JAKARTA - Mata uang kripto XRP melonjak 30% setelah diumumkan menjadi bagian dari cadangan kripto Amerika Serikat, memicu optimisme pasar dan membawa harga ke puncak US$2,95, level tertinggi dalam sebulan terakhir. Namun, aksi ambil untung yang cepat berlangsung setelahnya, menyebabkan penurunan harga hingga 10% hanya dalam sehari, sehingga menimbulkan pertanyaan bagi para investor dan pengamat pasar terhadap arah pergerakan token ini.
Dalam beberapa hari terakhir, XRP mencapai level resistance di US$2,75 sebelum kembali turun ke area support utama di US$2,52. Penurunan ini membuat investor bertanya-tanya apakah tren naik dapat dipertahankan atau XRP akan terus merosot.
Penurunan Setelah Momentum Bullish yang Kuat
Momentum bullish yang kuat terpicu ketika XRP dimasukkan ke dalam cadangan kripto AS, membawanya ke puncak Relative Strength Index (RSI) di 84,5. "RSI yang tinggi menunjukkan bahwa investor terlalu optimis dan kemungkinan besar aset tersebut mengalami kondisi overbought, yang biasanya diikuti dengan koreksi," demikian diungkapkan dalam laporan TradingView.
Memasuki zona overbought, XRP mengalami penurunan RSI ke angka 63, menunjukkan pelemahan tekanan beli setelah koreksi harga baru-baru ini. Meskipun angka di atas 60 masih mengindikasikan kekuatan bullish, tren menurun dalam RSI bisa berarti XRP menuju konsolidasi lebih lanjut.
Indikasi dari Ichimoku Cloud
Indikator teknis lain yang diamati adalah Ichimoku Cloud, di mana lonjakan harga XRP baru-baru ini membuatnya bergerak di atas awan Kumo, menunjukkan adanya kekuatan tren naik. Namun, dengan harga yang semakin mendekati garis Kijun-sen, ada kekhawatiran bahwa momentum bullish dapat memudar.
Menurut analisis Ichimoku, selama harga tetap di atas garis Kijun-sen, ada potensi bagi XRP untuk berkonsolidasi sebelum mencoba naik menuju level resistance selanjutnya. Sebaliknya, jika harga menembus ke bawah awan, hal ini bisa menjadi pertanda hilangnya momentum bullish dan potensi penurunan lebih lanjut.
Tantangan Menuju US$3
Setelah hampir menyentuh US$2,95, pergerakan bearish membuat harga XRP mundur, dan kini tantangan utamanya adalah menguji kembali level resistance di US$2,75. Jika harga berhasil menembus resistance ini, dapat membuka jalan menuju level harga psikologis US$3, yang belum tercapai sejak awal Februari. "Keputusan SEC untuk menghentikan kasus terhadap XRP bisa menjadi katalisator bagi penguatan harga lebih lanjut hingga menembus US$3," ujar analis pasar.
Namun, sebaliknya, jika harga terus melemah dan tekanan jual meningkat, XRP mungkin akan menemukan dukungan di US$2,52. Jika tembus ke bawah support ini, level berikutnya yang harus diawasi adalah US$2,36, dengan potensi penurunan lebih lanjut hingga US$2,15 dan US$2,06.
Kritik Terhadap Pemilihan Aset Cadangan
Pilihan untuk memasukkan XRP dan beberapa aset lainnya dalam cadangan strategis kripto AS menimbulkan perdebatan. Harrison Seletsky, Direktur Pengembangan Bisnis SPACE ID, menyuarakan kebingungannya terhadap keputusan ini. "Saya terkejut bahwa Presiden AS memilih untuk mengumumkan cadangan kripto secara lengkap, bukan hanya Bitcoin. Pemilihan asetnya pun aneh; sementara ETH dan SOL masuk akal, kehadiran XRP dan ADA lebih sulit dimengerti," ungkap Seletsky kepada BeInCrypto. Dia menambahkan, "Mengingat aktivitas rantai yang relatif rendah, terutama jika dibandingkan dengan Ethereum dan Solana, ini bisa dibilang mendiskreditkan gagasan tentang aset cadangan kripto."
Pada akhirnya, nasib XRP akan bergantung pada dinamika pasar jangka pendek dan keputusan strategis dari pelaku pasar besar. Dengan volatilitas yang tetap tinggi, para investor harus waspada dan menyiapkan strategi manajemen risiko yang tangguh.