Nikel

Laba Melejit, Saham Nikel HRUM Bersinar

Laba Melejit, Saham Nikel HRUM Bersinar
Laba Melejit, Saham Nikel HRUM Bersinar

JAKARTA - Di tengah fluktuasi harga komoditas global, PT Harum Energy Tbk (HRUM) justru mencatat lonjakan kinerja yang signifikan. Perusahaan yang sebelumnya dikenal fokus pada batu bara ini menunjukkan transformasi bisnis yang mulai membuahkan hasil, terutama dari lini usaha nikel. Kinerja kuartal II-2025 menjadi bukti nyata dengan catatan laba bersih yang meroket tajam hingga 334% secara kuartalan menjadi US$ 24 juta.

Capaian ini secara langsung mendongkrak optimisme investor terhadap prospek saham HRUM, yang diprediksi bakal menembus level psikologis Rp 1.000 per saham. Proyeksi tersebut didasarkan pada laporan riset Macquarie yang memperlihatkan hasil luar biasa HRUM sepanjang paruh pertama tahun ini.

Menurut Macquarie, sepanjang semester I-2025, laba bersih HRUM mencapai US$ 30 juta. Angka tersebut melampaui ekspektasi, bahkan telah menyentuh 143% dari estimasi setahun penuh versi Macquarie sendiri, serta 105% dari konsensus analis pasar. Ledakan kinerja kuartal II disebut sebagai faktor utama yang mendorong angka ini jauh di atas prediksi.

Kinerja Operasional Nikel Jadi Penopang

Dari sisi operasional, bisnis nikel menjadi pendorong utama pertumbuhan HRUM. Penjualan nikel selama kuartal II-2025 tercatat naik 33% menjadi 18.500 ton. Jika dilihat sepanjang semester I, volume penjualan mencapai 33.400 ton atau meningkat 49% secara tahunan.

Menariknya, pertumbuhan volume ini terjadi di tengah tekanan harga nikel global. Harga rata-rata nikel justru mengalami penurunan sebesar 6% menjadi US$ 12.350 per ton. Namun HRUM berhasil menjaga efisiensi biaya produksi, terutama melalui produk nickel pig iron (NPI). Biaya tunai NPI stabil di kisaran US$ 11.343 per ton, menghasilkan margin positif sebesar US$ 1.007 per ton.

Macquarie menyebut efisiensi ini sebagai salah satu kekuatan HRUM dalam menjaga daya saing di tengah harga yang bergejolak. Selain itu, strategi diversifikasi ke hulu turut memperkuat posisi perusahaan.

Diversifikasi Lewat Penjualan Bijih dan Proyek Baterai

HRUM tak hanya mengandalkan penjualan NPI. Mulai Juli 2025, perusahaan melalui anak usahanya, PT Position, mulai menjual bijih nikel jenis saprolit dan limonit. Strategi ini tidak hanya menambah sumber pendapatan, tapi juga dinilai akan menekan biaya produksi dari fasilitas smelter RKEF yang menghasilkan NPI.

Pada semester I, Position telah memproduksi sekitar 460 ribu ton bijih nikel, menunjukkan skala operasi yang mulai membesar. Hal ini menjadi landasan ekspansi HRUM yang lebih agresif ke sektor nikel.

Tak berhenti di sana, HRUM juga tengah menuntaskan proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) yang akan memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik (EV). Pembangunan fasilitas HPAL ini telah mencapai 85%, dengan estimasi biaya investasi mencapai US$ 504 juta. Sebagian dari pendanaan proyek tersebut didukung oleh pinjaman perbankan senilai US$ 370 juta.

Macquarie mencatat bahwa proyek HPAL ini menjadi salah satu katalis utama bagi pertumbuhan jangka menengah HRUM. Target penyelesaian proyek atau commissioning ditetapkan pada awal 2026. Dengan demikian, HRUM diharapkan bisa mengamankan posisi strategis dalam rantai pasok industri baterai global.

Batu Bara Masih Berkontribusi, Meski Tertekan

Meski sektor nikel mendominasi perhatian, bisnis batu bara HRUM masih menjadi kontributor penting meski menghadapi tantangan. Harga jual rata-rata (average selling price/ASP) batu bara turun 14% menjadi US$ 77,3 per ton. Di sisi lain, efisiensi biaya berhasil dicapai, dengan biaya produksi turun 17% menjadi US$ 34,6 per ton. Ini sedikit mengurangi tekanan terhadap margin.

Namun demikian, volume penjualan batu bara mengalami penurunan sebesar 9% menjadi 2,9 juta ton. HRUM juga mencatat striping ratio yang cukup tinggi, mencapai 10 kali, yang mencerminkan beban operasional yang tetap menantang di segmen ini.

Potensi Saham dan Rekomendasi Analis

Melihat seluruh kinerja dan prospek tersebut, Macquarie mempertahankan rekomendasi outperform untuk saham HRUM. Target harga ditetapkan sebesar Rp 1.070 per saham, dengan estimasi total return bagi pemegang saham mencapai 35,4%.

Pada perdagangan terakhir, saham HRUM ditutup menguat 4,4% ke level Rp 825. Tren ini mengindikasikan bahwa investor mulai merespons positif perkembangan fundamental HRUM, terutama dari lini nikel dan proyek baterai.

Dengan pertumbuhan laba yang signifikan, efisiensi biaya yang terjaga, serta ekspansi agresif ke sektor strategis seperti EV, HRUM menjadi salah satu saham sektor komoditas yang layak dicermati.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index