Investasi Energi Bersih China Mendekati Skala Investasi Bahan Bakar Fosil Global

Rabu, 19 Februari 2025 | 11:04:36 WIB
Investasi Energi Bersih China Mendekati Skala Investasi Bahan Bakar Fosil Global

JAKARTA – China kini berada pada garis depan revolusi energi bersih, dengan mengalokasikan investasi sebesar 6,8 triliun yuan, setara dengan sekitar US$940 miliar sepanjang tahun 2024. Angka ini hampir menyamai total investasi global di bahan bakar fosil yang mencapai US$1,12 triliun, sebagaimana dilaporkan oleh analisis terbaru dari Carbon Brief.

Menurut laporan dari organisasi riset berbasis di Inggris ini, lonjakan investasi tersebut meskipun mengalami perlambatan dari 40% pada 2023 menjadi hanya 7% pada 2024 dikarenakan adanya fenomena kelebihan kapasitas. “China telah menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam meningkatkan investasi dalam sektor energi bersih, dan ini merupakan langkah besar menuju transisi energi global,” ujar salah satu peneliti dari Carbon Brief.

Lebih dari separuh alokasi investasi China disokong oleh industri kendaraan listrik, baterai, serta tenaga surya yang tengah berkembang pesat. Studi yang dilakukan oleh Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) di Helsinki menunjukkan bahwa sektor energi bersih menyumbang 10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) China pada 2024, meningkat dari 9% tahun sebelumnya. Ini menandakan bahwa meskipun pertumbuhan sektor energi bersih melambat, kontribusinya terhadap perekonomian masih signifikan.

Namun, meskipun industri energi bersih di China tumbuh tiga kali lipat lebih cepat dibandingkan perekonomian secara keseluruhan, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi justru turun menjadi 26% dari total PDB tahunan, jika dibandingkan dengan 40% pada 2023. Perlambatan ini disebabkan oleh menurunnya laju ekspansi sektor tersebut.

Beberapa kategori industri energi bersih yang menjadi fokus analisis termasuk kendaraan listrik dan baterai, manufaktur serta pembangkit listrik terbarukan, perkeretaapian, jaringan listrik, penyimpanan energi, dan efisiensi energi. Penurunan kontribusi terhadap PDB juga dipicu oleh deflasi dan penurunan harga peralatan energi terbarukan seperti panel surya dan baterai. Menariknya, kondisi ini justru mempercepat adopsi energi terbarukan di kalangan pelaku industri.

Industri kendaraan listrik muncul sebagai penyumbang terbesar terhadap PDB, dengan 3 triliun yuan berasal dari produksi kendaraan listrik dan hibrida, serta 1,4 triliun yuan dari investasi dalam pembangunan fasilitas manufaktur. Di samping itu, pembangunan infrastruktur pengisian daya juga memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 122 miliar yuan.

Mengikuti sektor kendaraan listrik, sektor tenaga surya memberikan sumbangan sebesar 2,8 triliun yuan, termasuk 1 triliun yuan yang dialokasikan untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya. Meskipun demikian, investasi dalam manufaktur panel surya mengalami penurunan hingga 779 miliar yuan karena harga panel surya China yang jatuh ke titik terendah dalam sejarah.

Ekspor komponen dan pembangkit listrik dari energi terbarukan masing-masing menyumbang 607 miliar yuan dan 386 miliar yuan. Dengan arus investasi yang tetap kuat, para peneliti memperkirakan bahwa sektor energi bersih di China akan terus mengalami peningkatan pesat hingga tahun 2025, yang merupakan tahun terakhir dari rencana lima tahunan saat ini.

“Ke depan, penting bagi China untuk menetapkan target yang lebih ambisius dalam rencana 2026-2030 untuk mempertahankan momentum pertumbuhan sektor energi bersih,” lanjut peneliti tersebut. Dengan potensi yang besar dan dukungan investasi yang masif, transisi menuju energi terbarukan di China ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya global mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Terkini