JAKARTA - Wamildan Tsani Panjaitan, menghadirkan gebrakan baru di maskapai nasional, Garuda Indonesia. Usai menjabat sebagai Direktur Utama sejak 15 November 2024, Wamildan yang berlatar belakang pilot dan tokoh berpengalaman di dunia penerbangan, kini menjadi pusat perhatian dengan keputusan strategisnya.
Perekrutan belasan eks karyawan Lion Air oleh Wamildan kini menjadi sorotan di dunia penerbangan. Sebanyak 14 mantan karyawan Lion Group telah resmi bergabung dengan Garuda Indonesia, mengisi posisi yang penting di CEO Office. Langkah ini dilaporkan membangkitkan polemik di internal perusahaan, memicu pro dan kontra hingga Jumat, 8 Maret 2025.
Keputusan ini, seperti dilansir Harian Kompas, menimbulkan pertanyaan terkait kisaran gaji yang diterima para pegawai baru tersebut. Mereka mendapat penawaran gaji yang bervariasi, mulai dari Rp 25 juta hingga mencapai Rp 117 juta per bulan. Langkah Wamildan ini memunculkan berbagai reaksi dari internal Garuda, mulai dari dukungan hingga penolakan.
Wamildan Tsani Panjaitan, sosok yang lahir di Wamena, Papua pada 4 Januari 1981, membawa segudang pengalaman di bidang penerbangan baik militer maupun sipil. Mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara, Magelang, dan kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Udara (AAU) dengan jurusan Teknik Elektro, Wamildan mengawali karirnya sebagai anggota TNI Angkatan Udara. Berkarir sebagai pilot di Skadron Udara 5 Intai Strategis dan instruktur, Wamildan memutuskan pensiun dini pada tahun 2013 dan beralih ke dunia penerbangan komersial bergabung dengan Lion Group.
Sebagai pemimpin yang visioner, Wamildan dikenal memiliki pendekatan unik dalam manajemen, "Saya percaya bahwa untuk membawa sebuah perusahaan menuju kesuksesan, penting untuk memiliki tim yang solid dan berkemampuan tinggi. Dengan mendatangkan karyawan berpengalaman, saya yakin akan ada perbaikan signifikan dalam kinerja Garuda," ujarnya menjelaskan latar belakang keputusan revolusionernya ini.
Pengalaman internasional yang dimilikinya, seperti pelatihan di Singapura, Australia, dan Amerika Serikat, menambah kepercayaan diri Wamildan dalam mengambil keputusan strategis bagi Garuda. Ketika berada di Lion Air, Wamildan membuktikan kepemimpinannya dengan reputasi yang bersinar hingga akhirnya dipercaya menjadi pelaksana tugas direktur utama sebelum akhirnya mengemban posisi penting di Garuda.
Keputusan Wamildan untuk merekrut karyawan dari Lion Air bukan langkah tanpa risiko. Reaksi dari para karyawan Garuda beragam. Beberapa pihak melihat langkah ini sebagai usaha yang nekat namun cerdas untuk memperkuat posisi Garuda di pasar penerbangan yang kompetitif. Namun, tidak sedikit pula yang mempertanyakan transparansi dan implikasi jangka panjang dari kebijakan tersebut.
Seorang analis penerbangan yang enggan disebutkan namanya menilai, "Langkah ini mungkin bagian dari strategi jangka panjang Wamildan untuk mentransformasi Garuda ke arah yang lebih profitable. Namun, semua itu tetap membutuhkan analisa dan manajemen risiko yang matang."
Transformasi dalam struktur organisasi Garuda menyiratkan adanya upaya untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di pasar penerbangan domestik dan internasional. Dengan berbekal pengalaman selama bertahun-tahun, Wamildan diprediksi akan terus melakukan inovasi-inovasi yang berani demi kemajuan Garuda Indonesia.
Pergantian kepemimpinan, terlebih dengan langkah berani seperti ini, memberi sinyal positif dari segi visi ke depan namun masih menyisakan tantangan terkait penyesuaian internal. Apakah langkah brilian Wamildan ini akan mengantarkan Garuda menuju babak baru yang lebih cerah? Hanya waktu yang akan menjawab langkah berani dari direktur utama yang telah memetakan strategi dinamis untuk perusahaan penerbangan kebanggaan Indonesia ini.
Artikel ini juga dapat diakses lebih lanjut untuk mengikuti perkembangan terbaru dari langkah-langkah Wamildan Tsani Panjaitan dalam membawa Garuda Indonesia ke dalam dinamika persaingan industri penerbangan global yang terus berkembang.