JAKARTA - Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka menghadirkan suasana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk pertama kalinya, Presiden Prabowo Subianto bertindak sebagai pembaca teks proklamasi sekaligus inspektur upacara. Langkah ini mencatat sejarah baru, mengingat selama dua dekade terakhir, pembacaan teks proklamasi umumnya dipercayakan kepada pimpinan lembaga tinggi negara seperti MPR, DPR, atau DPD RI.
Selama 20 tahun, tepatnya dari 2004 hingga 2024, nama-nama Ketua DPR, MPR, maupun DPD silih berganti mengumandangkan naskah sakral yang dibacakan pertama kali oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945. Tradisi tersebut menjadi hal yang lumrah, hingga akhirnya pada peringatan ke-80 tahun kemerdekaan, Presiden Prabowo mengambil peran yang berbeda.
Dari Puan hingga Bambang Soesatyo, Tradisi yang Berubah
Dalam catatan perjalanan peringatan kemerdekaan, sejumlah tokoh pernah membacakan teks proklamasi. Misalnya, pada 2024, Ketua DPR Puan Maharani mendapat kehormatan tersebut. Setahun sebelumnya, Ketua MPR Bambang Soesatyo yang membacakannya. Sementara pada 2022, giliran Ketua DPD La Nyalla Mattalitti.
Lebih jauh ke belakang, Puan Maharani juga tampil pada 2021, Bambang Soesatyo pada 2020, sedangkan pada 2019 tugas ini dilaksanakan Ketua DPD Oesman Sapta Odang. Pola serupa juga berulang, dengan tokoh-tokoh seperti Bambang Soesatyo (2018), Zulkifli Hasan (2017), Irman Gusman (2016 dan 2013), Setya Novanto (2015), Sidarto Danusubroto (2014), Marzuki Alie (2012), Taufik Kiemas (2011), hingga Amien Rais pada 2004.
Daftar panjang nama tersebut memperlihatkan bahwa pembacaan teks proklamasi selama ini dianggap sebagai kewajiban yang melekat pada pimpinan lembaga negara selain presiden. Karena itu, apa yang dilakukan Prabowo menjadi catatan baru dalam sejarah perayaan HUT RI.
Alasan di Balik Keputusan Prabowo
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menjelaskan alasan mengapa Prabowo membacakan teks proklamasi. Menurutnya, hal ini terkait dengan peran Presiden sebagai inspektur upacara. “Kalau inspektur upacara memang biasa, biasa baca teks proklamasi, tapi ini baru pertama kali Presiden Prabowo membaca proklamasi di ulang tahun ke 80 kemerdekaan,” ujar Dasco usai upacara di Istana.
Dasco menekankan bahwa meski inspektur upacara memiliki kewenangan membacakan proklamasi, secara praktik hal itu jarang dilakukan langsung oleh presiden. Oleh sebab itu, tindakan Prabowo di HUT ke-80 menjadi momen simbolis yang menunjukkan keberanian mengambil peran berbeda.
Simbol Kepemimpinan di Panggung Upacara
Kehadiran Presiden Prabowo sebagai pembaca teks proklamasi membawa dimensi baru pada peringatan kemerdekaan. Tak hanya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Prabowo juga tampil sebagai sosok yang menegaskan keterikatannya dengan simbol kemerdekaan bangsa.
Momentum tersebut semakin menguat ketika detik-detik pengibaran bendera Merah Putih berlangsung khidmat. Prabowo tampak mencium bendera Merah Putih, yang membuat barisan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) terharu. Aksi tersebut mempertegas kesan bahwa upacara kali ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan wujud penghormatan mendalam terhadap perjuangan kemerdekaan.
Rekam Jejak 20 Tahun Pembaca Teks Proklamasi
Untuk memahami betapa berbedanya tradisi tahun ini, berikut daftar nama tokoh yang pernah membacakan teks proklamasi dalam dua dekade terakhir:
2024: Ketua DPR Puan Maharani
2023: Ketua MPR Bambang Soesatyo
2022: Ketua DPD La Nyalla Mattalitti
2021: Ketua DPR Puan Maharani
2020: Ketua MPR Bambang Soesatyo
2019: Ketua DPD Oesman Sapta Odang
2018: Ketua DPR Bambang Soesatyo
2017: Ketua MPR Zulkifli Hasan
2016: Ketua DPD Irman Gusman
2015: Ketua DPR Setya Novanto
2014: Ketua MPR Sidarto Danusubroto
2013: Ketua DPD Irman Gusman
2012: Ketua DPR Marzuki Alie
2011: Ketua MPR Taufik Kiemas
2010: Ketua DPD Irman Gusman
2009: Ketua DPR Agung Laksono
2008: Ketua MPR Hidayat Nur Wahid
2007: Ketua DPD Ginanjar Kartasasmita
2006: Ketua DPR Agung Laksono
2005: Ketua MPR Hidayat Nur Wahid
2004: Ketua MPR Amien Rais
Daftar panjang ini menegaskan betapa uniknya momen ketika Presiden Prabowo sendiri yang membacakannya.
Peringatan HUT RI Sebagai Ruang Pembaruan
Apa yang terjadi pada peringatan HUT RI kali ini memberi makna lebih dari sekadar pergeseran tradisi. Kehadiran presiden sebagai pembaca proklamasi memberi nuansa kepemimpinan yang lebih langsung. Hal ini bisa dipandang sebagai simbol keterhubungan antara pemerintah dengan nilai-nilai yang lahir dari perjuangan bangsa.
Dengan demikian, upacara HUT RI ke-80 bukan hanya menjadi peringatan rutin, melainkan tonggak baru yang memperlihatkan bagaimana pemimpin negara dapat mengambil peran simbolis yang sebelumnya jarang dilakukan. Perubahan ini tentu akan dikenang sebagai salah satu momen penting dalam sejarah panjang perjalanan bangsa.