JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menyatakan kesiapan untuk bersinergi dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Hal ini menandai langkah strategis baru yang diambil oleh PTPP untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.*
PT PP (Persero) Tbk, salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia, akan bekerja sama dengan BPI Danantara yang baru saja diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin 24 Februari 2025. Menurut Joko Raharjo, Sekretaris Perusahaan PTPP, BPI Danantara adalah elemen vital dalam upaya membangun ekosistem ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan di Indonesia.
"Kehadiran BPI Danantara merupakan komitmen nyata pemerintah dalam mengoptimalkan pengelolaan aset negara, mempercepat hilirisasi industri, serta memperkuat ketahanan pangan nasional," ujar Joko dalam keterangan resminya. "Dengan konsolidasi kekuatan ekonomi nasional, Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan global sekaligus merealisasikan visi Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, PTPP siap berkomitmen dan bersinergi," lanjutnya.
BPI Danantara sendiri merupakan badan baru yang dibentuk melalui revisi ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR pada 4 Februari 2025. Badan ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi ekonomi yang dimiliki oleh BUMN melalui pengelolaan aset senilai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.000 triliun.
Presiden Prabowo dalam peluncurannya menyampaikan kepercayaan penuh bahwa BPI Danantara akan memainkan peran kunci dalam memperkuat dan melepaskan potensi ekonomi Indonesia. "Danantara bukan sekadar entitas bisnis, tetapi juga pilar utama dalam membangun ekosistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan," tegas Joko.
Pada tahap awal, BPI Danantara telah menyiapkan investasi sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 326 triliun guna membiayai sekitar 20 proyek strategis. Investasi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor yang memiliki dampak tinggi terhadap perekonomian, termasuk infrastruktur, energi, dan teknologi.
PTPP sendiri juga menjadikan kesempatan ini sebagai momentum untuk memperluas portofolio proyeknya. Di awal tahun, PTPP telah mencatatkan kontrak baru senilai Rp 1,25 triliun pada Januari 2025. Dengan bergabung dalam inisiatif BPI Danantara, perusahaan ini berharap untuk mendapatkan lebih banyak proyek strategis untuk dikembangkan.
Selain itu, salah satu proyek terbaru PTPP adalah pembangunan Rumah Sakit Adhyaksa di Jambi dengan nilai kontrak sebesar Rp 255,5 miliar. Proyek ini menunjukkan komitmen PTPP dalam memberikan kontribusi nyata di sektor kesehatan, yang sejalan dengan program percepatan pembangunan infrastruktur yang sedang digalakkan pemerintah.
Dengan adanya BPI Danantara, industri-industri strategis di Indonesia, termasuk konstruksi, diharapkan dapat bergerak lebih cepat dan terarah. Hal ini sejalan dengan ambisi pemerintah untuk mencapai kemandirian ekonomi dan menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Sinergi antara PTPP dan BPI Danantara adalah bentuk nyata dari kerja sama yang saling menguntungkan, di mana kedua belah pihak bekerja bersama untuk mencapai visi yang lebih besar,” tutup Joko.
Dengan berbagai langkah strategis ini, PTPP bersama BPI Danantara optimis dapat menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang secara maksimal demi meraih visi Indonesia Emas 2045. Rangkaian inisiatif yang dirancang di bawah naungan BPI Danantara diharapkan tidak hanya memperkokoh posisi Indonesia di kancah ekonomi global tetapi juga memberi dampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.