JAKARTA - Dalam playoff Liga Champions 2025, tiga klub Serie A harus menelan pil pahit usai tersingkir dari kompetisi bergengsi tersebut. Setelah AC Milan dan Atalanta lebih dulu terdepak pada Rabu 19 Februari, giliran Juventus yang mengalami nasib serupa pada Kamis 20 Februari, kala berhadapan dengan PSV Eindhoven.
Juventus Takluk di Eindhoven
Bianconeri, julukan Juventus, harus mengakui keunggulan PSV setelah kalah dengan skor 1-3 di leg kedua yang digelar di Stadion Philips, Eindhoven. Hasil tersebut membuat Juventus kalah agregat 3-4, sehingga harus memberi jalan bagi PSV melangkah ke babak 16 besar. Hasil ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Juventus sebelumnya menang 2-1 di leg pertama yang berlangsung di Turin.
"Kadang-kadang kami menguasai permainan, di lain waktu mereka lebih unggul. Kami tahu bahwa PSV akan menyerang, tetapi kami tidak mampu melakukan hal-hal yang kami butuhkan sepanjang pertandingan," ucap pelatih Juventus, Thiago Motta, kepada Sky Sport Italia.
Perjalanan Menyakitkan bagi Serie A
Kekalahan Juventus melengkapi catatan buruk wakil Serie A di babak playoff Liga Champions tahun ini. Sebelumnya, AC Milan harus angkat koper setelah ditekuk oleh Feyenoord, sementara Atalanta tidak mampu membendung kekuatan Club Brugge. Keberhasilan PSV menggugurkan Juventus menjadi momen bersejarah bagi klub asal Belanda tersebut, yang belum pernah memenangi pertandingan sistem gugur Liga Champions sejak mengalahkan Arsenal pada 2006/2007.
Kini, harapan Serie A untuk bersinar di kompetisi paling elite Eropa tersebut sepenuhnya berada di tangan Inter Milan, satu-satunya wakil Serie A yang lolos otomatis ke babak 16 besar.
Sejarah Kelam Liga Champions bagi Serie A
Situasi ini menciptakan skenario menyedihkan kala untuk ketiga kalinya dalam sejarah Liga Champions, Serie A hanya menyisakan satu perwakilan di babak 16 besar, setelah pernah dialami oleh Juventus pada musim 2014/2015 dan AC Milan pada 2013/2014.
Juventus sendiri memiliki catatan positif sebelum peristiwa ini, di mana mereka tidak pernah tereliminasi setelah memenangkan leg pertama dalam kompetisi ini. Namun kali ini, PSV yang tampil penuh determinasi mampu melampaui raksasa Turin tersebut.
Drama Pertandingan di Philips Stadion
Berlaga di markas PSV, Juventus tampil kurang greget meski sempat menahan skor 1-1 hingga menit ke-63, berkat gol penyama dari Timothy Weah. Namun, dua gol lanjutan dari PSV melalui Ismael Salibari dan Ryan Flamingo di babak tambahan waktu, memastikan kemenangan tuan rumah.
"Kami tahu PSV adalah tim berkualitas yang menekan dan menyerang, tetapi kami sangat menderita di sini," ujar Motta merespons kekalahan pahit tersebut.
Pergantian Pemain Menjadi Sorotan
Pelatih Juventus, Thiago Motta, menjadi sorotan atas keputusan pergantian pemain yang dinilai kontroversial. Renato Veiga harus meninggalkan lapangan karena cedera setelah hanya bermain 11 menit, digantikan oleh Andrea Cambiaso. Perubahan posisi juga terjadi dengan Lloyd Kelly yang bergeser menjadi bek tengah.
“Koop demam kemarin jadi dia minta ditarik keluar. Kami memindahkan Andrea ke lini tengah bersama Khephren, tetapi kemudian Cambiaso juga harus ditarik keluar karena dia sudah lama absen dan merasa tidak enak badan. Ketiga pergantian pemain itu terpaksa dilakukan," ungkap Motta.
Harapan di Tangan Inter Milan
Kini, Serie A harus menggantungkan harapan pada Inter Milan yang lolos otomatis ke babak 16 besar. Kesuksesan Inter akan menjadi sinar di tengah kegelapan bagi sepak bola Italia yang saat ini tertinggal dalam perburuan trofi Liga Champions musim 2025.
Sekarang, fokus Juventus dan dua tim lainnya, AC Milan serta Atalanta, tentu beralih ke kompetisi domestik, sembari berharap memperbaiki performa untuk musim mendatang. Sementara itu, PSV melanjutkan mimpi mereka di Liga Champions pasca kemenangan bersejarah ini.