Sepekan Pasca Kenaikan Rating JP Morgan, Saham BNI (BBNI) Melesat di Tengah Kompetisi BankBank Besar

Senin, 10 Maret 2025 | 09:54:31 WIB
Sepekan Pasca Kenaikan Rating JP Morgan, Saham BNI (BBNI) Melesat di Tengah Kompetisi BankBank Besar

JAKARTA - Kinerja saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) yang dikenal dengan kode saham BBNI memperoleh dorongan signifikan sejak JP Morgan meningkatkan peringkatnya dari “Neutral” ke “Overweight.” Langkah ini membuat BBNI menjadi satu-satunya saham bank besar yang mencatatkan pertumbuhan positif tahun ini (year to date/ytd). Mengacu pada data dari perdagangan awal Maret 2025, BBNI melonjak 12,7% dalam pekan pertama bulan ini, khususnya tanggal 3-7 Maret, setelah peringkatnya dinaikkan pada 2 Maret 2025. Kenaikan ini membuat BBNI menonjol di tengah tren penurunan di antara jaringan perbankan besar lainnya di Indonesia.

Menurut JP Morgan, peningkatan peringkat ini didorong oleh kombinasi faktor teknis dan fundamental yang menunjukkan potensi kenaikan BBNI di masa mendatang. Bukhari Lubis, seorang analis pasar saham mengatakan, "Valuasinya yang kompetitif bersama beragam langkah digitalisasi mampu menciptakan daya tarik tersendiri bagi investor." Selain itu, JP Morgan menilai, meskipun sebagian harga saham bank BUMN lainnya mengalami koreksi, saham BBNI menawarkan valuasi yang lebih menarik dengan rasio Price-to-Book Value (PBV) sebesar 0,9x, lebih rendah daripada beberapa bank besar lainnya.

Sepanjang tahun ini, saham BBNI meningkat 4,4% ytd, sementara saham Bank Mandiri (BMRI) tercatat menyusut 15,1% ytd, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melemah 6,6% ytd, dan Bank Central Asia (BBCA) turun 7,8% ytd. Dengan demikian, BBNI melambungkan performanya, bahkan melampaui pencapaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya tumbuh 5,8% pada pekan penutupan tanggal 7 Maret 2025, dibandingkan kenaikan saham BBNI yang mencapai 12,7% dalam kurun waktu yang sama.

Faktor Penentu Peningkatan Rating BBNI

Laporan riset oleh analis JP Morgan, dipublikasikan oleh Harsh Wardhan Modi bersama rekan-rekannya pada 2 Maret, menyebutkan bahwa ada tiga faktor kunci yang memotivasi peningkatan rating ini. Pertama, valuasi yang menarik di tengah koreksi pasar. Kedua, penguatan fundamental dengan ekspektasi laba yang kini lebih defensif, meminimalisasi tekanan penurunan lebih lanjut. Terakhir, potensi pemulihan jangka menengah yang diperkuat oleh kebijakan makroekonomi Indonesia yang menjanjikan pertumbuhan GDP yang stabil.

Menurut JP Morgan, BBNI telah menunjukkan kemajuan dalam hal kualitas aset, ditandai dengan perbaikan rasio non-performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR). Mereka mengapresiasi langkah transformasi yang dilakukan oleh BBNI guna meningkatkan efisiensi operasional dan biaya kredit dalam jangka panjang.

Meski tantangan likuiditas tetap menjadi sorotan, JP Morgan percaya bahwa kondisi makroekonomi yang solid akan menyediakan landasan bagi pemulihan struktural sektor perbankan. "Meski risiko-risiko tetap ada, seperti tekanan biaya dana dan volatilitas harga jangka pendek, potensi pertumbuhan BBNI masih sangat menarik, terutama bagi investor yang mencari saham undervalued," kata modi.

Strategi BBNI yang memikat perhatian JP Morgan meliputi penguatan struktur pendanaan melalui inisiatif digital seperti platform wondr. Langkah ini, menurut JP Morgan, dapat mendongkrak margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) dan return on equity (RoE) dalam jangka panjang. Peningkatan rating menjadi “Overweight” oleh JP Morgan mencerminkan optimisme kuat terhadap potensi saham ini untuk berkembang di masa depan.

Kinerja Keuangan BBNI

Menambah sisi positif, BNI baru saja mempublikasikan laporan keuangannya untuk Januari 2025, yang mencatat kenaikan laba tahunan tertinggi di antara kompetitornya sebesar 9,7% (year on year/YoY) hingga mencapai Rp1,6 triliun. Pertumbuhan ini dipicu oleh peningkatan 10,3% YoY pada kredit dan peningkatan pendapatan bunga bersih dari Rp3,12 triliun menjadi Rp3,17 triliun.

Dengan pertumbuhan kredit yang didukung oleh segmen korporasi dan konsumer berisiko rendah, BBNI mempertahankan biaya kredit pada sekitar 1%. Dengan dukungan dari JP Morgan dan kinerja keuangan yang solid, perhatian kini tertuju pada langkah selanjutnya dari BBNI. "Kita menunggu bagaimana BBNI berhasil memanfaatkan momentum positif ini untuk memperkuat kinerjanya di pasar," ujar Lubis, merefleksikan sentimen optimisme terhadap bank pelat merah ini di kalangan investor.

Apakah tren positif ini akan bertahan dan menginspirasi kenaikan lebih lanjut dalam saham bank besar lainnya? Hanya waktulah yang dapat menjawab. Namun, dengan performa solid yang didukung oleh strategi bisnis yang efektif, peluang bagi BBNI tampak cerah.

Terkini