Waskita Karya

Transformasi Berkelanjutan Waskita Karya (WSKT) Lewat Strategi Komprehensif

Transformasi Berkelanjutan Waskita Karya (WSKT) Lewat Strategi Komprehensif
Transformasi Berkelanjutan Waskita Karya (WSKT) Lewat Strategi Komprehensif

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia, terus menggulirkan komitmen kuatnya dalam melaksanakan transformasi berkelanjutan. Dengan mengedepankan empat pilar utama dalam strateginya, yaitu pemulihan bisnis, organisasi dan budaya, restrukturisasi keuangan, serta digitalisasi, Waskita berupaya meraih visinya untuk menjadi pemimpin dalam pembangunan ekosistem yang berkelanjutan.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyampaikan bahwa strategi komprehensif ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan efektivitas operasional perusahaan. "Kami berkomitmen untuk menjalankan transformasi ini dengan harapan bahwa visi kita untuk menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan dapat tercapai," ujar Ermy dalam keterangan resminya di Jakarta pada Senin, 17 Februari 2025.

Pemulihan Bisnis dan Penekanan pada Nilai Kontrak Baru (NKB)

Dalam upayanya memulihkan bisnis, Waskita memfokuskan diri pada peningkatan Nilai Kontrak Baru (NKB). Melalui pembentukan Komite Manajemen Risiko, perusahaan ini secara cermat menilai risiko dan kelayakan proyek sebelum terlibat dalam berbagai tender. Hal ini sejalan dengan tujuan Waskita untuk lebih selektif dan efektif dalam mengelola proyek.

Ermy menambahkan bahwa Waskita juga berusaha meningkatkan kompetensi pegawainya, antara lain melalui pelatihan dan sertifikasi. "Peningkatan kompetensi merupakan bagian penting dari strategi kami untuk menjawab tantangan pasar di masa depan," tambahnya.

Implementasi Lean Construction dan Value Stream Booster (VSB)

Untuk lebih mengefisienkan proses konstruksi, Waskita telah mengadopsi lean construction. Metode ini memungkinkan peningkatan efisiensi dan kualitas, serta optimalisasi penyerapan stok material. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan program Value Stream Booster (VSB) untuk mendeteksi secara dini potensi penyimpangan biaya, guna meminimalkan kerugian.

Aspek lain dari transformasi ini juga melibatkan penguatan Governance, Risk, and Compliance (GRC), dengan memenuhi Roadmap Perbaikan Manajemen Risiko. Berbagai asesmen, termasuk Risk Maturity Index (RMI), telah dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi legal dan manajemen risiko berjalan optimal.

Inovasi Digital dan Teknologi Pintar

Selain itu, inovasi digital dan teknologi memainkan peran penting dalam strategi ini. Waskita mengintegrasikan Core System ERP SAP S/4 HANA dengan Building Information Modelling (BIM) dan perencanaan Last Planner System (LPS) untuk meningkatkan koordinasi dalam operasional proyek.

Perusahaan juga memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI), di antaranya melalui Waskita Intelligent Sensing System (WISENS). Teknologi ini digunakan dalam proyek seperti AI Pavement Crack Detection, yang membantu mendeteksi kerusakan jalan secara lebih cepat dan akurat, sekaligus mendukung target zero defect.

"Penggunaan AI ini memungkinkan penghitungan jumlah dan jenis kerusakan dilakukan lebih efisien, yang mendukung inspeksi dan pengawasan aset jalan tol lebih cepat hingga 40 persen," jelas Ermy.

Penguatan Teknologi Informasi dan Keamanan Siber

Pada aspek penguatan Tata Kelola Teknologi Informasi (TI), Waskita melakukan sejumlah pengembangan sistem informasi termasuk pengembangan Dashboard Management Terintegrasi. Upaya ini bertujuan untuk mendukung Internal Control Over Financial Reporting (IcoFR) dan meningkatkan keamanan data.

Dalam hal keamanan siber, Waskita bekerja sama dengan Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN) untuk mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik.

Penyehatan Keuangan dan Manuver Restrukturisasi

Fokus lain dari transformasi ini adalah penyehatan keuangan melalui restrukturisasi keuangan. Waskita telah mendapatkan persetujuan dari 22 kreditur perbankan untuk penyempurnaan Master Restructuring Agreement (MRA) 2021. Nilai outstanding terkait restrukturisasi ini mencapai Rp31,5 triliun.

Laporan keuangan kuartal III-2024 menunjukkan keberhasilan strategi ini, dengan peningkatan laba bruto sebesar 33,18 persen secara tahunan menjadi Rp1,03 triliun. Selain itu, Gross Profit Margin (GPM) mengalami peningkatan signifikan, dari 9,90 persen menjadi 15,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. EBITDA juga menunjukkan peningkatan luar biasa, melonjak 141 persen menjadi Rp609 miliar pada September 2024.

"Dengan transformasi ini, tujuan utama kami adalah mencapai keunggulan operasional secara berkesinambungan. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek dengan kualitas terbaik, tepat waktu, dan biaya yang efisien," tutup Ermy dengan optimisme

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index