Bank Emas Tingkatkan Likuiditas Ekonomi, Percepatan Pembangunan Tol Antisipasi Mudik Lebaran 2025

Rabu, 19 Februari 2025 | 10:47:00 WIB
Bank Emas Tingkatkan Likuiditas Ekonomi, Percepatan Pembangunan Tol Antisipasi Mudik Lebaran 2025

JAKARTA - Pada Selasa, 18 Februari 2025, sejumlah peristiwa ekonomi penting menjadi sorotan, termasuk peningkatan likuiditas melalui bank emas dan percepatan pembangunan tol fungsional untuk mengurai kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini.

Dalam upaya meningkatkan likuiditas dan stabilitas ekonomi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti peran signifikan bank emas di tengah krisis ekonomi global. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, mengutarakan potensi besar emas dalam membantu stabilisasi ekonomi. "Potensi emas dalam negeri ini dapat dimobilisasi ke dalam sistem keuangan untuk dimonetisasi melalui usaha bulion," ujar Agusman di Jakarta, Selasa. Langkah ini diyakini bisa menjembatani keseimbangan antara pasokan dan permintaan emas dalam negeri sehingga perekonomian lebih stabil.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil diyakini akan mendorong aktivitas ekonomi lainnya, terutama di sektor-sektor strategis seperti infrastruktur. Sejalan dengan itu, upaya percepatan pembangunan tol fungsional menjadi kebutuhan mendesak menjelang musim mudik Lebaran 2025. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan bahwa kementeriannya berupaya keras mengatasi potensi kemacetan dengan memperpanjang ruas tol fungsional hingga sekitar 58 km. “Pemerintah memprioritaskan penyelesaian ruas tol di wilayah strategis seperti Palembang dan Yogyakarta untuk memastikan kelancaran arus mudik tahun ini,” kata Dody seusai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Salah satu batu loncatan dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan juga datang dari sektor pertambangan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Undang-Undang Mineral dan Batu Bara memberikan peluang bagi organisasi kemasyarakatan agama dan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mengelola lahan batu bara di luar lahan eks Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B). "Dengan undang-undang ini maka ruang untuk organisasi keagamaan tidak hanya terbatas pada PKP2B, tetapi juga terbuka untuk di luar eks-PKP2B," ungkap Bahlil setelah rapat paripurna DPR di Jakarta.

Dari sektor pertambangan, PT Freeport Indonesia (PTFI) berkomitmen untuk memulai ekspor konsentrat tembaga sebanyak 1,3 juta ton, dengan nilai diperkirakan mencapai 5 miliar dolar AS. Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyatakan pihaknya tengah menunggu izin resmi dari pemerintah untuk memulai ekspor tersebut. "Kami siap mendukung perekonomian nasional melalui ekspor ini, dan sedang menantikan izin resmi dari pemerintah," kata Tony seusai menghadiri Indonesia Data and Economic (IDE) Katadata 2025 di Jakarta.

Di domain pengelolaan aset negara, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen BUMN untuk turut serta dalam menjaga aset sitaan Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi PT Duta Palma Group. "Kementerian BUMN akan selalu bersinergi dengan Kejaksaan Agung, termasuk dalam pemulihan aset nasional," ujar Erick usai rapat koordinasi dengan Jaksa Agung di Jakarta.

Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi aset negara tetapi juga memastikan bahwa perekonomian nasional tidak terganggu oleh tindakan korupsi. Dengan demikian, keseluruhan upaya dari berbagai sektor ini diharapkan dapat menopang perekonomian Indonesia secara keseluruhan, menjamin stabilitas, dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif.

Apabila langkah-langkah strategis ini dapat diimplementasikan dengan baik, Indonesia akan berada pada posisi yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi global, terutama di saat meningkatnya ketidakpastian ekonomi di tingkat internasional. Keberhasilan dalam menjalankan perekonomian nasional harus didukung oleh berbagai kebijakan terstruktur dan kolaborasi antara pemerintah serta sektor swasta. Dengan melihat potensi besar dari bank emas, percepatan pembangunan infrastruktur, dan manajemen sumber daya yang efektif, optimisme untuk pertumbuhan berkelanjutan tetap terjaga.

Terkini