JAKARTA - Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual, dalam sesi Mini Studio bertajuk "Market Outlook 2025: Trump Effect, Potensi Dagang, dan Peluang Indonesia" di acara BCA Expoversary 2025, menyatakan bahwa sejumlah sektor berpotensi menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Sejumlah sektor seperti properti, transportasi, logistik, makanan, minuman, hingga kemasan diproyeksikan akan terdorong kebijakan pemerintah, sehingga dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional," ujar David Sumual.
David memproyeksikan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran 4,8% - 5% pada 2025, didorong oleh kebijakan pemerintah dan pertumbuhan jumlah penduduk produktif yang mencapai rata-rata 3% per tahun. "Karakteristik ekonomi Indonesia adalah consumer driven economy. Semakin banyak jumlah penduduk dapat mendorong peningkatan konsumsi, dan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi," tambah David.
Sementara itu, Head of Research BCA Sekuritas, Andre Benas, optimis terhadap pasar modal. Dia memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat rebound ke level 7.000-an, di kisaran 7.200 - 7.700. "Kalau ditanya sektornya pasti ya kalau kita ekspektasi pertumbuhan yang paling bagus saat ini masih didorong oleh financial services, yaitu bank," papar Andre Benas.
Melalui analisis dan pandangan ini, Davud Sumual dan Andre Benas mengharapkan perbaikan daya beli masyarakat dengan masuknya foreign direct investment (FDI) ke sektor-sektor berdaya serap tenaga kerja tinggi, terutama manufaktur, bisa terwujud demi memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.