Harga Sembako Mojokerto Naik Lagi

Senin, 28 Juli 2025 | 11:16:54 WIB
Harga Sembako Mojokerto Naik Lagi

JAKARTA - Kondisi harga kebutuhan pokok di Mojokerto kembali mengalami perubahan. Fenomena ini menjadi cerminan nyata dari bagaimana dinamika ekonomi mikro bisa berdampak langsung pada keseharian masyarakat. Dalam beberapa waktu terakhir, komoditas seperti bawang merah dan daging sapi mencatatkan kenaikan yang cukup mencolok, menandakan adanya tantangan dalam menjaga stabilitas harga pangan di tingkat lokal.

Pantauan terbaru di pasar tradisional Mojokerto mencatat bahwa harga bawang merah mengalami lonjakan. Komoditas yang merupakan salah satu bahan pokok utama rumah tangga ini kini dibanderol dengan harga Rp 42.675 per kilogram. Dibandingkan dengan pekan sebelumnya, kenaikan ini mencapai Rp 1.771 atau sekitar 4,33 persen dari harga sebelumnya yang berada di angka Rp 40.904.

Tak hanya bawang merah, daging sapi juga ikut mengalami kenaikan. Daging sapi murni saat ini dijual seharga Rp 109.090 per kilogram, naik Rp 2.232 atau 2,09 persen dari harga pekan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 106.859 per kilogram. Kenaikan ini menjadi sorotan karena daging sapi merupakan salah satu indikator penting daya beli masyarakat kelas menengah ke atas, serta menjadi salah satu komponen penting dalam inflasi bahan makanan.

Berikut ini adalah daftar lengkap harga rata-rata sembako di Mojokerto yang dihimpun dari laman resmi Disperindag Kabupaten Mojokerto:

Bramu Super: Rp 15.705/kg

Beras IR.64 Premium: Rp 14.223/kg

Beras IR.64 Medium: Rp 13.044/kg

Gula dalam negeri: Rp 16.630/kg

Minyak Bimoli: Rp 20.363/L

Minyak curah: Rp 17.958/kg

Minyakkita: Rp 17.074/kg

Daging sapi murni: Rp 109.090/kg

Daging ayam broiler: Rp 32.045/kg

Daging ayam kampung: Rp 67.606/kg

Telur ayam kampung: Rp 3.265/butir

Telur ayam ras: Rp 26.883/kg

Cabai biasa: Rp 30.865/kg

Cabai rawit: Rp 42.993/kg

Bawang merah: Rp 42.675/kg

Bawang putih: Rp 30.645/kg

Kacang hijau: Rp 22.121/kg

Kacang tanah: Rp 25.858/kg

Fluktuasi harga ini bukan semata-mata disebabkan oleh faktor lokal, namun juga merupakan hasil dari beragam faktor eksternal dan internal yang memengaruhi mekanisme pasar. Misalnya, jika terjadi peningkatan permintaan terhadap suatu komoditas tanpa diimbangi oleh peningkatan pasokan, maka harga komoditas tersebut cenderung naik. Ini adalah prinsip dasar dari hukum permintaan dan penawaran.

Selain itu, faktor cuaca juga memainkan peran penting. Perubahan musim yang ekstrem atau bencana alam dapat menghambat proses produksi pertanian. Jika pasokan terganggu akibat kondisi cuaca buruk, maka secara otomatis ketersediaan barang menurun dan harga akan terdorong naik. Fenomena ini kerap terjadi pada komoditas pertanian seperti bawang dan cabai.

Tak kalah penting adalah pengaruh kebijakan pemerintah. Misalnya, adanya pembatasan impor atau perubahan pada sistem subsidi bisa langsung mempengaruhi harga kebutuhan pokok. Pemerintah memang memiliki andil besar dalam mengendalikan harga, tetapi keputusan kebijakan yang kurang tepat atau tidak tepat waktu justru dapat menimbulkan gejolak harga yang signifikan.

Faktor lain yang turut memengaruhi harga sembako adalah biaya produksi. Kenaikan harga pupuk, bahan bakar, atau ongkos tenaga kerja bisa meningkatkan biaya produksi barang, termasuk produk pertanian dan peternakan. Peningkatan biaya ini biasanya akan dibebankan ke konsumen akhir dalam bentuk harga jual yang lebih tinggi.

Tak hanya itu, fluktuasi nilai tukar rupiah juga memengaruhi harga sembako, terutama untuk barang-barang yang sebagian bahan bakunya diimpor. Ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang asing, maka harga barang impor menjadi lebih mahal dan akan berdampak pada biaya produksi atau langsung pada harga jual barang tersebut.

Inflasi juga memiliki peranan besar. Kenaikan harga barang dan jasa secara umum akan mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok. Dalam kondisi inflasi tinggi, daya beli masyarakat bisa tergerus dan kebutuhan pokok menjadi semakin sulit dijangkau. Hal ini pada akhirnya menciptakan beban tambahan bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Distribusi barang pun menjadi elemen penting dalam menjaga stabilitas harga. Masalah dalam rantai pasok seperti kemacetan, kerusakan infrastruktur, atau pemogokan buruh angkutan dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman barang ke pasar. Jika pasokan terganggu, meskipun produksi cukup, harga tetap akan mengalami kenaikan karena distribusi tidak lancar.

Di tengah dinamika harga ini, pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan dan penyesuaian. Salah satu langkah mitigasi yang dilakukan adalah melalui Program Pangan Beras, yang menyasar puluhan ribu penerima manfaat di Mojokerto. Program ini diharapkan dapat menjadi bantalan sosial sekaligus penyeimbang daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga sembako yang tidak menentu.

Secara keseluruhan, perubahan harga sembako di Mojokerto tidak hanya mencerminkan kondisi pasar lokal, melainkan juga menjadi indikator penting dari ketahanan ekonomi masyarakat. Pemerintah dan masyarakat perlu terus bersinergi agar stabilitas harga dapat dijaga dan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi dengan harga yang wajar.

Terkini