KERETA API

Wanita di Tulungagung Tewas Tertabrak Kereta Api Saat Asyik Telepon di Tengah Rel

Wanita di Tulungagung Tewas Tertabrak Kereta Api Saat Asyik Telepon di Tengah Rel
Wanita di Tulungagung Tewas Tertabrak Kereta Api Saat Asyik Telepon di Tengah Rel

JAKARTA - Sebuah insiden tragis menimpa Anik Sutrianik (48), seorang warga Desa Gilang, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, saat dirinya tertabrak kereta api pada Senin pagi. Kejadian naas ini terjadi sekitar pukul 05.00 WIB di lintasan kereta api dekat tempat tinggalnya, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

Anik dikenal sebagai ibu rumah tangga yang berdedikasi dan sehari-hari melewati rel kereta api dalam aktivitas rutinnya, termasuk saat mengantar anaknya ke sekolah. Namun, pagi itu menjadi beda dari biasanya ketika ia harus kembali dari aktivitas mencari daun jeruk purut untuk kebutuhan memasaknya. Nasib berkata lain setelah Anik memutuskan untuk berjalan di tengah rel sembari berbicara via telepon.

Kronologi kejadian disampaikan oleh Ketua RT setempat, Ribut Purnomo (49). Ribut menuturkan bahwa Anik tidak menyadari kedatangan kereta api yang melaju dari arah timur ke barat saat dirinya masih asyik dengan teleponnya. "Kejadian pastinya tidak ada warga yang melihat. Tapi menurut petugas yang ada di kereta api tadi, korban teleponan di tengah rel kereta api," ujar Ribut, dikutip dari TribunJatim.com.

Lokasi rumah Anik yang berada di pinggir jalur kereta api Rejotangan-Ngunut membuat dirinya sudah akrab dengan lintasan tersebut. Sayangnya, keakraban itu tidak menjadi jaminan keselamatan ketika ketidakwaspadaan muncul. Anik yang membawa sebungkus daun jeruk purut saat itu, tidak sempat menghindar ketika kereta api mendekat.

Menurut Ribut, Anik memang sering melewati jalur itu, terutama ketika mengurus keperluan rumah tangga. "Korban ini berjalan balik sambil bawa daun jeruk purut. Dia jalan di tengah rel kereta api," tegas Ribut. Aktivitas sederhana di pagi hari itu berakhir tragis setelah Anik tertabrak dan tewas seketika di lokasi kejadian.

Insiden ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kewaspadaan dan perhatian penuh saat berada di area berbahaya. Jalur kereta api, meskipun sering dilalui, bukanlah tempat yang layak untuk melakukan aktivitas lain, apalagi menggunakan ponsel yang dapat mengalihkan konsentrasi. Kewaspadaan ekstra perlu dilakukan agar tidak ada lagi korban jiwa akibat kelalaian serupa.

Pihak kepolisian setempat pun turun tangan menyelidiki insiden ini dan mengingatkan bahwa bermain atau melakukan aktivitas di sekitar lintasan kereta api sangat berisiko. "Kami mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati dan tidak melakukan aktivitas di lintasan kereta api untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar seorang petugas yang menolak disebutkan namanya.

Kehilangan Anik menjadi pembelajaran berharga bagi seluruh warga Desa Gilang dan sekitarnya. Dengan adanya insiden ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan bahaya di sekitar mereka dan lebih waspada dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, serta mematuhi rambu-rambu keselamatan demi menghindari kejadian serupa di masa mendatang.

Masyarakat dan keluarga yang ditinggalkan merasa kehilangan dengan kepergian Anik yang mendadak. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, terutama bagi anak-anaknya yang kehilangan sosok ibu yang selalu setia mengurus keperluan sehari-hari. Kerabat dan tetangga berbondong-bondong datang untuk memberikan dukungan moril kepada keluarga yang berduka.

Dengan kejadian ini, semua pihak diharap semakin peka dalam memperhatikan keselamatan pribadi dan orang lain, serta berupaya melindungi diri dari potensi bahaya yang sering kali datang tanpa diduga. Anik Sutrianik kini menjadi simbol pengingat akan pentingnya perhatian dan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar, terutama di area berbahaya seperti lintasan kereta api.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index