Gelombang Laut Waspada: BMKG Keluarkan Peringatan

Senin, 01 September 2025 | 13:56:19 WIB
Gelombang Laut Waspada: BMKG Keluarkan Peringatan

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat, terutama nelayan dan pelaku transportasi laut, untuk mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi mencapai empat meter di sejumlah perairan Indonesia. Peringatan ini menjadi bagian dari upaya BMKG untuk meningkatkan kewaspadaan publik menghadapi kondisi laut yang tidak menentu, sekaligus mengurangi risiko kecelakaan di wilayah perairan.

Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menekankan bahwa pola angin yang bergerak secara konsisten dari berbagai arah menjadi faktor utama penyebab gelombang tinggi. Di wilayah utara Indonesia, angin bergerak dari selatan hingga barat daya dengan kecepatan 6–25 knot. Sementara itu, di perairan selatan, dominasi angin datang dari timur hingga tenggara dengan kecepatan 8–25 knot. Kecepatan angin tertinggi tercatat di beberapa titik rawan, termasuk Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, serta Selat Makassar bagian selatan. Kondisi ini secara langsung memicu gelombang dengan tinggi 1,25–2,5 meter di sejumlah perairan, termasuk Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur dan tengah, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, serta Laut Maluku.

Lebih lanjut, gelombang yang lebih tinggi, mencapai 2,5–4 meter, diperkirakan akan melanda perairan Samudra Hindia barat Aceh, barat Bengkulu, barat Lampung, barat Kepulauan Mentawai, selatan Banten, selatan Jawa, selatan Bali, selatan Nusa Tenggara Barat (NTB), dan selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). “Situasi ini perlu mendapat perhatian serius dari seluruh pihak yang berkegiatan di laut, karena potensi risiko sangat tinggi,” ujar Eko.

Peringatan BMKG ini bukan sekadar formalitas. Aktivitas pelayaran yang tidak memperhatikan kondisi gelombang dapat menimbulkan risiko serius, termasuk terganggunya operasional kapal nelayan, kapal feri, tongkang, maupun kapal kargo dan pesiar. Bahkan, gelombang tinggi dapat menimbulkan kecelakaan fatal bagi kapal kecil atau perahu tradisional. Oleh sebab itu, nelayan dan operator kapal diimbau selalu memantau informasi prakiraan cuaca maritim sebelum berangkat melaut.

BMKG juga mengingatkan masyarakat pesisir agar tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi. Bagi penduduk yang bermukim di daerah rawan ombak besar, aktivitas di tepi pantai sebaiknya diminimalkan sementara waktu. Hal ini penting untuk mengantisipasi gelombang besar yang dapat merusak fasilitas, perahu, atau bahkan menimbulkan korban jiwa.

Selain itu, Eko Prasetyo menekankan bahwa kesiapsiagaan masyarakat harus melibatkan koordinasi dengan pihak berwenang, termasuk instansi pelayaran dan pemerintah daerah. Peringatan dini ini diharapkan bisa memberi waktu bagi pihak terkait untuk menyesuaikan jadwal pelayaran dan mengatur langkah mitigasi bencana laut. Dalam kondisi cuaca ekstrem, operator pelayaran disarankan menunda keberangkatan atau memilih rute yang lebih aman untuk mengurangi risiko.

Tak hanya aspek keselamatan, gelombang tinggi juga dapat memengaruhi sektor ekonomi lokal, khususnya bagi nelayan yang mengandalkan hasil tangkapan laut. Jika perairan rawan gelombang tidak dipantau dengan baik, hasil tangkapan bisa menurun, dan distribusi logistik melalui jalur laut menjadi terganggu. Oleh sebab itu, informasi BMKG menjadi salah satu panduan penting dalam menjaga kesinambungan aktivitas ekonomi maritim.

Kondisi gelombang tinggi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya teknologi pemantauan laut yang canggih. BMKG secara rutin mengupdate data cuaca maritim dan mengeluarkan peringatan kepada publik melalui berbagai kanal resmi, termasuk media daring dan aplikasi resmi. Dengan pemanfaatan teknologi ini, masyarakat dan pelaku transportasi laut bisa merencanakan aktivitas secara lebih aman dan terukur.

Secara umum, BMKG menegaskan bahwa gelombang tinggi yang muncul akibat pola angin tersebut merupakan fenomena alam yang wajar. Namun, kesiapsiagaan menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko. Informasi dan edukasi publik terkait prakiraan cuaca maritim terus digalakkan agar masyarakat pesisir maupun operator pelayaran memiliki pemahaman yang memadai mengenai dinamika laut.

Dengan peringatan gelombang tinggi ini, BMKG berharap masyarakat, terutama yang tinggal atau bekerja di wilayah rawan gelombang, dapat bersikap proaktif. Pengawasan terhadap kapal, pengaturan waktu berlayar, serta antisipasi terhadap potensi kerusakan di pesisir menjadi langkah penting. “Kesadaran dan kewaspadaan adalah kunci untuk menghadapi gelombang tinggi. Dengan memperhatikan informasi prakiraan cuaca maritim, risiko bisa diminimalkan,” pungkas Eko.

Terkini

OJK Ingatkan, Jangan Asal Ambil Pinjaman Online

Sabtu, 06 September 2025 | 09:33:57 WIB

Cicilan Ringan, KUR BRI Jadi Solusi Modal UMKM

Sabtu, 06 September 2025 | 09:33:50 WIB

Akses KUR Syariah BSI Kini Semudah dari Genggaman

Sabtu, 06 September 2025 | 09:33:37 WIB

Modal Usaha Makin Mudah dengan KUR BCA 2025

Sabtu, 06 September 2025 | 09:33:27 WIB

BTN Catat Lonjakan KPR Lewat Bale Properti

Sabtu, 06 September 2025 | 09:32:54 WIB