PTPP

Proyek Pembangunan Terminal Kali Baru Tanjung Priok Capai Progress 75, Diharapkan Tingkatkan Daya Saing Pelabuhan Internasional

Proyek Pembangunan Terminal Kali Baru Tanjung Priok Capai Progress 75, Diharapkan Tingkatkan Daya Saing Pelabuhan Internasional
Proyek Pembangunan Terminal Kali Baru Tanjung Priok Capai Progress 75, Diharapkan Tingkatkan Daya Saing Pelabuhan Internasional

JAKARTA - Proyek pembangunan Terminal Kali Baru Tahap 1B di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) telah mencapai progres fisik sebesar 75%. Proyek strategis ini diharapkan dapat memperkuat peran Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pusat distribusi ekspor dan impor utama di Indonesia. Dengan nilai kontrak mencapai Rp 3,83 triliun, proyek ini diperkirakan akan mendongkrak daya saing pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut di tingkat internasional.

Meningkatkan Kapasitas Bongkar Muat dan Layanan Logistik

Pelabuhan Tanjung Priok memiliki posisi yang sangat strategis, menghubungkan Indonesia dengan pasar global. Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur pelabuhan menjadi prioritas untuk mengakomodasi lonjakan volume kargo serta meningkatkan pelayanan bongkar muat. Hal ini diungkapkan oleh Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, yang menambahkan bahwa proyek ini sangat penting untuk memperkuat konektivitas Indonesia dengan pelabuhan-pelabuhan internasional lainnya.

"Pengembangan kawasan pelabuhan ini merupakan langkah penting untuk mendukung peningkatan volume kargo dan logistik. Dengan posisi Tanjung Priok yang sangat strategis, kami berharap proyek ini dapat mempercepat proses distribusi barang baik untuk ekspor maupun impor," ungkap Joko Raharjo, Corporate Secretary PTPP, Kamis 27 Februari 2025.

Proyek Terminal Kali Baru Tahap 1B melibatkan sejumlah pekerjaan strategis yang meliputi reklamasi dan perbaikan tanah pada area Terminal Petikemas 2 (CT2), Inner Port Road, serta Reserved Area. PTPP juga mengerjakan pembangunan struktur dermaga sepanjang 800 meter untuk Terminal Petikemas 2 (CT2) dan 150 meter untuk Terminal Petikemas 3 (CT3). Selain itu, proyek ini mencakup pengerukan kolam dermaga dan pembangunan breakwater untuk menambah ketahanan pelabuhan.

Inovasi Teknologi dalam Pembangunan

Salah satu keunggulan proyek ini adalah penerapan teknologi canggih yang memastikan akurasi dan efisiensi dalam pelaksanaan. Metode Vacuum Preloading, yang digunakan untuk memperbaiki lapisan tanah lunak, menjadi salah satu solusi utama dalam memastikan stabilitas struktur dermaga. Teknologi lainnya yang digunakan adalah drone LIDAR untuk pengukuran topografi dan volume reklamasi, serta Building Information Modeling (BIM) yang mempermudah perencanaan dan pemantauan pembangunan.

"Penerapan teknologi inovatif seperti metode Vacuum Preloading, drone LIDAR, dan BIM memungkinkan kami untuk mempercepat pelaksanaan proyek sekaligus memastikan kualitas pekerjaan. Selain itu, kami juga mengutamakan prinsip green construction dengan menggunakan material hasil pengerukan sebagai bahan reklamasi dan memanfaatkan semen slag untuk memperbaiki tanah," jelas Joko Raharjo.

Salah satu pencapaian luar biasa dari proyek ini adalah penggunaan tiang pancang baja berdiameter 2 meter dan panjang 50 meter, yang merupakan tiang pancang terbesar dan terpanjang yang pernah dipasang di Indonesia. Tiang pancang ini diproduksi di Cilegon dan akan dipasang di Pelabuhan Tanjung Priok tanpa sambungan, menunjukkan komitmen PTPP untuk menerapkan teknik konstruksi mutakhir.

Dukungan dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo)

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Arif Suhartono, memberikan apresiasi terhadap kemajuan yang telah dicapai dalam proyek Terminal Kali Baru. Ia juga menekankan bahwa sinergi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek ini menjadi kunci utama untuk menyelesaikan proyek tepat waktu.

"Dengan sinergi yang kuat dan penerapan teknologi inovatif, kami yakin proyek ini akan selesai sesuai jadwal dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Kami juga berharap proyek ini akan meningkatkan daya saing Pelabuhan Tanjung Priok di kancah internasional," ujar Arif Suhartono.

Proyek pembangunan Terminal Kali Baru ini memiliki sejumlah keunikan yang menjadikannya salah satu pembangunan pelabuhan modern terbesar di Indonesia. Salah satunya adalah penggunaan material lumpur hasil pengerukan untuk membentuk area reklamasi seluas 260 hektare dan perbaikan tanah seluas 100 hektare dengan menggunakan metode Vacuum Preloading.

Pentingnya Proyek bagi Perekonomian Nasional

Keberhasilan pembangunan Terminal Kali Baru Tanjung Priok ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan pelabuhan utama yang memiliki kapasitas bongkar muat yang sangat besar. Proyek ini tidak hanya akan memberikan dampak positif pada sektor logistik dan transportasi, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Sebagai salah satu proyek infrastruktur terbesar di Indonesia, pembangunan Terminal Kali Baru Tanjung Priok merupakan langkah strategis dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan perkembangan industri logistik yang semakin pesat. Sebagai pelabuhan dengan konektivitas tinggi, Tanjung Priok diharapkan dapat mengoptimalkan perannya dalam mendukung perdagangan internasional dan mempercepat distribusi barang ke seluruh penjuru dunia.

Dengan 75% progres yang telah tercapai, PTPP dan seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini optimis bahwa pembangunan Terminal Kali Baru akan rampung tepat waktu dan siap memberikan manfaat jangka panjang bagi Indonesia, baik dalam hal efisiensi logistik maupun peningkatan daya saing global.

Tentang PT PP (Persero) Tbk.

PT PP (Persero) Tbk. adalah salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia yang telah berpengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek besar di sektor infrastruktur, properti, dan energi. Perusahaan ini terus berkomitmen untuk memberikan solusi konstruksi yang inovatif dan berkelanjutan, serta berkontribusi pada pembangunan nasional yang lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index