Proyek Tol

Proyek Tol Probolinggo Banyuwangi Ubah Tapal Kuda

Proyek Tol Probolinggo Banyuwangi Ubah Tapal Kuda
Proyek Tol Probolinggo Banyuwangi Ubah Tapal Kuda

JAKARTA - Konektivitas antarwilayah di Pulau Jawa kian mendapat perhatian serius pemerintah. Salah satu proyek besar yang saat ini dikebut pengerjaannya adalah Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi (JPB). Proyek ini bukan sekadar jalan bebas hambatan, melainkan bagian dari rangkaian infrastruktur strategis nasional yang diharapkan mampu menjadi penghubung ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa.

Tol ini digadang-gadang akan menjadi ruas pamungkas Trans Jawa. Bila kelak tersambung penuh, masyarakat tak lagi membutuhkan waktu hingga lima jam untuk menempuh perjalanan dari Probolinggo menuju Banyuwangi. Waktu tempuh bisa terpangkas drastis menjadi hanya sekitar dua jam saja.

Percepatan Konstruksi Tahap Pertama

Menurut data PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (PT JPB), pembangunan Tahap I ruas Probolinggo–Besuki telah mencapai progres 86,43 persen. Tahap ini terbagi ke dalam tiga paket konstruksi, yaitu Paket 1 (Gending–Kraksaan), Paket 2 (Kraksaan–Paiton), dan Paket 3 (Paiton–Besuki).

Pencapaian ini terbilang signifikan, apalagi mengingat pembebasan lahan sudah mencapai 100 persen. Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono, menegaskan bahwa penyelesaian Tahap I akan menjadi titik penting untuk mendukung agenda besar pemerintah dalam pembangunan berkeadilan.

“Pembangunan tol ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah mewujudkan konektivitas merata di seluruh Indonesia, yang menjadi salah satu prioritas dalam agenda Asta Cita. Dengan selesainya Tahap I, kami optimis dapat mendukung penguatan ekonomi wilayah Jawa Timur sekaligus menekan kesenjangan infrastruktur antarwilayah,” ujarnya.

Manfaat Ekonomi dan Sosial

Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi diyakini membawa banyak dampak positif. Dari sisi transportasi, ruas Probolinggo–Besuki yang membentang sepanjang 49,68 kilometer ini nantinya akan memangkas waktu tempuh dari sekitar 1 jam 15 menit menjadi hanya 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80–100 km/jam.

Dampaknya tidak hanya dirasakan masyarakat lokal. Menurut Rivan, tol ini akan memperlancar arus logistik, mendukung mobilitas pekerja, hingga mempercepat distribusi hasil pertanian. Wilayah Tapal Kuda yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan Jawa Timur juga bisa mengirimkan komoditasnya lebih cepat ke berbagai daerah.

Lebih jauh, kehadiran tol ini diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan pariwisata. Kawasan Situbondo, Probolinggo, hingga Banyuwangi sudah dikenal memiliki destinasi wisata unggulan seperti Bromo, Baluran, dan Kawah Ijen. Dengan akses tol, wisatawan akan lebih mudah menjangkau lokasi tersebut, sehingga berpotensi meningkatkan perekonomian lokal.

Target Penyelesaian Bertahap

PT JPB menargetkan penyelesaian konstruksi dilakukan secara bertahap. Segmen Gending–Paiton ditargetkan selesai pada 2025, sementara segmen Paiton–Besuki menyusul pada 2026.

Rivan menjelaskan bahwa dalam pengerjaannya, PT JPB bersama kontraktor dan konsultan pengawas memastikan aspek keselamatan teknis, kesehatan kerja, keselamatan publik, serta perlindungan lingkungan tetap menjadi prioritas. Selain itu, proyek ini juga mengedepankan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), yakni dengan memaksimalkan penggunaan tenaga kerja, peralatan, dan material dari dalam negeri.

Fasilitas yang Disiapkan

Ketika beroperasi nanti, ruas Probolinggo–Besuki akan dilengkapi dengan tiga Gerbang Tol (GT), yaitu GT Kraksaan, GT Paiton, dan GT Situbondo Barat. Selain itu, ada juga tiga simpang susun (SS), yakni SS Kraksaan, SS Paiton, dan SS Besuki.

Secara keseluruhan, jalan tol sepanjang 175,4 kilometer ini terbagi ke dalam tujuh seksi pembangunan:

Seksi 1 Gending–Kraksaan (12,88 km)

Seksi 2 Kraksaan–Paiton (11,20 km)

Seksi 3 Paiton–Besuki (25,60 km)

Seksi 4 Besuki–Situbondo (42,30 km)

Seksi 5 Situbondo–Asembagus (16,76 km)

Seksi 6 Asembagus–Bajulmati (37,45 km)

Seksi 7 Bajulmati–Ketapang (29,21 km)

Jika seluruh seksi tersambung, perjalanan dari Probolinggo menuju Banyuwangi dapat ditempuh hanya sekitar dua jam. Bandingkan dengan jalur arteri saat ini yang memakan waktu hingga lima jam.

Proyek Pamungkas Trans Jawa

Ruas tol Probolinggo–Banyuwangi disebut sebagai ruas pamungkas Trans Jawa, yang berarti akan menutup seluruh jaringan jalan tol dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa. Keberadaan tol ini akan menjadi penopang utama pergerakan orang, barang, dan jasa di pulau terpadat di Indonesia.

Selain itu, keberadaannya juga akan mendukung strategi besar pemerintah dalam swasembada pangan dan pemerataan ekonomi. Akses cepat dari kawasan pertanian menuju pusat distribusi maupun pelabuhan ekspor akan semakin terbuka.

Melihat progres dan dampak yang dijanjikan, Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi bukan hanya proyek infrastruktur semata, tetapi juga proyek transformasi sosial-ekonomi. Ia akan menghubungkan kawasan Tapal Kuda dengan pusat-pusat ekonomi baru, memudahkan mobilitas masyarakat, dan memperkuat daya saing regional Jawa Timur.

Namun, keberhasilan proyek ini tidak hanya bergantung pada rampungnya konstruksi. Faktor lain seperti pemeliharaan berkelanjutan, tata kelola lalu lintas, dan dukungan masyarakat lokal juga akan menjadi penentu seberapa besar manfaat yang bisa dirasakan.

Jika berjalan sesuai rencana, dalam beberapa tahun mendatang masyarakat bisa merasakan manfaat nyata dari proyek strategis nasional ini: perjalanan lebih cepat, distribusi lebih efisien, dan pertumbuhan ekonomi lebih merata.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index