KAI Layani 240 Juta Penumpang dalam 6 Bulan

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:01:23 WIB
KAI Layani 240 Juta Penumpang dalam 6 Bulan

JAKARTA - Kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi berbasis rel terus menunjukkan tren positif. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, mencatat bahwa selama enam bulan pertama tahun ini, mereka telah melayani lebih dari 240 juta pelanggan di seluruh Indonesia. Lonjakan jumlah penumpang ini tidak hanya mencerminkan pulihnya mobilitas publik pasca pandemi, tetapi juga menandakan bahwa layanan kereta api kini menjadi tulang punggung transportasi modern yang semakin efisien, aman, dan dapat diandalkan.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa total pelanggan KAI Group selama semester pertama mencapai 240.906.117 orang. Jumlah ini naik signifikan sebesar 8,90 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang hanya mencapai 221.206.520 pelanggan. Menurut Anne, peningkatan ini menjadi indikator penting bahwa kereta api kian dipercaya sebagai moda transportasi utama yang terintegrasi, andal, serta tepat waktu.

Salah satu pencapaian paling mencolok datang dari layanan LRT Jabodebek. Moda transportasi ini berhasil melayani 13.040.403 pelanggan, atau naik hingga 50,14 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan signifikan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi kini semakin mengandalkan LRT sebagai solusi mobilitas harian yang bebas macet dan ramah lingkungan.

Tidak hanya itu, layanan-layanan eksklusif yang dikelola oleh anak usaha KAI, yakni KAI Wisata, juga mengalami lonjakan permintaan. Layanan seperti Kereta Panoramic, Kereta Priority, dan kereta tematik seperti Nusantara, Toraja, dan Imperial, menunjukkan peningkatan pelanggan sebesar 41,38 persen, dari 70.855 menjadi 100.176 orang. Fakta ini menandakan bahwa kereta bukan sekadar alat transportasi, tetapi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup dan pilihan berwisata bagi masyarakat menengah ke atas maupun instansi pemerintah dan korporasi.

Sektor transportasi udara pun mendapatkan dukungan dari KAI melalui layanan KA Bandara. Selama semester ini, jumlah pelanggan layanan tersebut meningkat sebesar 27,29 persen, dari 2.709.305 menjadi 3.448.622 pelanggan. Layanan KA Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dan KA Srilelawangsa di Sumatera Utara menjadi penghubung vital antara pusat kota dan bandara, menyediakan moda darat yang cepat, terjangkau, dan terintegrasi bagi penumpang pesawat.

Di luar Pulau Jawa, konektivitas juga diperluas dengan kehadiran LRT Sumatera Selatan (LRT Sumsel). LRT yang menghubungkan area pemukiman, pusat perekonomian, hingga Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang ini mencatat peningkatan pelanggan sebesar 9,50 persen, dari 2.033.883 menjadi 2.227.144 orang.

Tak ketinggalan, proyek strategis nasional pertama di Sulawesi yaitu Kereta Api Makassar-Parepare juga menunjukkan tren pertumbuhan. Jumlah penumpangnya naik 8,86 persen dari 136.906 menjadi 149.035 orang. Capaian ini mengindikasikan bahwa pemerataan transportasi berbasis rel mulai menjangkau kawasan luar Jawa, yang selama ini belum tersentuh layanan kereta api secara optimal.

Sementara itu, layanan KA Jarak Jauh dan KA Lokal tetap menjadi andalan bagi masyarakat yang bepergian antarkota di Pulau Jawa dan Sumatera. Jumlah penumpangnya tercatat sebanyak 27.463.555 orang, atau meningkat 7 persen dari 25.735.107 orang pada periode yang sama tahun lalu.

Namun, porsi terbesar pelanggan tetap berasal dari KAI Commuter. Moda ini menjadi tulang punggung mobilitas harian warga di kawasan aglomerasi, khususnya Jabodetabek. Sepanjang enam bulan terakhir, KAI Commuter telah melayani 191.540.583 pelanggan, tumbuh 6,90 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 179.165.922 pelanggan. Ini menegaskan bahwa kereta komuter masih menjadi pilihan utama pekerja dan pelajar yang membutuhkan keandalan dan ketepatan waktu.

Anne Purba menambahkan bahwa salah satu faktor yang memperkuat pertumbuhan ini adalah tingkat ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan yang sangat tinggi. Ketepatan waktu keberangkatan Kereta Api Penumpang KAI selama semester ini mencapai 99,51 persen, sementara ketepatan waktu kedatangan mencapai 96,25 persen. Angka ini, menurut Anne, menjadi parameter krusial dalam menilai kinerja sistem transportasi rel di Indonesia.

“Angka ini menjadi indikator penting bahwa sistem transportasi berbasis rel milik KAI semakin profesional dan dapat diandalkan,” ujar Anne.

Dengan hasil tersebut, KAI dinilai berhasil menjawab ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi terhadap layanan publik. Penyediaan berbagai jenis layanan—dari ekonomi hingga eksekutif, dari komuter hingga wisata—mampu menjangkau berbagai segmen pasar dengan pendekatan yang lebih inklusif.

Tak hanya fokus pada volume, KAI juga terus melakukan inovasi dan transformasi layanan, termasuk peningkatan teknologi digital, sistem reservasi daring, hingga integrasi layanan pembayaran non-tunai. Semua langkah ini memperkuat posisi kereta api sebagai moda transportasi masa depan yang berkelanjutan dan berkontribusi dalam menekan emisi karbon.

Dengan tren positif yang terjadi sepanjang semester pertama ini, KAI diprediksi akan melampaui target jumlah pelanggan tahunannya. Capaian ini juga mempertegas bahwa strategi pengembangan layanan berbasis kualitas, efisiensi, dan keterjangkauan adalah kunci sukses dalam mempertahankan posisi sebagai pemimpin transportasi publik nasional.

Terkini