JAKARTA - Program Penanaman Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Tumpangsari Padi Gogo yang digagas oleh Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian telah memberikan manfaat nyata bagi para petani di Kabupaten Pandeglang, Banten. Dalam sebuah helatan besar di Desa Curuglanglang, Kecamatan Munjul, para petani setempat merayakan kesuksesan program ini dengan menggelar panen raya padi gogo.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyatakan bahwa program ini membuktikan efektivitasnya dalam membantu para petani mendapatkan keuntungan di luar komoditas sawit. “Hari ini, kita bisa melihat langsung bahwa program PSR tumpangsari padi gogo memberikan manfaat besar bagi petani,” ujar Heru di tengah acara panen yang dihadiri oleh jajaran pemerintah daerah, aparat TNI/Polri, serta para petani.
Optimalisasi Lahan untuk Peningkatan Produktivitas
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Munjul memiliki potensi besar dengan luas lahan mencapai 1.200 hektare. Produktivitas padi gogo di wilayah ini dapat mencapai 4,2 ton per hektare, menjadikannya sebuah peluang bagi peningkatan pendapatan para petani. Pada kesempatan panen kali ini, padi gogo dipanen dari lahan seluas 84 hektare.
Harga jual gabah kering panen yang mencapai Rp 6.500 per kilogram memberikan keuntungan yang substansial bagi para petani. Dengan demikian, program ini memberikan alternatif pemasukan yang signifikan sembari terus mengolah lahan sawit yang ada.
Menuju Kemandirian Petani dan Ketahanan Pangan Nasional
Heru Tri Widarto menekankan pentingnya optimalisasi program PSR tumpangsari padi gogo untuk mencapai kemandirian petani dan ketahanan pangan nasional. “Kita harus terus bergerak maju, memanfaatkan setiap potensi lahan yang ada, agar ketahanan pangan semakin kuat,” imbuhnya. Heru juga mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi demi mencapai swasembada pangan.
Inisiatif ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menekankan pentingnya inovasi pertanian demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Tanggapan Positif dari Petani Setempat
Tidak hanya dari pihak pemerintah, apresiasi juga datang dari para petani yang merasakan langsung manfaat program ini. Ketua Kelompok Tani Harapan 1, Agus Salim, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan pemerintah. “Dengan dukungan ini, kami merasa lebih dibantu dan optimis untuk terus bekerja keras memanfaatkan program ini demi meningkatkan kesejahteraan,” ungkap Agus.
Partisipasi aktif petani dalam program ini menunjukkan semangat gotong-royong dan sinergi antara pemerintah dan komunitas lokal dalam memajukan sektor pertanian di Indonesia.
Keberlanjutan Program dan Sinergi Antar Pihak
Ke depannya, Kementerian Pertanian berharap kolaborasi lintas sektoral bisa semakin erat. Heru Tri Widarto menekankan tentang pentingnya pelibatan berbagai pihak seperti pemerintah desa, aparatur keamanan, dan mitra strategis dalam mendukung setiap tahap implementasi program.
Selain itu, ada dorongan kuat untuk melakukan inovasi dan adopsi teknologi pertanian demi meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi. Pendampingan teknis mengenai pengelolaan lahan dan perawatan tanaman diharapkan mampu memberikan hasil yang optimal di masa mendatang.
Panen raya di Kabupaten Pandeglang ini menjadi bukti nyata bahwa kerja sama dan inovasi dalam sektor pertanian bisa membawa dampak positif bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. Program PSR tumpangsari padi gogo bukan hanya menjanjikan manfaat ekonomi bagi petani, tapi juga menjadikan pertanian lebih tanggap terhadap perubahan zaman dan tantangan global.
Sejalan dengan itu, pemerintah berharap semakin banyak daerah lain yang mengadopsi program serupa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya mandiri dalam pangan, tetapi juga kuat dalam menghadapi tantangan global di sektor pertanian.