JAKARTA - Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, berencana untuk membangun sejumlah kilang minyak besar dengan kapasitas produksi mencapai satu juta barel per hari (bph). Proyek ambisius ini tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah. Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, usai Rapat Terbatas (Ratas) dengan Presiden Prabowo yang digelar di Istana Negara pada Rabu, 12 Maret 2025.
Peningkatan Kapasitas Kilang untuk Mengurangi Impor Minyak Mentah
Dalam rapat tersebut, Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa salah satu pembahasan utama adalah mengenai rencana pembangunan kilang minyak dengan kapasitas yang lebih besar dari yang sebelumnya direncanakan. Sebelumnya, pemerintah merencanakan kilang dengan kapasitas sekitar 500 ribu barel per hari. Namun, berdasarkan hasil rapat, keputusan akhir adalah meningkatkan kapasitas kilang tersebut menjadi satu juta barel per hari.
"Salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel, karena kita impor sekitar 1 juta barel per hari. Tadi ada terjadi perubahan, akan kita bangun nanti 1 juta barel, dan kita akan bangun di beberapa tempat," ungkap Bahlil saat memberikan keterangan pers pada Selasa, 11 Maret 2025.
Keputusan ini diambil untuk menanggapi kebutuhan energi nasional yang semakin meningkat, di samping untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak mentah dari negara-negara lain. Dengan kapasitas yang lebih besar, kilang-kilang ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri dan bahkan mengekspor produk-produk olahan minyak.
Lokasi Strategis Pembangunan Kilang
Pembangunan kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel per hari akan dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, yang meliputi Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Pembangunan kilang minyak ini tidak hanya akan memperkuat industri energi dalam negeri, tetapi juga membuka peluang ekonomi di daerah-daerah tersebut.
Selain kilang minyak, pemerintah juga berencana untuk membangun fasilitas penyimpanan minyak (oil storage) dengan kapasitas yang sama, yaitu satu juta barel per hari. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat distribusi bahan bakar dan meningkatkan stabilitas pasokan energi di seluruh Indonesia.
DME sebagai Substitusi LPG dan Hilirisasi Sumber Daya Alam Lainnya
Selain fokus pada pembangunan kilang minyak, pemerintah juga akan memulai pembangunan Dimetil Eter (DME) sebagai pengganti gas elpiji (LPG). DME ini diproyeksikan menjadi sumber energi alternatif yang dapat menggantikan LPG, yang saat ini banyak diimpor. Langkah ini merupakan bagian dari upaya hilirisasi yang lebih luas, yang juga mencakup sektor perikanan, kehutanan, dan perkebunan.
"Salah satu langkah penting adalah pembangunan DME sebagai substitusi LPG. Ini akan kami lakukan di samping hilirisasi di sektor perikanan, perhutanan, dan perkebunan," ujar Bahlil Lahadalia.
Dengan adanya pembangunan kilang minyak dan DME, pemerintah berharap dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor energi, yang akan menguntungkan perekonomian nasional dalam jangka panjang.
Percepatan Eksplorasi untuk Mendukung Produksi Minyak Dalam Negeri
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menambahkan bahwa peningkatan kapasitas kilang ini akan diiringi dengan upaya percepatan eksplorasi sumber daya minyak dalam negeri. Eksplorasi masif diharapkan dapat menambah produksi minyak nasional dan mengurangi ketergantungan pada pasokan luar negeri.
"Jadi dengan adanya percepatan eksplorasi ini, justru ini akan menambah produksi dalam negeri dan juga kita akan melakukan proses tender lelang untuk wilayah kerja baru," ujar Yuliot di Gedung Kementerian ESDM, Kamis, 13 Maret 2025.
Selain itu, Yuliot menegaskan bahwa kilang dengan kapasitas 1 juta bph yang akan dibangun ini tidak hanya akan berfokus pada produksi minyak mentah, tetapi juga akan bertransformasi menjadi petrochemical complex yang lebih efisien. Kilang tersebut akan menghasilkan berbagai produk turunan minyak, yang dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
"Ini bukan hanya kilang, tetapi juga petrochemical complex. Jadi bisa berbagai macam produk dihasilkan dari kilang tersebut," tambah Yuliot.
Prospek Ekonomi dan Dampaknya pada Sektor Energi Nasional
Proyek pembangunan kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel per hari ini diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, khususnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, mengurangi defisit neraca perdagangan energi, serta meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. Selain itu, proyek ini diharapkan mampu memperkuat sektor energi domestik untuk mendukung kebutuhan bahan bakar dalam negeri, serta memenuhi permintaan pasar internasional.
Dengan pembangunan kilang yang tersebar di berbagai daerah, tidak hanya sektor energi yang akan berkembang, tetapi juga sektor-sektor lain seperti infrastruktur, transportasi, dan logistik yang akan terhubung dengan fasilitas-fasilitas besar ini.