JAKARTA - Ramadhan menjadi momen spesial bagi banyak orang, tak terkecuali bagi para warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan. Dalam rangka menyemarakkan bulan suci ini, Lapas Nunukan menggelar kegiatan istimewa berupa kunjungan buka puasa bersama warga binaan dan pembagian bantuan sosial (bansos) kepada keluarga mereka yang datang berkunjung. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kebahagiaan, tetapi juga menghadirkan suasana haru penuh kehangatan di antara para peserta.

Puang Dirham, Kepala Lapas Nunukan, menjelaskan bahwa agenda ini merupakan bagian dari program pembinaan keagamaan yang rutin dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap warga binaan dan keluarganya. "Kami ingin memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk merasakan kebersamaan dengan keluarga mereka serta membantu meringankan beban para pembesuk dengan adanya pembagian bansos," ujarnya. Pernyataan ini menggambarkan upaya Lapas dalam menciptakan lingkungan rehabilitatif yang tak hanya konduktif tetapi juga penuh kasih sayang.

Selama kegiatan berlangsung, pihak Lapas memberikan layanan kunjungan tatap muka yang memungkinkan keluarga warga binaan untuk menikmati waktu berbuka puasa bersama orang terkasih. Para pengunjung diperbolehkan membawa makanan yang dapat dinikmati bersama di area yang telah disediakan oleh Lapas Nunukan. Selain itu, bansos dibagikan kepada keluarga warga binaan yang datang membesuk, bentuk nyata dari kepedulian sosial yang dijalankan oleh Lapas.

Khusnul, salah satu pengunjung yang hadir, mengungkapkan betapa berharganya momen ini bagi dirinya dan keluarga. "Kami sangat senang bisa bertemu dan berbuka puasa bersama. Momen seperti ini sangat berarti bagi kami," tutur Khusnul dengan mata berbinar. Kegiatan semacam ini tidak hanya memperkuat ikatan antara warga binaan dengan keluarganya, tetapi juga memberi dukungan moral yang sangat dibutuhkan selama masa pembinaan.

Berbagai upaya ini diharapkan dapat memotivasi warga binaan untuk lebih bersemangat dalam menjalani pembinaan dan meningkatkan ketakwaan mereka. Program-program keagamaan seperti ini memang terus digalakkan oleh Lapas Nunukan guna mendukung proses rehabilitasi sosial dan moral. Dengan demikian, para warga binaan dapat lebih siap menjalani kehidupan yang lebih baik ketika nanti sudah kembali ke masyarakat.

Kepedulian dan perhatian yang ditunjukkan oleh Lapas Nunukan tentu mendapat apresiasi dari banyak pihak, terutama keluarga warga binaan yang merasakan langsung manfaat dari program yang dijalankan. Pihak Lapas sendiri berkomitmen untuk terus mengembangkan inisiatif serupa agar dapat memberikan dampak positif yang lebih luas.

Dalam konteks penegakan hukum dan pembinaan narapidana, kegiatan ini menegaskan pentingnya pendekatan humanis yang berfokus pada upaya pemulihan dan reintegrasi sosial. Kegiatan buka puasa bersama dan pembagian bansos merupakan contoh nyata dari upaya tersebut, dimana hubungan emosional dan dukungan sosial tetap menjadi prioritas meski dalam lingkungan pemasyarakatan.

Kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi Lapas Nunukan untuk memperlihatkan bahwa lembaga pemasyarakatan bukanlah tempat yang menutup jalan bagi hubungan kekeluargaan, melainkan justru mendukung dan memperkuatnya melalui program-program yang membangun kemanusiaan.

Sebagai salah satu lembaga yang mengemban tugas mulia dalam pembinaan warga negara yang tersandung hukum, Lapas Nunukan terus menunjukkan komitmen teguh dalam mengimplementasikan nilai-nilai positif yang dapat berkontribusi pada pembentukan karakter warga binaan yang lebih baik. Program ini diharapkan menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam menyelenggarakan kegiatan yang tidak hanya bermanfaat secara spiritual tetapi juga sosial, demi terciptanya lingkungan pemasyarakatan yang lebih manusiawi dan penuh rasa kebersamaan