Religi

Goa Suci di Tuban: Wisata Religi Bersejarah yang Terlupakan, Butuh Perhatian Serius

Goa Suci di Tuban: Wisata Religi Bersejarah yang Terlupakan, Butuh Perhatian Serius
Goa Suci di Tuban: Wisata Religi Bersejarah yang Terlupakan, Butuh Perhatian Serius

JAKARTA  – Tersembunyi di balik ladang jagung dan rindangnya perkebunan di Dusun Suci, Desa Wangun, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, terdapat sebuah situs bersejarah yang menyimpan jejak kejayaan masa lampau. Goa Suci, yang juga dikenal masyarakat lokal dengan nama Jurang Wayang, merupakan salah satu destinasi wisata religi yang sarat nilai sejarah, namun sayangnya belum tergarap secara optimal hingga kini.

Goa Suci diyakini merupakan tempat pertapaan raja-raja Majapahit pada masa lalu. Kepercayaan ini terus hidup di tengah masyarakat sekitar, menjadikan situs ini tidak hanya menarik dari sisi sejarah, namun juga menyimpan nilai spiritual yang mendalam. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur telah menetapkan Goa Suci sebagai situs cagar budaya, namun fasilitas dan infrastruktur penunjang wisata masih jauh dari memadai.

Keindahan Alam dan Keunikan Geologis

Pengunjung yang berhasil mencapai lokasi Goa Suci akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Gua ini memiliki ruang berbentuk kerucut yang dipenuhi stalaktit alami, yang pada siang hari akan memantulkan cahaya matahari dengan sangat indah. Momen terbaik untuk mengunjungi gua ini adalah sekitar pukul 12.00 WIB, saat cahaya matahari menembus atap lubang gua dan menciptakan efek visual yang memesona.

“Saya kagum banget waktu pertama kali masuk ke Goa Suci. Pemandangannya indah, apalagi pas cahaya matahari masuk dari atas gua, rasanya magis banget,” ungkap Rizky, pengunjung asal Lamongan saat ditemui pada Selasa, 8 April 2025.

Keindahan tersebut menjadikan Goa Suci sebagai lokasi ideal untuk fotografi, meditasi, bahkan eksplorasi alam dan sejarah. Namun, potensi luar biasa ini belum sepenuhnya dimanfaatkan karena sejumlah kendala yang masih menghambat pengembangan kawasan wisata ini.

Akses Sulit dan Minim Fasilitas

Salah satu tantangan utama bagi pengunjung adalah akses menuju lokasi. Goa Suci tersembunyi di balik lahan pertanian warga, dan minim petunjuk arah maupun infrastruktur memadai. Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus berjalan kaki sejauh beberapa ratus meter melewati kebun jagung dengan medan yang belum ramah wisatawan.

“Akses jalannya memang masih kurang, harus jalan kaki lewat kebun jagung. Semoga ke depannya bisa lebih diperhatikan biar makin banyak orang tahu tempat sekeren ini,” tambah Rizky.

Selain akses yang sulit, ketiadaan fasilitas umum seperti tempat parkir, toilet, maupun warung makan menjadi kendala besar. Hal ini tentu menurunkan kenyamanan wisatawan dan membuat daya tarik Goa Suci kalah saing dibandingkan destinasi wisata lain yang sudah dikelola secara profesional.

Semangat Warga Lokal Menjaga Warisan Budaya

Meski minim dukungan pemerintah, masyarakat sekitar tetap berupaya menjaga kelestarian situs ini. Mereka secara swadaya membersihkan area sekitar goa, menjaga keamanan, serta memberikan informasi kepada pengunjung sebisa mungkin.

“Kami tahu ini tempat bersejarah. Jadi meskipun belum ada bantuan besar dari pemerintah, kami tetap rawat semampu kami,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Keterlibatan masyarakat ini menunjukkan adanya semangat pelestarian budaya yang kuat. Namun, tanpa adanya intervensi dan kebijakan konkret dari pemerintah daerah, potensi Goa Suci sebagai ikon wisata religi dan sejarah di Tuban bisa saja terus terabaikan.

Harapan untuk Pengembangan Wisata yang Berkelanjutan

Goa Suci memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan. Dengan pengelolaan yang lebih profesional, perbaikan infrastruktur jalan, penambahan fasilitas umum, serta promosi yang tepat, Goa Suci bisa menjadi magnet baru bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Destinasi ini bukan hanya menawarkan pengalaman visual dan spiritual, tapi juga bisa menjadi sarana edukasi sejarah, pelestarian budaya, dan sumber penghasilan bagi warga sekitar.

“Pemerintah daerah perlu turun tangan lebih serius. Potensi ekonominya jelas ada, tinggal bagaimana dikelola agar tetap lestari dan membawa manfaat,” ujar seorang pemerhati budaya Tuban.

Goa Suci adalah warisan leluhur yang tidak hanya menyimpan jejak sejarah, tetapi juga harapan masa depan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku pariwisata, situs ini bisa bangkit menjadi destinasi yang membanggakan, bukan hanya bagi Tuban, tapi juga untuk Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index