JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengumumkan kabar penting terkait rencana langkah korporasi yang diharapkan dapat memperkuat performa sahamnya di lantai bursa. Bank Mandiri menganggarkan dana sebesar Rp1,17 triliun guna melakukan aksi pembelian kembali saham atau dikenal sebagai buyback. Langkah ini mengisyaratkan komitmen bank pelat merah ini untuk menjaga stabilitas harga saham sekaligus meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kinerja perusahaan.
Rencana buyback ini direncanakan untuk dilaksanakan setelah mendapat lampu hijau dari para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang dijadwalkan pada 25 Maret 2025. Apabila proposal ini diiyakan, Bank Mandiri memiliki waktu hingga satu tahun pasca persetujuan untuk mengeksekusi aksi korporasi tersebut. Buyback merupakan strategi umum yang sering dilakukan perusahaan untuk mendorong nilai saham dengan mengurangi jumlah saham beredar di pasar.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menjelaskan bahwa sumber pendanaan untuk buyback ini akan berasal dari optimalisasi kas perusahaan. Dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan pada hari Minggu 16 Februari , Ashidiq menyatakan, "Langkah ini merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara kondisi pasar dan fundamental perusahaan, serta menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan dalam mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan."
Bank Mandiri juga optimis bahwa inisiatif ini akan membawa dampak positif terhadap saham perusahaan, dengan proyeksi peningkatan laba per saham sebesar 1,46%, dari Rp597,7 menjadi Rp599,13 pasca pelaksanaan buyback.
Tak hanya itu, Ashidiq juga mengungkapkan bahwa saham yang dibeli kembali atau treasury stock akan dialokasikan untuk program kepemilikan saham bagi karyawan serta direksi dan komisaris perusahaan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan dan loyalitas karyawan dalam mendukung dan menjaga kinerja perusahaan.
Di tengah pengumuman ini, saham BMRI menunjukkan pergerakan positif di bursa. Hingga penutupan perdagangan sesi pertama pada hari Senin 17 Februari, saham Bank Mandiri tercatat mengalami kenaikan 5,37% dan diperdagangkan pada level Rp5.400 per saham. Meski begitu, jika dilihat sejak awal tahun 2025 (year-to-date), saham BMRI mengalami penurunan sebesar 8,3%, dari Rp5,850 per saham yang tercatat pada awal perdagangan 2 Januari 2025.
Menanggapi fluktuasi saham tersebut, beberapa analis pasar modal melihat langkah buyback ini sebagai upaya krusial dalam merespons tantangan pasar saat ini. Buyback dapat menjadi sinyal kepercayaan diri dari manajemen perusahaan terhadap undervaluation sahamnya dan prospek bisnis ke depan.
Sementara itu, di kalangan investor dan pelaku pasar saham, aksi buyback Bank Mandiri mendapat perhatian cukup besar. Ada yang melihat ini sebagai peluang strategis, sementara lainnya lebih berhati-hati, menunggu hasil dari persetujuan pemegang saham serta dampak riil setelah buyback dilaksanakan.
Dengan demikian, semua mata kini tertuju pada rapat umum pemegang saham mendatang, yang akan menjadi penentu apakah rencana buyback ini dapat berjalan sesuai rencana. Melalui aksi ini, Bank Mandiri berupaya menegaskan posisi mereka sebagai salah satu pemain utama di industri perbankan Indonesia, serta menjaga kepercayaan para pemegang saham dalam mendukung pertumbuhan dan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang.
Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan di IDNFinancials.com, seperti juga pengungkapan lebih lanjut dan rekomendasi mengenai saham BMRI yang dapat menjadi pertimbangan bagi para investor dalam menyusun portofolio mereka.