetan di jalur darat alternatif.

Tol Serang-Panimbang dalam Skema KPBU

Selain tol ini, Kementerian PU menargetkan sepuluh proyek jalan tol prioritas pada 2026, termasuk Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar, Tol Semarang-Demak, Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo, dan Tol Kediri-Tulungagung. Proyek-proyek ini digarap dengan skema KPBU, di mana pemerintah memberikan dukungan melalui pengembangan kawasan, bukan konstruksi langsung.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur, Rachman Arief Dienaputra, menegaskan bahwa pemerintah menekankan pengembangan kawasan untuk meningkatkan tarif tol dan mengurangi konsesi, sehingga proyek menjadi lebih berkelanjutan secara finansial.

Tol Serang-Panimbang bukan hanya jalur transportasi baru, tetapi juga katalisator pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan distribusi logistik di Provinsi Banten. Dengan progres konstruksi yang terus berjalan, desain yang memadukan budaya lokal, dan dukungan skema KPBU, tol ini diharapkan selesai pada akhir 2026 dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Pembangunan tol ini menunjukkan bagaimana infrastruktur modern dapat bersinergi dengan pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi regional, menghadirkan solusi transportasi yang efisien sekaligus mendukung pertumbuhan kawasan secara menyeluruh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index