JAKARTA - Desa Lung Anai, yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara, saat ini menjadi sorotan sebagai contoh sukses transformasi ekonomi berkelanjutan. Sebelumnya dikenal dengan aktivitas pertambangan, desa ini kini beralih menjadi pusat produksi kakao berkelanjutan, membuka peluang ekspor produk cokelat bernilai tinggi.
Pada Sabtu, 22 Februari 2025, sebanyak dua belas mahasiswa internasional dari tiga universitas ternama di Jepang—Kyoto Prefectural University, Mie University, dan Kyoto University—bersama perwakilan dari perusahaan kehutanan Jepang, Hayashida Junpei Shoten Co. Ltd., melakukan kunjungan ke Rumah Cokelat Lung Anai. Kunjungan ini merupakan bagian dari program International Student Exchange ke-3 yang diselenggarakan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Kolaborasi Antarnegara dalam Mempromosikan Keberlanjutan
Koordinator Program, Erwin, menekankan pentingnya program ini dalam memperkenalkan kepada mahasiswa Jepang cara mengembangkan potensi lokal secara berkelanjutan. "Ingin memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa Jepang tentang bagaimana potensi lokal dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Selain mendapatkan pengetahuan, mereka juga belajar tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat Lung Anai," ujar Erwin. Ia berharap kolaborasi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat serta pengembangan ilmu pengetahuan.
Peran PT Multi Harapan Utama dalam Transformasi Ekonomi
PT Multi Harapan Utama (MHU) telah mengambil langkah signifikan dalam mengubah ekonomi Desa Lung Anai dari ketergantungan pada pertambangan ke pertanian kakao. Sejak 2022, PT MHU secara aktif memberikan pelatihan pasca panen dan pengolahan produk cokelat kepada masyarakat desa. Muslim Gunawan, Community Development (Comdev) Superintendent PT MHU, menjelaskan bahwa tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk meningkatkan kualitas kakao yang dihasilkan masyarakat dan mengolahnya menjadi produk cokelat yang memiliki nilai jual tinggi.
"Tujuan kami agar masyarakat dapat menghasilkan kakao berkualitas tinggi dan mengolahnya menjadi produk cokelat yang bernilai jual tinggi," jelas Muslim. Selain pelatihan teknis, PT MHU juga memberikan pendampingan dalam manajemen bisnis serta strategi produksi dan pemasaran.
Rumah Cokelat Lung Anai: Pusat Pengembangan Ekonomi Desa
Rumah Cokelat Lung Anai kini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), memastikan bahwa manfaat ekonomi dari potensi lokal ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat desa. Inisiatif ini bertujuan menjadikan Desa Lung Anai sebagai desa mandiri penghasil cokelat, mengalihkan sumber pendapatan masyarakat dari pertambangan yang tak lagi beroperasi.
"Target kami adalah menjadikan Lung Anai sebagai desa mandiri penghasil cokelat satu-satunya di Kutai Kartanegara. Kami ingin masyarakat memiliki sumber pendapatan setelah tambang tidak lagi beroperasi," lanjut Muslim.
Inspirasi untuk Mahasiswa Internasional
Kunjungan mahasiswa internasional ini juga memberikan inspirasi tentang pentingnya optimalisasi potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka mempelajari bagaimana kolaborasi antara akademisi, industri, dan masyarakat dapat menjadi kunci dalam membangun ekonomi berkelanjutan di era modern.
Menurut mahasiswa yang hadir, program ini memberikan wawasan berharga mengenai penerapan teori keberlanjutan dalam praktik nyata. "Kami bisa melihat langsung, belajar, dan memahami bagaimana desa ini bertransformasi. Ini adalah contoh relevan tentang bagaimana komunitas lokal dapat mencapai kemajuan signifikan melalui kolaborasi," ujar salah satu mahasiswa Jepang yang berpartisipasi.
Menuju Ekonomi Berkelanjutan
Transformasi ekonomi Desa Lung Anai melalui produksi kakao berkelanjutan menegaskan pentingnya pendekatan terpadu antara pelatihan teknis, pemberdayaan komunitas, dan dukungan kelembagaan dalam menciptakan ekonomi yang tangguh dan adaptif. Inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal tetapi juga menjadi model inspiratif bagi daerah lain yang ingin mengikuti jejak serupa dalam pengembangan berkelanjutan.
Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk akademisi dan industri, Desa Lung Anai bersiap untuk menjadikan kakao sebagai tulang punggung ekonomi baru yang berkomitmen pada prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan. Transformasi ini tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat tetapi juga memberikan harapan baru bagi masa depan ekonomi daerah.
Kunjungan internasional seperti ini tidak hanya mempererat hubungan antarlembaga pendidikan dan industri dari dua negara tetapi juga menciptakan peluang untuk pertukaran pengetahuan lintas budaya, yang pada akhirnya memperkaya pemahaman tentang ekonomi berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam.