JAKARTA - Pengelolaan tambang nikel yang sebelumnya dikelola oleh PT Vale Indonesia kini menjadi fokus perhatian masyarakat Sulawesi Selatan. PT Sulsel Citra Indonesia (SCI), sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), mendapat sorotan terkait transparansi dalam menjalin kerja sama dengan pihak swasta.

Permodalan dan pengetahuan teknis yang dibutuhkan untuk menjalankan operasional tambang nikel menjadi tantangan signifikan bagi PT SCI. Oleh sebab itu, regulasi memberikan kesempatan bagi BUMD seperti PT SCI untuk bermitra dengan investor swasta. Namun, masyarakat menuntut agar proses seleksi dan kerja sama tersebut dilakukan dengan transparan dan objektif. Ini penting untuk menghindari potensi konflik kepentingan dan memastikan pertumbuhan dividen yang sehat bagi daerah.

Pemantauan publik dianggap krusial dalam memastikan tata kelola BUMD yang sehat. Andi Januar Jaury Dharwis, seorang pemerhati kebijakan publik, menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pengelolaan BUMD. Ia menyoroti bahwa UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta PP No 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan peraturan lainnya mendukung keikutsertaan publik dalam proses ini.

Andi Januar menegaskan, "Kami mendukung langkah PT SCI (Perseroda) untuk bermitra dengan swasta karena memang ada keterbatasan di tingkat daerah. Namun, prosesnya harus terbuka, akuntabel, dan melibatkan kajian independen agar tidak ada monopoli atau permainan kepentingan dalam pemilihan mitra.”

Menurutnya, pengelolaan aset negara oleh BUMD harus berorientasi pada kepentingan masyarakat luas, bukan hanya untuk memenuhi kepentingan elite bisnis tertentu. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi daerah dan menghindari timbulnya kecurigaan akan adanya kepentingan tersembunyi.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bertanggung jawab memastikan bahwa proses seleksi mitra strategis dilakukan dengan cermat. Bukan hanya untuk mematuhi regulasi yang berlaku, tetapi juga untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat. Dalam proses seleksi, baik itu pembentukan perusahaan patungan atau bentuk kerja sama lainnya, keterbukaan merupakan kunci.

Langkah yang diambil oleh PT SCI ini diharapkan menjadi contoh bagi BUMD lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Kerja sama dengan pihak swasta di sektor pertambangan seperti ini, jika dikelola dengan baik, bisa meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian lokal.

Dalam konteks pemberitaan dan SEO, penting bagi artikel ini untuk muncul di pencarian dengan memasukkan kata kunci yang relevan seperti "keterbukaan informasi publik", "kerja sama nikel", "transparansi BUMD", dan "pengelolaan tambang nikel". Dengan cara ini, informasi mengenai tuntutan transparansi dari PT SCI dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengawasan publik dalam pengelolaan sumber daya alam.

Dalam menghadapi tantangan keterbatasan sumber daya dan pengetahuan teknis, pemerintah daerah beserta PT SCI perlu menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Transparansi dalam setiap tahap pengambilan keputusan akan membantu meredam kekhawatiran publik dan memastikan bahwa manfaat ekonomi dari tambang nikel dapat dirasakan oleh masyarakat luas, bukan hanya segelintir pihak.

Dengan demikian, harapannya, tidak hanya dividen ekonomi yang bisa dicapai, tetapi juga kestabilan sosial dan politik di provinsi ini. Kepercayaan masyarakat menjadi fundamental dalam keberhasilan setiap program dan inisiatif yang diluncurkan oleh BUMD dan pemerintah daerah.

Sebagai kesimpulan, desakan untuk transparansi dan akuntabilitas dalam kerja sama antara PT SCI dan investor swasta ini menunjukkan bahwa masyarakat luas mengharapkan manajemen yang jujur dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya alam. Semoga langkah transparansi ini menjadi contoh bagi BUMD lain di seluruh Indonesia dalam menjalankan operasional mereka secara lebih bertanggung jawab.