JAKARTA - Digitalisasi perbankan menjadi kebutuhan mutlak di era modern ini. PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) menunjukkan respons yang cepat dan inovatif dalam mengembangkan layanan digitalnya. Hal ini tercermin dari peningkatan transaksi mobile banking yang mencapai 20,1 persen year on year (yoy). Pertumbuhan ini menggambarkan antusiasme nasabah dalam memanfaatkan kemudahan layanan digital yang semakin lengkap dan praktis.
Inovasi Fitur Islami dalam Aplikasi BSya
Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum, menjelaskan bahwa inovasi layanan digital bukan hanya soal menambah transaksi, tetapi juga menghadirkan fitur Islami yang sesuai dengan karakter nasabah syariah. Contohnya adalah fitur pembayaran zakat fitrah dan pembelian hewan kurban yang diperkenalkan melalui aplikasi BSya, terutama saat momen Idulfitri dan Iduladha.
Fitur-fitur ini memberikan kemudahan bagi nasabah untuk menjalankan kewajiban agama tanpa harus repot datang ke kantor cabang, cukup melalui aplikasi yang terintegrasi dan mudah digunakan. Ini menjadi salah satu nilai tambah yang membuat layanan BCA Syariah semakin diminati.
Fitur Transaksional Modern yang Mempermudah Nasabah
Selain fitur Islami, BCA Syariah juga mengembangkan layanan yang memudahkan transaksi harian nasabah. Salah satunya adalah pembayaran QRIS dengan Customer Presented Mode (CPM), di mana nasabah menampilkan kode QR pada aplikasi untuk dipindai oleh merchant. Sistem ini mempercepat dan mempermudah proses pembayaran.
Tidak hanya itu, fitur setor tunai cardless juga diluncurkan agar nasabah dapat melakukan setoran tunai melalui mesin ATM BCA tanpa menggunakan kartu fisik. Inovasi ini semakin memperkuat kemudahan bertransaksi sekaligus menjaga keamanan pengguna.
Migrasi ke Aplikasi BSya: Langkah Strategis Menutup Aplikasi Lama
BCA Syariah menargetkan seluruh nasabah untuk bermigrasi ke aplikasi BSya pada Oktober 2025. Saat ini, sekitar 40.000 pengguna sudah beralih ke BSya sejak peluncuran aplikasi pada Agustus 2024. Namun, masih terdapat nasabah yang menggunakan aplikasi lama, BCA Syariah Mobile.
Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum, mengungkapkan bahwa mempertahankan dua aplikasi dalam waktu bersamaan tidak efisien. Aplikasi lama juga tertinggal dalam hal fitur jika dibandingkan dengan BSya. Oleh karena itu, penutupan aplikasi lama menjadi langkah strategis untuk fokus mengembangkan satu aplikasi yang lebih canggih dan lengkap.
“Masih ada pengguna mobile banking yang lama. Nah, kita targetkan Oktober itu, hopefully sudah migrasi ke BSya,” ujarnya.
Perbedaan Strategi Digital dengan Induk BCA
Langkah BCA Syariah menutup aplikasi lama berbeda dengan strategi yang diambil oleh induknya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Bank induk masih mempertahankan dua aplikasi, yakni BCA mobile dan myBCA, karena jumlah pengguna yang sangat besar memungkinkan kedua aplikasi tetap eksis dan berkembang.
Yuli menegaskan bahwa untuk BCA Syariah, dengan basis pengguna yang lebih manageable, lebih efisien untuk menyatukan layanan dalam satu aplikasi tunggal. Hal ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan dan memperkuat loyalitas nasabah.
Keunggulan Fitur BSya Dibanding Aplikasi Lama
Salah satu alasan utama migrasi adalah fitur-fitur unggulan yang hanya tersedia di aplikasi BSya. Misalnya, fitur top-up Flazz yang belum bisa dilakukan di aplikasi lama. Banyak nasabah yang mempertanyakan hal ini melalui media sosial, yang menandakan adanya kebutuhan nyata terhadap fitur tersebut.
“Kalau mobile banking yang lama, contohnya tidak ada top-up Flazz. Terus kita lihat di IG, ada yang tulis: ‘Ini gimana sih mobile banking BCA Syariah kok belum bisa top-up Flazz?’ Nah di BSya sudah bisa,” kata Yuli.
Fitur-fitur ini membuat aplikasi BSya lebih modern dan sesuai dengan kebutuhan nasabah yang menginginkan layanan digital yang lengkap dan terintegrasi.
Fokus Memperluas Basis Nasabah dan Memenuhi Kebutuhan Digital
Dengan mengarahkan nasabah ke aplikasi BSya, BCA Syariah berkomitmen untuk terus memperkuat layanan digitalnya sekaligus memperluas basis pengguna. Transformasi ini bukan sekadar memindahkan pengguna, melainkan menciptakan ekosistem layanan perbankan syariah yang lebih inovatif dan responsif.
Teknologi yang terus diperbarui akan mendukung kemudahan transaksi sekaligus meningkatkan kenyamanan nasabah dalam beraktivitas finansial sehari-hari. Ini menjadi bagian dari visi jangka panjang BCA Syariah dalam memperkuat posisinya sebagai bank syariah yang modern dan adaptif di tengah persaingan industri perbankan.
Digitalisasi BCA Syariah sebagai Kunci Pertumbuhan
Pertumbuhan transaksi mobile banking BCA Syariah sebesar 20,1 persen menandai keberhasilan langkah digitalisasi yang diambil oleh bank ini. Dengan fitur Islami yang relevan dan fitur transaksional yang lengkap, BSya siap menjadi aplikasi unggulan yang melayani kebutuhan nasabah dengan baik.
Migrasi penuh ke BSya pada Oktober 2025 akan menjadi tonggak penting dalam pengembangan layanan digital BCA Syariah. Bank berharap dapat menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya efisien, tetapi juga ramah pengguna dan sesuai dengan prinsip syariah.
Transformasi ini sekaligus membuka peluang bagi BCA Syariah untuk terus tumbuh dan memperkuat posisinya dalam industri perbankan syariah di Indonesia.