JAKARA - Program Kampus UKM yang digagas oleh Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbukti mampu membawa produk-produk lokal Indonesia ke pasar internasional. Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi pelaku UMKM melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi.
“Program Capacity Building melalui Kampus UKM ini berfokus pada peningkatan kompetensi dan kapasitas para pengusaha UMKM. Dengan tagline ‘Go Standar, Go Digital, Go Ekspor’, kami ingin memastikan bahwa produk-produk UMKM memiliki standar global dan dapat bersaing di pasar internasional,” ujar Helvi Moraza dalam acara “Anak Muda Bisa Ekspor” di Jakarta, Kamis 20 Februari 2025.
Peningkatan Standarisasi dan Digitalisasi
Kampus UKM menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti webinar, bimbingan teknis (bimtek), asistensi sertifikasi, penyusunan kertas kerja, serta studi kasus. Semua peserta program harus melewati proses kurasi guna memastikan keseriusan mereka dalam meningkatkan daya saing produk.
“Setiap peserta harus melewati kurasi ketat di awal program. Ini penting agar hanya mereka yang benar-benar berkomitmen yang mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan go global,” tambah Helvi.
Lebih lanjut, Kementerian UMKM juga berupaya memperkuat digitalisasi produk sebagai strategi penetrasi pasar global. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah mempertemukan pengusaha UMKM dengan calon pembeli (buyer) melalui program Onsite Business Matching (OBM).
Keberhasilan Program Onsite Business Matching
OBM digelar dua kali sepanjang tahun 2024. Pada tahap pertama, yang dilaksanakan September 2024, sebanyak 34 peserta UMKM bertemu dengan 9 buyer dari berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Afrika Selatan, Jerman, dan Arab Saudi. Tahap kedua, yang berlangsung pada Desember 2024, melibatkan 30 UMKM dengan 12 buyer asal Malaysia, Thailand, Filipina, Australia, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab.
“Dari OBM tahap pertama, kami berhasil mencatatkan 29 Sales Contract dengan total nilai transaksi sebesar 41.800 dolar AS. Sementara itu, OBM tahap kedua mencatatkan 24 Sales Contract dengan total transaksi 570.360 dolar AS. Sehingga total transaksi pada tahun 2024 mencapai 612.160 dolar AS atau lebih dari Rp9,79 miliar,” jelas Helvi.
Pelepasan Ekspor Perdana Produk UMKM
Sebagai bagian dari program ekspor, pada Kamis 20 Februari, Wamen UMKM Helvi Moraza secara simbolis melepas ekspor 22 produk UMKM ke Filipina.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menyatakan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Pengiriman ekspor perdana ini merupakan hasil kerja sama yang kuat antara pemerintah, pelaku UMKM, dan LPEI dalam memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah bagi pelaku usaha kecil agar bisa menembus pasar ekspor,” ujar Temmy.
Melalui berbagai inisiatif strategis ini, Kementerian UMKM optimistis dapat terus mendorong produk lokal untuk bersaing di tingkat global serta membuka peluang lebih luas bagi pelaku UMKM Indonesia di pasar internasional.