JAKARTA - Re-industrialisasi menjadi agenda utama Indonesia untuk memperkuat sektor industri dan menuju Indonesia Emas 2045. Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, menekankan betapa pentingnya peran insinyur, khususnya insinyur muda, dalam mewujudkan infrastruktur berkelanjutan. Hal ini disampaikannya dalam Temu Nasional 2025 Forum Insinyur Muda (FIM) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang diadakan pada Sabtu, 22 Februari 2025.
Mengusung tema “Hilirisasi Insinyur Muda untuk Mendorong Re-Industrialisasi di Semua Sektor Keinsinyuran Menuju Indonesia Emas 2045”, acara ini berfungsi sebagai platform untuk mengeksplorasi bagaimana insinyur muda bisa menjadi pendorong utama perubahan. Wamen Diana menyebutkan bahwa re-industrialisasi ini merupakan bagian dari Prioritas Nasional Asta Cita ke-5, yang berfokus pada kelanjutan hilirisasi industri. Sebelumnya, Menteri PU Dody Hanggodo juga telah menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur adalah fondasi dari pertumbuhan re-industrialisasi.
Dalam paparannya, Wamen Diana menggarisbawahi pentingnya dukungan infrastruktur yang komprehensif. “Kementerian PU tidak hanya membangun konektivitas, tetapi juga infrastruktur sumber daya air dan penyediaan air minum yang mendukung industri dan sistem logistik yang lebih efisien. Diharapkan langkah-langkah ini dapat mempercepat re-industrialisasi dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia menuju 2045,” ungkapnya.
Pemerintah menyadari bahwa pembangunan infrastruktur yang diidamkan tidak bisa dicapai dengan kerja sendiri. Oleh karena itu, kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci suksesnya. Menyadari hal ini, Wamen Diana menyerukan kerjasama yang erat antara pemerintah, akademisi dan profesional di bidang keinsinyuran. “Oleh karena itu, kami berharap PII dapat terus memberikan dukungan dan kontribusi nyata dalam menciptakan inovasi dan solusi pembangunan infrastruktur berkelanjutan,” tambahnya.
Acara tersebut juga menitikberatkan pada inovasi sebagai elemen penting dalam mencapai tujuan pembangunan. Wamen Diana berharap agar insinyur muda dapat terbengkar motivasinya untuk berpartisipasi aktif dalam membangun tanah air. “Dukungan dari PII sangat kami harapkan dalam menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung hilirisasi industri dan menjadikan sektor keinsinyuran sebagai motor utama menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Temu Nasional FIM PII 2025 ini tidak hanya berfungsi sebagai platform diskusi, tetapi juga diharapkan menjadi ajang untuk memperkuat peran insinyur muda dalam mendorong re-industrialisasi. Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan peran aktif insinyur muda, upaya menuju Indonesia Emas 2045 dinilai akan menjadi lebih cepat terwujud.
Re-industrialisasi bukan sekadar wacana; ini adalah langkah konkret yang diambil Indonesia untuk menavigasi tantangan masa depan dengan lebih baik. Dengan PII dan komunitas insinyur di Indonesia, harapan besar bagi masa depan industri yang lebih cerah dapat segera direalisasikan.