JAKARTA - Harga pangan di Indonesia mengalami fluktuasi signifikan pada perdagangan hari ini, Senin 24 Februari. Data terbaru dari Panel Harga Pangan pada laman Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyoroti terjadinya lonjakan harga cabai rawit dan cabai merah, sementara harga minyak goreng turun.
Data yang diambil pada pagi hari ini, pukul 10.00 WIB, menunjukkan dari 12 komoditas yang dipantau, tujuh mengalami kenaikan harga, termasuk cabai rawit merah yang menjadi komoditas dengan kenaikan harga tertinggi. Harga cabai rawit merah mengalami lonjakan 8,88% atau Rp6.152/kg, sehingga mencapai Rp75.441/kg dari harga sebelumnya Rp69.289/kg pada Jumat 21 Februari. Sementara itu, harga cabai merah keriting naik 4,94% atau Rp2.468/kg, menjadi Rp52.465/kg dari Rp49.997/kg.
Tidak hanya cabai, kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah, yang meningkat 2,02% atau Rp713/kg menjadi Rp35.968/kg dari Rp35.355/kg. Harga daging pun turut naik, dengan daging ayam ras meningkat 1,66% atau Rp596/kg menjadi Rp36.559/kg, dan harga daging sapi naik 1,06% atau Rp1.430/kg menjadi Rp135.871/kg.
Harga beberapa komoditas lain seperti cabai merah besar dan telur ayam ras juga mengalami kenaikan. Harga cabai merah besar meningkat 0,99% atau Rp501/kg menjadi Rp51.082/kg, sedangkan telur ayam ras naik 0,56% atau Rp167/kg menjadi Rp29.807/kg.
Sebaliknya, sejumlah bahan pangan mengalami penurunan harga. Harga bawang putih turun 0,12% atau Rp52/kg menjadi Rp42.868/kg. Beras premium mengalami sedikit penurunan 0,15% atau Rp23/kg menjadi Rp15.482/kg, dan beras medium turun 0,83% atau Rp114/kg menjadi Rp13.555/kg. Perubahan harga ini diiringi oleh penurunan harga gula pasir 0,53% atau Rp98/kg menjadi Rp18.275/kg.
Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah penurunan harga minyak goreng. Harga minyak goreng terpantau turun 1,21% atau Rp247/kg, sehingga menjadi Rp20.215/kg dari harga sebelumnya Rp20.462/kg.
Menurut keterangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, meski terjadi fluktuasi harga dalam negeri, posisi Indonesia dalam ketahanan pangan masih aman. "Saat ini, ketahanan pangan di Indonesia masih terjaga dengan baik, berbeda dengan beberapa negara yang mengalami krisis pangan seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina," ujar Menteri Andi Amran Sulaiman, dilansir dari Bisnis.com.
Beliau menekankan perlunya percepatan program swasembada beras serta peningkatan cadangan pangan nasional sebagai langkah antisipasi atas ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim dan ketidakstabilan distribusi. "Situasi darurat pangan yang melanda beberapa negara harus menjadi alarm bagi kita untuk bertindak lebih cepat," tambahnya.
Harga pangan yang fluktuatif sering kali terkait dengan berbagai faktor, mulai dari cuaca, distribusi, hingga dampak global seperti perubahan iklim. Penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk selalu memantau dan menstabilkan harga, agar tidak terjadi gejolak yang merugikan masyarakat.
Sebagai catatan, data harga pangan ini dihimpun dari 36 provinsi dan diperbarui setiap pukul 10.00 WIB, dengan finalisasi data dilakukan pukul 13.00 WIB setiap harinya. Monitoring dan penyesuaian harga pangan terus dilakukan untuk memastikan kestabilan pasokan dan keterjangkauan bagi masyarakat.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan yang dapat memperburuk kondisi pasar. Pemerintah menjamin ketersediaan pangan tetap terjaga, meski terjadi fluktuasi harga. Perlu dicatat bahwa koordinasi lintas sektor menjadi kunci dalam menangani gejolak harga ini, sekaligus menambah keharmonisan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.