JAKARTA - Dalam langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani, Pemerintah Kabupaten Batu Bara menggandeng Bank Sumut dan menginisiasi program pemberdayaan petani cabai di Desa Lubuk Cuik. Langkah ini merupakan wujud nyata dari visi Bupati Batu Bara, H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si, yang bercita-cita menjadikan petani cabai sebagai "Orang Kaya Baru" (OKB).

Acara sosialisasi yang digelar pada Sabtu, 8 Maret 2025, dihadiri juga oleh Wakil Bupati Batu Bara, Syafrizal, SE, M.AP, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pertanian, dan Kepala Cabang Bank Sumut Lima Puluh, Teddy Pribadie. Program ini bertujuan untuk membuka akses permodalan yang lebih luas bagi petani, serta memberikan edukasi finansial yang penting bagi pengelolaan usaha yang lebih baik.

Menurut Teddy Pribadie, inisiatif ini menjadi bukti nyata dari peran strategis Bank Sumut dalam mendukung kebijakan pemerintah daerah. "Sebagai lembaga keuangan daerah, Bank Sumut berkewajiban mendukung program pembangunan ekonomi lokal," ujarnya dalam acara tersebut. Komitmen Bank Sumut diwujudkan melalui penyediaan skema pembiayaan berbasis Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menawarkan bunga ringan dan tenor fleksibel.

"Kami hadir untuk memastikan petani memiliki akses permodalan yang mudah dan terjangkau. Selain itu, Bank Sumut juga siap memberikan pelatihan manajemen keuangan dan digitalisasi usaha, agar petani cabai dapat berkembang lebih cepat dan kompetitif di pasar," jelas Teddy.

Program ini telah diselaraskan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 19/POJK.03/2022 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan. Dalam peraturan ini, perbankan diharuskan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.

Bupati Baharuddin Siagian menyampaikan bahwa sektor pertanian harus menjadi pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Batu Bara. "Mulai hari ini, jangan ada lagi pesimisme. Satukan visi dan pikiran, karena saya ingin petani cabai di Batu Bara menjadi Orang Kaya Baru. Kita punya lahan subur, dukungan modal dari Bank Sumut, serta akses pasar yang luas. Yang kita butuhkan sekarang adalah kerja keras dan inovasi," tegas Bupati.

Menurut Baharuddin, program ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor perbankan, dan para pelaku usaha. "Keberadaan perbankan yang proaktif dalam menyalurkan pembiayaan kepada petani merupakan bentuk implementasi nyata dari prinsip ekonomi kerakyatan," tambahnya. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Program ini juga melibatkan Dinas Pertanian dan Dinas UMKM untuk memastikan para petani mendapatkan pendampingan teknis dalam manajemen produksi, pengolahan hasil panen, hingga pemasaran berbasis digital. Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani cabai secara signifikan dalam waktu dekat.

M. Soleh, salah satu petani cabai di Lubuk Cuik, mengungkapkan optimismenya atas program ini. "Dulu kami hanya mengandalkan modal sendiri dan sering kesulitan saat panen tidak maksimal. Sekarang, dengan adanya akses KUR dari Bank Sumut, kami bisa lebih leluasa mengembangkan usaha tanpa takut kekurangan modal. Saya yakin program ini akan membawa perubahan besar bagi kami," tuturnya.

Ke depan, Pemerintah Kabupaten Batu Bara memiliki target ambisius agar keberhasilan program ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam memberdayakan petani melalui sinergi antara pemerintah, perbankan, dan dunia usaha. Dengan langkah konkret seperti ini, harapan untuk menjadikan petani cabai sebagai "Orang Kaya Baru" bukan lagi sekadar impian. Ini adalah visi yang siap diwujudkan dalam waktu dekat.

"Ketika sektor pertanian maju, akses keuangan terbuka lebar, dan petani sejahtera, maka Batu Bara akan menjadi daerah yang kuat secara ekonomi. Mari bersama-sama kita wujudkan visi ini," pungkas Bupati Baharuddin Siagian.