MINYAK

Harga Minyak Melonjak di Tengah Ancaman Sanksi AS Terhadap Rusia

Harga Minyak Melonjak di Tengah Ancaman Sanksi AS Terhadap Rusia
Harga Minyak Melonjak di Tengah Ancaman Sanksi AS Terhadap Rusia

JAKARTA - Lonjakan harga minyak global kembali menjadi sorotan setelah pernyataan ancaman sanksi dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Rusia. Isu ini menambah ketidakpastian di pasar energi, terutama setelah pekan yang penuh gejolak bagi harga minyak dunia.

Pada Jumat 7 Maret 2025, harga minyak mengalami peningkatan, meskipun tidak berhasil mempertahankan posisi tertingginya. Ancaman sanksi yang dilayangkan Presiden Trump muncul setelah ketegangan antara Rusia dan Ukraina terus memanas. Trump mengutarakan pertimbangan pemberian sanksi terhadap bank-bank Rusia dan menerapkan tarif tambahan pada produk-produk asal Rusia melalui unggahan di akun Truth Social miliknya.

Mengutip laporan dari Reuters, janji peringatan dari Trump ini muncul sebagai tanggapan langsung terhadap serangan-serangan yang berkepanjangan di Ukraina. Kondisi tersebut mendorong pasar minyak mentah global bergerak liar, menambah tingkat volatilitas yang telah tinggi akibat berbagai faktor geopolitik dan kebijakan produsen minyak dunia.

Di pasar minyak, harga minyak mentah Brent mengalami lonjakan sebesar US$ 1,10 atau naik sebesar 1,58%, menjadikannya US$ 70,56 per barel. Secara bersamaan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga naik sebesar US$ 1,06 atau 1,6%, menjadi US$ 67,42 per barel.

Pada awal perdagangan di hari Jumat, harga Brent sempat menyentuh angka US$ 71,40 per barel, sementara WTI mencapai angka US$ 68,22 per barel. Lonjakan ini terjadi menyusul pernyataan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak yang mengonfirmasi bahwa OPEC+, kelompok produsen minyak terkemuka, akan meneruskan peningkatan produksi pada April mendatang. Namun, ia juga menegaskan bahwa OPEC+ dapat mempertimbangkan pengurangan produksi jika kondisi pasar memerlukan.

Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, menekankan dampak dari pergerakan pasar yang sangat dipengaruhi oleh situasi politik saat ini. "Jika Anda tidak suka harga minyak saat ini, tunggu sebentar," ucap Flynn. Ia menyoroti bagaimana kemungkinan sanksi terhadap Rusia dan pernyataan dari OPEC+ dapat memicu perubahan besar dalam harga minyak dunia.

Isu ini bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi pasar minyak, tetapi menciptakan ketidakpastian tambahan di tengah konflik yang terus terjadi di wilayah lain seperti Timur Tengah. Flynn menyebutkan bahwa berita terkait Rusia lebih mendominasi daripada isu lain, termasuk negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang tengah berlangsung.

Di sepanjang pekan ini, meski harga minyak mengalami kenaikan harian yang cukup signifikan, secara keseluruhan harga Brent turun 3,8% - mencatat penurunan mingguan terbesar sejak November 2022. Untuk minyak mentah WTI, penurunannya mencapai 3,6%, penurunan terbesar sejak Januari tahun ini. Hal ini menggambarkan konsistensi tekanan yang dialami pasar minyak.

Harry Tchilinguirian dari Onyx Capital Group menambahkan perspektifnya terhadap situasi tersebut. "Pernyataan hati-hati dari Novak menegaskan kembali bahwa keputusan OPEC+ terkait produksi masih bergantung pada kondisi pasar," ungkapnya. Tchilinguirian memberi sinyal bahwa para pelaku pasar harus tetap waspada terhadap kemungkinan perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi harga minyak global.

Seiring berjalannya waktu, pasar minyak global akan terus dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik, kebijakan OPEC+, dan kemungkinan sanksi dari AS. Dalam dinamika ini, pengawasan ketat terhadap perkembangan politik dan ekonomi global menjadi elemen kunci bagi para investor dan pelaku industri energi di seluruh dunia.

Pergerakan harga minyak di tengah ancaman sanksi ini menunjukkan bagaimana ketergantungan ekonomi dunia pada komoditas ini tetap tinggi. Keputusan-keputusan politik memiliki dampak jauh berbeda dalam membentuk pola konsumsi dan penawaran energi global. Dengan makin kompleksnya hubungan antarnegara, serta potensi perubahan kebijakan mendadak, fleksibilitas dan strategi yang adaptif menjadi aspek penting bagi kelangsungan industri energi global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index