OJK

UNS Kolaborasi dengan OJK Gelar Kuliah Umum Berstandar Internasional: Mengupas Outlook Ekonomi dan Sektor Keuangan 2025

UNS Kolaborasi dengan OJK Gelar Kuliah Umum Berstandar Internasional: Mengupas Outlook Ekonomi dan Sektor Keuangan 2025
UNS Kolaborasi dengan OJK Gelar Kuliah Umum Berstandar Internasional: Mengupas Outlook Ekonomi dan Sektor Keuangan 2025

JAKARTA - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menegaskan komitmennya dalam bidang pendidikan ekonomi dengan menggelar kuliah umum bertema "Outlook Ekonomi dan Sektor Keuangan 2025". Acara yang digagas oleh UNS ini menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai mitra penyelenggara. Bertempat di Ballroom Gedung Ki Hadjar Dewantara Tower UNS, acara tersebut mendapatkan perhatian besar dari khalayak akademisi dan pelaku industri keuangan.

Anggota Dewan Komisioner OJK, Dr. Agusman, hadir untuk memberikan paparan mengenai prospek ekonomi dan sektor keuangan di tahun 2025. Dalam kuliah umum tersebut, Dr. Agusman menekankan pentingnya memahami tren ekonomi global yang dipengaruhi oleh kondisi geososial yang kompleks. "Dinamika perekonomian global tahun 2024 dimulai dari tensi geopolitik, mulai dari perang Ukraina hingga Gaza, yang menjadi faktor signifikan memengaruhi perekonomian dunia. Dengan tantangan ini, pertumbuhan 1-2% adalah suatu pencapaian luar biasa," papar Dr. Agusman.

Dr. Agusman menjelaskan bagaimana fragmentasi perdagangan internasional, hilangnya efisiensi perdagangan bebas, dan tensi politik memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi. Kebijakan internasional yang lebih menekankan pada prinsip American First dari Amerika Serikat, juga tidak luput dari pengamatan. "Karena kebijakan tersebut, situasi perdagangan internasional cenderung tidak memiliki mekanisme yang efisien. Kita menghadapi berbagai fenomena seperti hambatan perdagangan, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan nilai tukar mata uang yang signifikan," jelasnya lebih lanjut.

Kendati begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru menunjukkan potensi cerah di tengah berbagai tantangan global tersebut. Selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi stabil pada angka 5%. "Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 mencapai 5,03% dengan indikator kinerja sektor jasa keuangan yang positif. Kita memiliki peluang besar untuk terus memacu pertumbuhan ekonomi domestik," tambah Dr. Agusman optimis.

Sementara itu, penurunan tingkat pengangguran dan angka kemiskinan di Indonesia menjadi poin penting yang turut dibahas. Tingkat pengangguran terbuka berada di angka 4.91 persen, sedangkan angka kemiskinan menurun hingga 9.03 persen. Inflasi nasional terkendali di angka 1,57 persen, lebih baik dibandingkan masa pandemi Covid-19.

Rektor UNS, Prof. Hartono, juga menyoroti kerjasama strategis yang selama ini terjalin dengan OJK. Sejak 2013, UNS dan OJK telah bersinergi dalam pembelajaran, riset kolaboratif, serta aktivitas pemberdayaan masyarakat. "UNS merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia yang memiliki Pusat Unggulan Iptek dalam bidang Fintech dan Banking, yang diresmikan pada tahun 2020 dengan dukungan dari OJK," ungkap Prof. Hartono.

Prof. Hartono lebih lanjut menjelaskan bahwa Pusat Unggulan Iptek ini memainkan peran penting dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di era digital. "Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata bagi industri keuangan. Ini adalah langkah kita bersama untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia," tambahnya.

Acara ini diwarnai antusiasme dari kalangan mahasiswa dan praktisi industri yang hadir, menjadikannya forum diskusi interaktif dan saling berbagi wawasan. Diharapkan, acara ini tidak hanya memperkaya pengetahuan peserta tetapi juga mendorong tindakan nyata untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

Dengan tema dan diskusi yang relevan, kuliah umum ini menjadi salah satu upaya penting dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap dinamika ekonomi dan sektor keuangan yang terus berkembang. UNS dan OJK berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi ini demi kebaikan bersama. Dengan langkah ini, diharapkan Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga unggul dalam menghadapi persaingan ekonomi global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index