VOLI

Liga Voli Korea: Gaji Fantastis Tapi Hasil Miris, Janji Mantan Kapten Red Sparks Bangkit Lebih Keras

Liga Voli Korea: Gaji Fantastis Tapi Hasil Miris, Janji Mantan Kapten Red Sparks Bangkit Lebih Keras
Liga Voli Korea: Gaji Fantastis Tapi Hasil Miris, Janji Mantan Kapten Red Sparks Bangkit Lebih Keras

JAKARTA - Hwaseong IBK Altos, sebuah tim bola voli wanita papan atas di Korea, tengah berada dalam sorotan. Meski melakukan investasi besar selama jeda musim, tim ini harus menghadapi kenyataan pahit tersingkir dari liga bola voli musim semi selama empat musim berturut-turut. Kinerja tim yang sulit ditebak ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi rekrutmen mereka.

Pada musim 2020-2021 di bawah bimbingan pelatih Kim Woo-jae, IBK Altos berhasil mencapai peringkat ketiga. Namun sejak itu, performa tim mengalami penurunan dengan finis di peringkat bawah selama tiga musim berturut-turut: kelima pada musim 2021-2022, keenam pada musim 2022-2023, dan kembali ke peringkat kelima pada musim 2023-2024.

Salah satu faktor kunci yang dianggap menjadi penyebab penurunan performa adalah cedera yang dialami oleh pemain kuota Asia, Chen Xin Tong, yang absen menyelesaikan musim karena cedera tendon Achilles. Selain itu, performa Lee So-young, mantan kapten Daejeon JungKwanJang Red Sparks, juga mendapat sorotan tajam. Dia direkrut dengan kontrak fantastis senilai total 2,1 miliar won selama tiga tahun, dengan harapan bisa membawa perubahan signifikan.

"Awalnya, ada masa rehabilitasi selama delapan minggu. Saya pikir saya sudah cukup istirahat,” ujar pelatih Kim Ho-chul dari IBK Altos, yang dikutip dari My Daily. “Namun, anehnya, saya tidak bisa kembali ke performa semula selama rehabilitasi. Saya merasa cemas." Hal ini menyoroti masalah mental yang turut mempengaruhi performa fisik Lee.

Lee So-young, meski dibebani dengan harga transfer mencapai 700 juta won per tahun (sekitar 7,8 miliar rupiah), gagal menunjukkan performa yang diharapkan. Cedera bahu yang ia alami tepat sebelum musim dimulai membuatnya sulit bermain sebagai starter, bahkan ketika kembali bermain, kontribusinya lebih banyak di pertahanan dibandingkan serangan.

Statistik musim ini memperlihatkan kesulitan yang dihadapi Lee. Ia terlibat dalam 29 pertandingan dengan total 50 poin, tingkat keberhasilan serangan hanya 25,33 persen, dan efisiensi penerimaan 36,68 persen. Ini menjadi catatan terburuk sejak debutnya di musim 2012-2013. Lee hanya mencetak dua pertandingan dengan skor dua digit, dan dalam tiga pertandingan terakhir, rasio keberhasilannya dalam serangan tiga poin bahkan menurun drastis hingga 11 persen.

Meski menghadapi musim yang mengecewakan, baik Lee maupun pelatih Kim bertekad untuk mengubah situasi ini. "Musim ini adalah sebuah kegagalan. Namun, masih ada dua tahun lagi. Tentu saja, karena saya tidak dapat menunjukkannya musim ini, saya perlu bekerja dua kali lebih keras, atau bahkan beberapa kali lebih keras," ucap Lee sebelum musim dimulai, menandakan tekadnya untuk membayar kepercayaan yang telah diberikan padanya.

Rekan Lee di liga menyatakan, "Ketika saya frustrasi, saya bahkan berkata, 'Pukul saja. Sekalipun sakit, cobalah pukul sekali' saat latihan." Hal ini menunjukkan semangat dan kemauan keras Lee untuk kembali ke performa puncaknya meski menghadapi tantangan berat.

Ke depan, pelatih Kim Ho-chul akan terus menyertakan Lee di semua laga putaran keenam selama kondisinya memungkinkan. "Saya berencana untuk membiarkan So-young bermain di semua laga putaran 6 selama tubuhnya memungkinkan. Ini adalah kesempatan baginya untuk kembali ke form terbaiknya," ucap pelatih Kim.

Sebagai seorang pemain yang pernah mendapatkan gelar Rookie of the Year pada musim 2012-2013 dan menjadi bagian dari tim yang memenangkan treble pertama GS Caltex, Lee So-young tidak hanya ingin kembali membawa timnya ke jalur kemenangan tetapi juga meraih penghargaan individu dan triple crown seperti yang ia cita-citakan.

Meskipun hasil terakhir dari keputusan investasi besar-besaran IBK Altos belum memenuhi harapan, perjalanan Lee So-young dan timnya dalam menghadapi tantangan akan terus ditunggu. Semangat dan keinginan untuk bangkit dari kegagalan bisa menjadi kunci untuk akhirnya mencapai kemenangan yang diimpikan. Dalam dunia olahraga, tekad dan kerja keras tidak jarang membuahkan hasil yang mengejutkan dan kemenangan yang dinanti-nanti.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index