PERTAMBANGAN

Realisasi Investasi Kaltim 2024 Capai Rp 76,3 Triliun, Dominasi Pertambangan dan Arus Modal dari Singapura

Realisasi Investasi Kaltim 2024 Capai Rp 76,3 Triliun, Dominasi Pertambangan dan Arus Modal dari Singapura
Realisasi Investasi Kaltim 2024 Capai Rp 76,3 Triliun, Dominasi Pertambangan dan Arus Modal dari Singapura

JAKARTA - Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil mencatatkan realisasi investasi yang melampaui target 2024, dengan angka mencapai Rp 76,33 triliun atau 100,41% dari target yang ditetapkan. Angka ini menegaskan bahwa Kaltim semakin menjadi destinasi investasi utama di Indonesia, dengan sektor pertambangan dan arus modal asing, terutama dari Singapura, mendominasi investasi yang masuk.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur, Fahmi Prima Laksana, menjelaskan bahwa sebanyak 24.743 proyek investasi telah terealisasi di Kaltim sepanjang tahun 2024. "Capaian ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik Kaltim sebagai tujuan investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," ujar Fahmi dalam keterangannya, Kamis 13 Maret 2025.

PMDN Mendominasi, Sektor Pertambangan Terbesar

Dari total investasi yang tercatat, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan nilai investasi sebesar Rp 55,07 triliun. Proyek PMDN yang terlibat berjumlah 15.390 proyek, menempatkan Kaltim pada peringkat kelima nasional untuk realisasi PMDN. Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mencatatkan investasi sebesar USD 1,417 miliar, tersebar di 1.727 proyek, dan menempatkan Kaltim pada posisi ke-14 secara nasional.

Sektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar dalam investasi PMDN, dengan nilai realisasi mencapai Rp 20,98 triliun. "Sektor pertambangan terus menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Kaltim," kata Fahmi. Selain itu, sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi juga mencatatkan investasi sebesar Rp 8,50 triliun, diikuti dengan industri logam dasar dan industri makanan yang masing-masing menyumbang Rp 6,96 triliun dan Rp 3,57 triliun.

Sebaran Investasi di Wilayah Kaltim

Fahmi menjelaskan bahwa distribusi investasi PMDN di Kaltim tersebar di sejumlah kabupaten dan kota. Kota Balikpapan menjadi lokasi utama dengan total investasi Rp 21,30 triliun dari 7.575 proyek. Sementara itu, Kabupaten Kutai Kartanegara juga mencatatkan investasi yang signifikan, yakni Rp 8,34 triliun dari 3.563 proyek. Di posisi berikutnya, terdapat Kabupaten Kutai Barat (Rp 6,85 triliun, 1.168 proyek), Kutai Timur (Rp 5,16 triliun, 1.795 proyek), dan Kota Samarinda (Rp 3,04 triliun, 6.185 proyek).

Untuk investasi PMA, Kutai Kartanegara memimpin dengan nilai investasi sebesar USD 537,93 juta dari 305 proyek, disusul Balikpapan dengan investasi sebesar USD 293,57 juta dari 1.265 proyek. Adapun daerah lain yang juga turut berkontribusi pada PMA antara lain Kutai Timur (USD 285,53 juta, 272 proyek), Paser (USD 75,08 juta, 83 proyek), dan Berau (USD 63,78 juta, 176 proyek).

Arus Modal Asing: Singapura dan Malaysia Mendominasi

Singapura dan Malaysia mendominasi aliran investasi asing yang masuk ke Kaltim. Singapura mencatatkan investasi sebesar USD 275,12 juta (Rp 4,12 triliun) dari 831 proyek, yang menguasai hampir 20% dari total pangsa investasi PMA di Kaltim. Di posisi kedua, Malaysia berinvestasi sebesar USD 266,76 juta (Rp 4,00 triliun) dari 437 proyek, yang mencakup 18,82% pangsa pasar.

Fahmi mengungkapkan bahwa negara-negara lain yang juga memberikan kontribusi signifikan terhadap investasi di Kaltim adalah China, Spanyol, dan Korea Selatan. "Kaltim semakin dilirik oleh investor global, terutama dari negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia," tambah Fahmi.

Dampak Positif terhadap Tenaga Kerja

Investasi yang masuk ke Kaltim juga berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Secara total, investasi PMDN dan PMA di Kaltim telah berhasil menyerap 70.419 tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, sebanyak 57.002 tenaga kerja berasal dari PMDN, sedangkan 13.417 tenaga kerja berasal dari PMA. Fahmi menekankan bahwa penyerapan tenaga kerja ini menjadi indikator penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kaltim.

“Investasi yang mengalir ke Kaltim tidak hanya memperkuat perekonomian daerah, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat lokal,” pungkas Fahmi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index