JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin menerbitkan berbagai publikasi yang berfungsi sebagai rujukan penting bagi pemerintah, pelaku usaha, akademisi, maupun masyarakat umum. Data yang dirilis tidak hanya mencerminkan kondisi perekonomian terkini, tetapi juga memberikan gambaran detail mengenai perkembangan sektor-sektor strategis. Mulai dari industri manufaktur, perdagangan luar negeri, hingga peternakan, seluruh publikasi tersebut dirancang untuk menjadi bahan evaluasi sekaligus pijakan dalam pengambilan kebijakan.
Salah satu publikasi yang cukup menonjol adalah Perkembangan Indeks Produksi Industri Manufaktur 2023–2024. Laporan ini lahir dari kegiatan Survei Industri Besar Sedang Bulanan yang sebelumnya disajikan setiap tiga bulan sekali melalui Berita Resmi Statistik (BRS). Kini, publikasi tersebut disusun secara lebih terstruktur sebagai laporan kegiatan survei tahunan.
Indeks Produksi Industri Manufaktur
- Baca Juga Menjelajahi Legenda Kuliner Malam Malang
Dalam publikasi ini, BPS menyajikan data indeks dan pertumbuhan produksi industri manufaktur berskala menengah hingga besar sepanjang 2024. Metode yang digunakan adalah Tahun Dasar 2010 = 100, dengan klasifikasi mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 digit Tahun 2020.
Menariknya, KBLI yang digunakan bukan sekadar standar nasional, melainkan sudah selaras dengan standar internasional, yaitu International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) Revisi 4 Tahun 2015. Dengan demikian, data yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan kondisi industri manufaktur di berbagai negara lain.
Statistik Perdagangan Luar Negeri
Selain manufaktur, BPS juga merilis publikasi bertajuk Statistik Perdagangan Luar Negeri Bulanan Ekspor, Juni 2025. Publikasi ini menampilkan data ekspor yang dikelompokkan menurut sektor, sesuai struktur KBLI 2020.
Data yang tersedia mencakup sektor pertanian, industri pengolahan, pertambangan, serta beberapa sektor lainnya. Laporan ini juga membahas perkembangan ekspor Indonesia menurut negara tujuan, sehingga memudahkan pembaca memahami arah pasar utama komoditas nasional.
Tidak hanya itu, publikasi ekspor ini juga memberikan gambaran peranan komoditas HS 2 digit dan distribusi ekspor menurut provinsi asal barang. Dengan detail tersebut, pemerintah daerah maupun pelaku industri bisa mengetahui potensi dan kontribusi masing-masing wilayah dalam perekonomian nasional.
Pandangan Konsumen terhadap Produk Lokal
Selain laporan berbasis data statistik resmi, terdapat pula publikasi dari pihak eksternal seperti Jakpat yang menyajikan laporan berjudul Local Product Shopping Behavior in Indonesia. Isi laporan ini berupa hasil survei mengenai pandangan konsumen terhadap produk lokal Indonesia dan bagaimana produk tersebut bersaing dengan produk luar negeri.
Hasil dari laporan tersebut penting untuk memahami perilaku belanja masyarakat, khususnya dalam konteks dukungan terhadap produk dalam negeri. Temuan-temuan ini bisa menjadi acuan bagi pelaku usaha lokal untuk memperkuat daya saing produk, baik dari segi kualitas maupun pemasaran.
Statistik Perusahaan Peternakan
Bidang lain yang turut mendapatkan perhatian BPS adalah sektor peternakan. Hal ini terlihat dari publikasi Statistik Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil 2024. Laporan ini menyajikan berbagai data yang dikumpulkan melalui pendataan perusahaan peternakan.
Isi laporan mencakup profil umum perusahaan, jumlah tenaga kerja yang terlibat, populasi ternak yang diusahakan, hingga rincian biaya produksi sepanjang tahun. Data ini krusial bagi pemangku kebijakan dalam menyusun strategi ketahanan pangan, serta membantu pelaku usaha ternak dalam menilai perkembangan pasar.
Statistik Perdagangan Luar Negeri Menurut Kode SITC
Publikasi lain yang tidak kalah penting adalah Statistik Perdagangan Luar Negeri Menurut Kode SITC, 2023 dan 2024. Berbeda dengan laporan ekspor berbasis KBLI, publikasi ini menggunakan Standard International Trade Classification (SITC) Rev 4, yang disusun berdasarkan konversi Harmonized System (HS) 2022.
Data dalam publikasi ini diklasifikasikan menurut SITC 1, 2, dan 3 digit. Penyajiannya juga dirinci berdasarkan negara tujuan, negara asal barang, provinsi asal barang, serta pelabuhan bongkar. Dengan rincian tersebut, pembaca dapat melihat secara lebih detail pola perdagangan Indonesia di kancah internasional.
Menariknya, kelompok SITC yang mencatat nilai ekspor terbesar sepanjang 2024 adalah:
SITC 3: Bahan bakar mineral, pelumas, dan produk terkait lainnya.
SITC 6: Barang manufaktur yang diklasifikasikan terutama berdasarkan bahan.
SITC 7: Mesin dan peralatan transportasi.
Sementara itu, untuk impor, kelompok dengan nilai terbesar juga berasal dari kategori yang sama, menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki ketergantungan pada produk-produk energi, barang manufaktur berbahan dasar tertentu, serta mesin dan peralatan transportasi.
Pentingnya Publikasi Statistik
Rangkaian publikasi tersebut menunjukkan betapa luas cakupan data yang disediakan oleh BPS maupun lembaga lain. Mulai dari industri manufaktur, perdagangan luar negeri, perilaku konsumen, hingga sektor peternakan, semuanya menyajikan informasi detail yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.
Bagi pemerintah, data ini menjadi dasar perumusan kebijakan strategis. Bagi pelaku usaha, publikasi tersebut membantu dalam menentukan arah investasi dan strategi bisnis. Sementara bagi akademisi, laporan ini berfungsi sebagai bahan penelitian dan kajian ilmiah.
Keberadaan data yang komprehensif dan terstandar juga memberikan transparansi bagi publik, sehingga setiap pihak bisa memahami perkembangan ekonomi secara lebih objektif.
Dari berbagai publikasi yang dirilis, terlihat jelas bagaimana BPS berupaya menghadirkan data yang tidak hanya lengkap, tetapi juga relevan dengan kebutuhan zaman. Industri manufaktur, ekspor-impor, peternakan, hingga perilaku belanja masyarakat lokal, semuanya dirangkum dalam laporan yang bisa diakses secara luas.
Informasi ini menjadi bukti bahwa statistik bukan sekadar angka, melainkan fondasi penting dalam merancang strategi pembangunan dan menghadapi tantangan global.