Jakarta - Saham PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS) kembali menjadi sorotan pelaku pasar setelah salah satu investor utama, Robby Adijaya, secara signifikan menambah porsi kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut. Pada tanggal 24 Februari 2025, Robby memborong sebanyak 47.107.700 lembar saham dengan harga Rp50 per lembar. Transaksi ini totalnya mencapai Rp2,4 miliar.
Langkah strategis Robby di pasar saham ini mengundang tanya di kalangan analis dan investor lainnya, terutama melihat penurunan harga saham WOWS sebesar 2,44% baru-baru ini. Meski demikian, pembelian besar yang dilakukan Robby menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap prospek perusahaan di masa depan. "Tujuan transaksi ini untuk investasi dengan status kepemilikan saham secara langsung," ungkap Jimmy Hidayat, Direktur Utama WOWS, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pembelian saham dalam jumlah besar ini menjadikan kepemilikan saham Robby di WOWS meningkat signifikan menjadi 214.877.800 lembar, yang setara dengan 8,68% dari total saham beredar. Sebelum transaksi ini, ia sudah memegang 167.770.100 lembar saham atau sekitar 6,78%.
Banyak pihak berspekulasi bahwa langkah investasi Robby ini tidak hanya semata-mata untuk akumulasi saham, tetapi bagian dari strategi panjang dalam mendukung pertumbuhan perusahaan atau melihat potensi keuntungan jangka panjang. Sementara itu, dalam berbagai analisis, saham WOWS selalu diwarnai dengan volatilitas yang cukup tinggi sehingga memberikan peluang bagi investor yang berani mengambil risiko.
Pasar saham melihat aksi Robby ini sebagai peluang emas yang mungkin berkaitan dengan perkembangan strategi perusahaan di sektor energi yang selalu fluktuatif. Sektor ini dikenal penuh tantangan namun juga menawarkan peluang besar seiring dengan kebutuhan energi yang terus meningkat. Di tengah gejolak harga minyak dunia dan perubahan kebijakan energi global, investasi dalam sektor ini, terutama di emiten yang sudah mapan seperti WOWS, dianggap bisa memberikan imbal hasil yang menarik.
Pergerakan saham WOWS dalam beberapa minggu terakhir menjadi topik hangat di kalangan investor. Meskipun mengalami penurunan harga, langkah pembelian massive dari seorang figur seperti Robby dapat memberikan dampak psikologis positif, tidak hanya bagi harga saham tetapi juga bagi kepercayaan investor. Reaksi domino ini diharapkan mampu membawa kenaikan nilai saham yang didorong oleh pemahaman bahwa investor besar meningkatkan kepemilikannya sebagai sinyal positif.
Bagi para investor ritel, informasi mengenai penambahan saham oleh investor kakap sering kali dijadikan acuan mengenai prospek saham di masa depan. Hal ini disebabkan karena investor besar biasanya memiliki akses kepada informasi internal yang lebih mendalam terkait dengan rencana dan kinerja perusahaan. Maka, pemilik saham seperti Robby yang meningkatkan investasinya dianggap memberikan sinyal bahwa prospek jangka panjang perusahaan masih cerah.
Namun, perlu diingat bahwa setiap investasi di pasar saham selalu diiringi dengan risiko, dan keputusan investasi harus didasarkan pada riset yang menyeluruh dan pemahaman yang baik terhadap dinamika pasar. Mengingat volatilitas pasar saham dan faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, strategi kebijakan pemerintah, serta tekanan geopolitik, investor harus tetap waspada dan mampu menyusun strategi yang adaptif.
"Langkah Robby akan menjadi tolok ukur bagi investor lain yang mungkin sedang menimbang keputusan untuk meningkatkan atau mengurangi eksposur mereka di sektor energi," kata Arif Kurniawan, seorang analis pasar modal dari PT Investindo Mandiri. "Namun, kita harus menunggu dan melihat seberapa strategis langkah ini ketika dihubungkan dengan perkembangan sektor energi secara umum."
Dengan langkah berani Robby Adijaya di pasar saham, banyak pihak akan menantikan apakah langkah tersebut terbukti tepat dan dapat memberikan keuntungan signifikan di masa depan. Keberanian dan kejelian dalam investasi seperti ini sering kali menjadi pembelajaran dan motivasi bagi investor lain untuk mengambil keputusan yang cerdas dalam dunia investasi.